Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dear Single Moms, Jadilah Kartini Hebat buat Putra-Putrimu

21 April 2022   05:21 Diperbarui: 21 April 2022   05:29 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Single Moms, Jadilah Kartini Hebat Bagi Putra-Putrimu (gambar: news.gallup.com, diolah pribadi)

"Ah, apalah pekerjaan atau profesi saya ini". Kerap kali kita mendengar ucapan seperti itu. Entah hanya untuk sekedar basa-basi atau benar-benar merasa pekerjaannya tidak bernilai.

Sebetulnya profesi apa yang bermakna? Semua tergantung bagaimana kita menjalaninya.

Coba kita simak kisah ini:

Diana adalah ibu muda dengan seorang anak berusia 5 tahun. Ia adalah orang tua tunggal, menjadi tulang punggung keluarga. Untuk hidupnya ia mengajar sebagai seorang guru.

Siapa yang dapat menduga, di usianya yang belum genap 40 tahun ia terkena stroke. Betapa panik, pagi itu tiba-tiba stroke datang menyerang. Untung ia masih dapat memberikan isyarat pada mama untuk menghubungi agen asuransinya. Ia dan putrinya ikut tinggal dengan mamanya setelah ia bercerai.

Agen asuransi, sebutlah bernama Lia, segera membawa Diana ke rumah sakit. Lia tulus membantu, demi kelancaran penanganan pasien. Masalah administrasi di IGD pun diselesaikannya. Melakukan apa yang dikerjakannya dengan suka cita dan perasaan bahagia. Bukan karena kewajiban atau keterpaksaan.

Diana amat sangat terpukul dengan kondisinya. Terbaring lemah, tidak berdaya. Ekstremitas kanannya lumpuh total. Bicara pun tak mampu, hanya dapat mengeluarkan suara yang tidak jelas.

Dunia terasa runtuh. Bagaimana mungkin ia dapat mengajar dengan kondisi fisik seperti ini? Bagaimana dengan kehidupan anaknya kelak? Stres yang maha dahsyat, dialaminya saat itu. Ia hanya dapat menangis dan menangis, dengan kehidupan yang amat suram di dalam bayangnya. Segalanya tidak terduga, penyakit datang begitu saja

Segera setelah ia menerima kondisinya, semangat mulai bangkit. Ia jalani masa perawatan juga dengan latihan fisik yang melelahkan. Mama selalu setia mendampinginya dengan penuh kasih.

Diluar dugaan pula, pemulihan berlangsung begitu cepat. Dalam waktu tiga bulan, ia mulai dapat berjalan dan bicara. Dengan mata berkaca-kaca, ada rasa haru dan terima kasih pada Lia yang sudah banyak membantunya. Ia pun bercerita tentang pertemuannya dengan Lia.

Suatu hari jauh sebelum sakit, Diana sedang naik taksi. Sang sopir ternyata adalah seorang wanita, yang juga orang tua tunggal. Sembari menjual minuman dan air mineral, botol minuman ia susun di balik kursi taksinya. Rupanya ia pun seorang agen asuransi, ia memberikan kartu namanya pada Diana.

Sekian lama terlalu berlalu. Syahdan, suatu hari Diana sedang ke rumah duka. Sahabatnya bercerita, almarhum suaminya terbantu dengan asuransi. Sontak Diana teringat akan kartu nama Lia. Esok harinya dia hubungi Lia dan mulai ikut program asuransi.

Bayangkan bagaimana jika Diana tidak berjumpa dengan agen yang sebaik Lia. Bagaimana jika saat itu, ia tidak tertangani sesegera mungkin. Kita tahu, pemulihan stroke sangat ditentukan oleh kecepatan penanganan disaat awal kejadian. Di saat fase akut stroke. Ada golden period untuk dapat diberikan obat tertentu.

Memang tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Karma baik Diana berjumpa dengan Lia, agen yang penuh tanggung jawab, peduli dan cekatan. Lia pun sedang menimbun karma baik dengan apa yang dilakukannya. Mereka berdua sama-sama orang tua tunggal, yang gigih dan penuh semangat.

Sekarang Diana sudah aktif mengajar kembali. Ia tampak cantik dan ceria dengan berat badan idealnya. Sampah kesedihan di hari lalu menjadi bunga kebahagian di hari lain. Lia pun sudah tidak lagi menjadi sopir taksi, ia sudah sibuk dengan pekerjaan asuransinya.

Jika pekerjaan atau profesi kita sudah dalam jalur "usaha benar". Jangan pernah ragu atau meremehkannya. Asal kita mau melakukannya dengan sepenuh hati dan rasa tanggung jawab. Berusaha menolong, menolong, dan menolong. Pasti akan bermanfaat dan membantu orang banyak.

Wahai para ibu, orang tua tunggal. Ayo bangkit dan semangatlah, alih-alih terus kecewa, apalagi memaki. Lebih baik berterima kasihlah pada para mantan. Gara-gara mereka tinggalkan, anda dapat menjadi setangguh seperti saat ini.

Jadilah Kartini-Kartini hebat untuk putra-putrimu.

**

Jakarta, 21 April 2022
Penulis: Metta Yani untuk Grup Penulis Mettasik

metta yani, mettasik, dokpri
metta yani, mettasik, dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun