Perusahaan sebelum menyampaikan informasi, mengolah sedemikian rupa sehingga penerima informasi tidak salah tafsir. Bukan berarti melakukan daya upaya untuk membohongi publik. Hal ini dilakukan semata-mata agar perusahaan dapat berbenah dan memperbaiki kekurangan.
Jika memahami teori persinyalan, tentu saja akan selalu melihat kembali gambaran diri. Harus selalu melakukan evaluasi dan refleksi diri. Bagaimana perilaku kehidupan sehari-hari, sinyal seperti apa yang diterima masyarakat? Sudahkah melakukan sesuatu sebelum melangkah? Sejauh apa sumbangsih kita terhadap keluarga dan masyarakat?
Ada baiknya kembali melihat kutipan dari Dhammapada syair 54 yang isinya sebagai berikut:
Harumnya bunga, tidak dapat melawan arah angin.
Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati.
Tetapi harumnya kebajikan, dapat melawan arah angin;
harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru.
Sinyal yang sangat baik, kalau kita melakukan kebaikan. Kebaikan akan memberikan informasi positif ke seluruh penjuru. Bukan dengan maksud untuk memanipulasi, tetapi sebuah langkah bijaksana sebelum melangkah pikir dahulu.
Demikianlah sinyal mana yang mau kita kirimkan! Sinyal dengan hasil positif atau sinyal dengan hasil negatif. Pilihan ada ditangan kita masing-masing.
**
Jakarta, 11 April 2020
Penulis: Suhendra untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H