Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teori Persinyalan, Apakah Relevan dalam Keseharian?

11 April 2022   05:54 Diperbarui: 11 April 2022   06:06 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teori Persinyalan, apakah relevan dalam keseharian? (gambar: moneycontrol.com, diolah pribadi)

Perusahaan sebelum menyampaikan informasi, mengolah sedemikian rupa sehingga penerima informasi tidak salah tafsir. Bukan berarti melakukan daya upaya untuk membohongi publik. Hal ini dilakukan semata-mata agar perusahaan dapat berbenah dan memperbaiki kekurangan.

Jika memahami teori persinyalan, tentu saja akan selalu melihat kembali gambaran diri. Harus selalu melakukan evaluasi dan refleksi diri. Bagaimana perilaku kehidupan sehari-hari, sinyal seperti apa yang diterima masyarakat? Sudahkah melakukan sesuatu sebelum melangkah? Sejauh apa sumbangsih kita terhadap keluarga dan masyarakat?

Ada baiknya kembali melihat kutipan dari Dhammapada syair 54 yang isinya sebagai berikut:

Harumnya bunga, tidak dapat melawan arah angin.
Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati.
Tetapi harumnya kebajikan, dapat melawan arah angin;
harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru.

Sinyal yang sangat baik, kalau kita melakukan kebaikan. Kebaikan akan memberikan informasi positif ke seluruh penjuru. Bukan dengan maksud untuk memanipulasi, tetapi sebuah langkah bijaksana sebelum melangkah pikir dahulu.

Demikianlah sinyal mana yang mau kita kirimkan! Sinyal dengan hasil positif atau sinyal dengan hasil negatif. Pilihan ada ditangan kita masing-masing.

**

Jakarta, 11 April 2020
Penulis: Suhendra untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, suhendra
dokpri, mettasik, suhendra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun