Awan hitam, awan putih
Kau membuat ku iri hati
Bahagia mu saling kejar mengejar,
Canda ria yaa.... Ajak aku dong
Kamu kan ada diatas, tentu dekat..
Dekat pada tempatnya memuja
Untuk orang memohon dan berdoa.
Kalau aku tahu cara dekat denganNya
Kan kutanyakan siapa yang layak di hormat.
Ya didunia ini, dimana asal diri ku.
Pelangi, oh pelangi
Indah sekali warna warnimu
Jangan kau tolak hasrat ku berjumpa
Buatkan garis pelangi jadi tanggaku
Untuk aku mendapat pengetahuan
Kalau ku tahu siapa sesungguhNya
Yang layak kuhormat dan kupuja
Tempat ku beranjali dan bernamaskara
Dengan tiada ragu apalagi bimbang
Kalau ku tahu
Sejak dahulu leluhur tempat mohon,
Pada Ayah Ibunya lah yang utama,
Selalu teringat peluh, lelah hingga luka
Mencari nafkah
Menjaga dan membesarkan putra putri nya tumbuh besar dan pandai.
Tuk melanjutkan terpeliharanya keturunan.
Sesungguhnya apalagi guna hayal dan imajinasi lain
Selain memuliakan para leluhur, menghormati ayah ibu, yang sungguh
Layak, pantas dan mulia
Kalau kutahu tuguh kemuliaan manusia
Ketika Budi bakti, adalah wajib
Moral tak dilalaikan
Sesungguhnya apa guna timbul keraguan
Tepis semua rayuan gombal penista iman
Kalau kutahu, bahagia tetap di jalur lurus tanpa dosa,
Siap mencintai leluhur, keluarga dalam persatuan persaudaraan.
Sesungguhnya bertemunya nurani,
Di Alam Semesta tempat terbaik bersatu, tanpa konflik.
**
Tangerang, 12 April 2022
Edy Sudirman untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H