Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Meditasi Jalan, Bukan Asal Berjalan tapi juga dengan Kesadaran

24 April 2022   06:07 Diperbarui: 24 April 2022   06:25 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mettasik, fendy, dokpri

Hidup ibarat sebuah perjalanan, dari kecil belajar berdiri, lalu berjalan. Dan sampai sekarang sudah dewasa pun berjalan kaki menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari saya. Saya yakin semua pembaca juga mengalaminya.

Banyak aktivitas yang melibatkan berjalan kaki, seperti dari tempat parkir menuju kantor, menuju pasar, menuju sekolah. Bahkan di dalam rumah pun akvitias berjalan kaki sering saya lakukan.

Saking seringnya aktivitas berjalan digunakan, sampai ada yang membuat penemuan pengisian baterai dengan memanfaatkan energi gerak dari aktivitas berjalan. (Baca di sini). 

Hmm... menarik juga jika aktivitas berjalan ini bisa digunakan untuk mengisi ulang energi batin.

Manusia terdiri dari batin dan jasmani. Agar supaya jasmani bisa berfungsi dengan baik, maka ia membutuhkan asupan energi yang cukup. Baik melalui makanan, udara, dan lingkungan yang sehat, atau dari metabolisme tubuh sendiri yang menghasilkan energi.

Begitu pula dengan batin, bekerjanya kesadaran, ingatan, perasaan, dan bentuk-bentuk mental perlu ditopang dengan energi yang cukup. Karena seiring bertambahnya usia, semakin banyak urusan yang dihadapi. Seluruh kondisi yang berasal dari begitu banyaknya peran yang dijalani. Baik sebagai anak, menantu, orang tua, karyawan, pengusaha, pengurus organisasi, dan lain-lain.

Belum lagi lingkungan yang dihadapi, kehidupan yang berisik seperti di jalan raya "tit... tot...tit...tot" bunyi klakson di mana-mana. Di perkantoran yang banyak hiruk pikuk berkas-berkas kerja, hiruk pikuk di pasar, hiruk pikuk di media sosial. Semuanya menuntut energi batin yang cukup untuk mengikuti tanpa tergelincir dalam kondisi batin yang negatif (stress, depresi, frustasi, dan sejenisnya).

Dalam beberapa kesempatan saya mengikuti retreat meditasi, salah satu yang dipelajari adalah meditasi jalan. Saya mempelajari bahwa meditasi jalan ini bisa berguna untuk menguatkan batin menghadapi berbagai hiruk pikuk kehidupan.

Meditasi jalan masih dianggap tidak lazim oleh beberapa orang, karena meditasi itu sendiri biasanya berasosiasi dengan duduk tenang, tak bergerak, dalam suasana hening.

Tapi, dengan meditasi jalan kita dapat melatih konsentrasi kita dalam sebuah aktivitas dinamis. Atau sebuah keadaan yang membuat kita sangat mudah terdistraksi. Lihatlah, seberapa mudahnya kita kehilangan perhatian pada saat tubuh kita sedang bergerak.

Jadi, meditasi jalan adalah melatih perhatian penuh kita pada saat kondisi sedang bergerak. Ketika perhatian dan hidup saat ini semakin terlatih, maka ia tidak akan mengembara ke sana ke mari. Dengan demikian maka banyak energi yang bisa dihemat.

Cara melakukan meditasi jalan adalah memusatkan perhatian pada gerak-gerik jasmani saat berjalan kaki. Ada beberapa tahapan yang dilatih:

  1. Menyadari saat kaki kanan bergerak. Lalu menyadari saat kaki kiri bergerak. Begitu seterusnya.
  2. Menyadari saat kaki kanan diangkat, didorong ke depan, dan bergerak turun. Lalu menyadari saat kaki kiri diangkat, didorong ke depan, dan bergerak turun. begitu seterusnya.

Latihan nomor satu bisa dilakukan kapan saja, seiring dengan aktivitas keseharian kita.

Sedangkan untuk latihan nomor 2, sebaiknya dilakukan di tempat yang mendukung, seperti di tempat retreat atau di rumah yang tenang. Karena bagi yang belum terbiasa, latihan nomor 2 ini memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi, Gerakan yang dilakukan pun akan lebih lambat.

Jika ingin berlatih meditasi jalan, maka saya lebih menyarankan mengikuti retreat mediasi. Karena pada awal-awal latihan perlu lingkungan yang kondusif agar pikiran yang masih belum terlatih tidak mudah terganggu.

Di tempat retreat, lingkungannya sudah diatur sedemikian rupa, sehingga peserta sebagian besar waktunya bisa dipakai untuk berlatih meditasi. Upaya yang dilakukan secara berkesinambungan akan mengurangi peluang pikiran berkeliaran.

Harus diperhatikan, pada saat proses meditasi jalan ini, terdapat 2 jenis gangguan:

Pertama, gangguan yang berasal dari pikiran yang mengembara akibat kesadaran yang lemah. Baik ke masa depan atau masa lalu. Ada cara yang digunakan untuk membantu konsentrasi. Buatlah catatan dalam batin. Misalkan:

  1. Untuk tahapan nomor satu, harap mencatat "kanan, kiri, kanan, kiri" dan seterusnya
  2. Untuk tahapan nomor dua, harap mencatat "angkat, maju, turun, angkat, maju, turun" dan seterusnya

Kedua, gangguan yang berasal dari perhatian yang tidak terfokus karena pemandangan di sekeliling. Cara menangani gangguan ini, adalah dengan memusatkan penglihatan pada arah depan bawah saat berlatih meditasi jalan.

Tujuan dari meditasi jalan adalah untuk melatih batin melihat fenomena perubahan yang mewakili kehidupan ini. Dengan demikian, kebijaksanaan akan berkembang dengan menyadari bahwa semua yang terbentuk, akan berubah dan berakhir (anicca).

Selain itu, kemelekatan terhadap masa lalu, juga akan semakin terkikis. Seperti misalnya: Dulu saya seperti ini..., dulu saya merasakan ini..., dulu orang ini menyakiti saya..., seandainya dulu saya..., dan berbagai ingatan yang muncul, mau yang baik ataupun yang buruk.

Begitu juga dengan kemelekatan terhadap masa depan.  Seperti misalnya: saya besok akan ...., bulan depan dia akan ...., tahun depan .... dan seterusnya.

Dengan meditasi jalan yang telah terlatih, maka kita akan diuntungkan dalam menghadapi kegiatan-kegiatan yang dinamis dalam keseharian kita. Kesadaran terhadap setiap kegiatan menjadi lebih baik.

Dengan kesadaran yang lebih baik, maka kita akan lebih waspada terhadap sekeliling. Juga mampu meningkatkan kemampuan dalam menghindari bahaya atau menangkap peluang yang muncul.

Contohnya saat membawa kendaraan. Dengan perhatian yang terlatih, maka kita akan mengurangi kemungkinan terhindar dari celaka, terhindar dari salah jalan, terhindar dari terjebak kemacetan, dan sejenisnya.

Di sisi lain, dengan berkurangnya kemelekatan terhadap konsep-konsep yang ada, maka kemampuan berpikir yang kreatif akan meningkat. Pikiran tidak akan terkontaminasi dengan sampah kotoran batin, seperti kekhwatiran, ketakutan, dan sejenisnya.

Jadi, tunggu apa lagi. Mulailah belajar bermeditasi jalan. Kalau pun belum bisa mengusainya pada kesempatan pertama atau kedua, setidaknya berjalan kaki akan membuat tubuh lebih sehat. Otot semakin terlatih, dan sirkulasi darah akan semakin lancar.

Anda harus tahu bahwa banyak orang-orang terkenal yang memiliki kebiasaan berjalan kaki. Mereka adalah Warren Buffet, Mark Zuckerberg, dan juga almarhum Steve Jobs.

Bahkan Steve Jobs telah mengakui jika berjalan kaki dapat membantunya untuk berpikir lebih kreatif. (baca di sini)

Hmmm... Saya penasaran, apakah Steve Jobs berjalan kaki dengan berkesadaran penuh? Mungkin juga iya, sebabnya ia tidak pernah berjalan kaki sambil membaca medsos.

Benarkah demikian? Entahlah. Tapi, kreatifitas akan muncul dari pikiran yang penuh konsentrasi, bukan membaca gossip di dunia maya.

Semoga tulisan ini cukup bermanfaat untuk menggerakkan kita untuk berjalan kaki. Tapi, sekali lagi bukan asal jalan kaki, tapi berjalan kaki dengan penuh kesadaran. Jarak tempuh bukan masalah, selama perhatian selalu terasah. Tubuh menjadi kuat, batin akan lebih sehat.

**

Jakarta, 24 April 2022
Penulis: Fendy untuk Grup Penulis Mettasik

mettasik, fendy, dokpri
mettasik, fendy, dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun