Pengembangan diri. Ahhh, itu yang saya mau!
Terkadang seseorang mengatakan kepada diri sendiri, saya mau deh menjadi lebih baik, lebih pintar, kepingin kurus seperti artis.
Apakah dengan demikian, seseorang bisa berubah serta merta menjadi diri yang diinginkan. Bisa jadi iya, namun tidak semua bisa dilakukan dengan instan.
Zaman sekarang serba instan. Mie Instan, bubur instan, sambel instan, kok jadi kepengin makan ya... Bisa-bisa ga bakal kurus seperti artis sinetron.
Dalam melakukan pengembangan diri ke arah yang lebih baik, seyogyanya kita mengawalinya dengan memperhatikan kegiatan atau aktivitas yang kita lakukan.
Apakah sudah sesuai jalur yang diharapkan untuk mengarah yang lebih baik?
Berkaitan dengan hal ini, dianjurkan untuk melihat ke dalam diri sendiri, mengenali batin, dan juga potensi.
Setiap orang mempunyai potensi dan bakat yang berbeda. Janganlah membandingkannya dengan orang lain. Berfokuslah kepada diri sendiri, maka pengembangan diri yang didapat akan lebih maksimal.
Pengembangan diri bisa dilakukan dengan banyak cara: mengikuti seminar, workshop, training, pendidikan, dan lain sebagainya.
Tentu, semua dari pengembangan diri itu penting. Namun ada hal yang jauh lebih penting. Dan ini berkaitan dengan tema judul artikel ini: Pengembangan diri dalam kehidupan spiritual.
Apa saja yang dapat dilakukan dari sisi spiritual? Banyak! Bersyukur, berdoa, zikir, mengunjungi panti jompo, meditasi, dan ratusan cara lainnya.
Tujuan dari pengembangan spiritual adalah meningkatkan kesadaran, sekaligus menjadikan hidup ini lebih damai dan Bahagia.
Wahh kalau soal Bahagia, pasti semua orang mau. Siapa yang mau hidup bahagia?
Selamat kepada Anda yang menjawab "iya," meskipun dalam hati saja. Karena dengan membaca tulisan Bahagia saja, berarti Anda sudah memprogram diri untuk menjadi Bahagia.
Secepat itukah diri kita bisa langsung Bahagia?
Nah, mari kita gali lebih dalam arti Kebahagiaan di balik makna spiritual. Dalam hal ini, saya ingin mengulik Meditasi dan hubungannya dengan kebahagiaan.
Benar sih, berlatih Meditasi itu memang gampang-gampang susah.
Susah karena memerlukan kedisiplinan, kewaspadaan, keteguhan hati, semangat, dan kemauan yang kuat untuk bisa rutin berlatih.
Lebih susah lagi, jika Anda hanya ikut-ikutan. Hanya sekadar tutup mata, tarik napas, dan selanjutnya bengong.
Lebih susah-susah-susah lagi, jika Anda bermeditasi dengan "gaya upahan." Bermeditasi agar bebas dari utang, bermeditasi agar jadi sakti, atau bermeditasi biar si doi yang menjengkelkan bisa lenyap seketika. Aduh...
Tapi, semuanya akan menjadi mudah ketika Anda sudah dapat memahami makna dari Meditasi yang sesungguhnya. Anda akan berlatih dengan sendirinya tanpa harus disuruh.
Meditasi itu adalah mengelolah pikiran kita untuk hidup di saat ini.
Dalam Dhammapada 1, Sang Buddha mengatakan:
Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk.
Melatih meditasi itu adalah melatih pikiran. Tujuannya agar kita bisa lebih fokus. Pikiran yang sudah terlatih akan mengarahkan kita menuju pengembangan diri yang lebih baik.
Meditasi membawa kepada kesadaran yang lebih kuat. Ketika kesadaran dalam diri sudah kuat, pengembangan diri dalam hal spiritual akan meningkat, dan merangsang Anda untuk melakukan hal-hal positif dan bermanfaat.
Pengembangan diri dalam kehidupan spiritual akan berkaitan langsung dengan hal lainnya. Seperti pengembangan bakat, potensi diri, kehidupan sosial, kesehatan pastinya akan meningkat juga seiring berjalannya waktu.
Mari teman-teman, kita tingkatkan kehidupan ini dengan pengembangan kehidupan spiritual. Dengan demikian, niscaya kita akan bisa lebih menghargai kedamaian dan menikmati kebahagiaan.
**
Jakarta, 02 April 2022
Penulis: Yuliana untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H