Tiba-tiba Lulu mangut-mangut. Ia teringat cerita yang dibacakan Ibunya, Kebahagiaan dan kekecewaan adalah pilihan. Pikiran adalah nakhoda dalam segala tindakan.
Senyum merekah, Lulu mendekati Sisi. Aku ada ide. "Ayo, kamu ikut aku! Tempat kami tinggal banyak cangkang kosong yang ditinggalkan oleh siput-siput almarhum."
"Ibuku pasti senang bila cangkang-cangkang kosong dapat bermanfaat bagi sesama. Aku pun akan katakan kepadanya; Aku sudah menemukan kebahagiaanku dengan ikut berdana."
"Oh ya, kalau masih ada keluarga kelomang lainnya yang membutuhkannya, kita bisa mengajaknya sekalian." usul Lulu antusias.
"Silakan memilih dan menempati rumah baru sesuai kebutuhan, Si! Aku turut berbahagia (bermuditta cita) kalau kamu bahagia."
Baca juga:Â Puisi tentang kebahagiaan.
Sucikan pikiran agar hidup menjadi bermakna dan berbahagia.
**
Jakarta, 12 Maret 2022
Penulis: Iing Felicia untuk Grup Penulis Mettasik