Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terkuak, Rahasia Meditasi yang Jarang Terungkap

9 Maret 2022   05:28 Diperbarui: 9 Maret 2022   05:35 1957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terkuak! Rahasia Meditasi yang Jarang Terungkap. (diolah pribadi, sumber: castleconolly.com)

Jika anda pernah mengikuti retreat meditasi, mungkin pernah bertanya atau mendengar konsultasi peserta dengan instruktur, anda akan mendengar jawaban yang sama: "Amati saja".

Ketika peserta meditasi merasakan kaki yang sakit luar biasa, gelisah, kesal, kesemutan, merasa badan panas, kepala sakit, terbang, melayang, seperti dimakan raksasa, bertemu malaikat, bertemu dengan dewa dan segala macam sensasi lainnya, ketika ditanyakan kepada instruktur, jawabannya sama. "Amati saja".

Mengapa sejuta pertanyaan jawabannya hanya satu?.

Ya, karena selama meditasi pikiran dilatih untuk tidak kepo, tidak mengurusi orang lain, tidak menilai apapun, hanya melihat, hanya mengetahui apa adanya.

Hanya itu.

**

Dalam keseharian, pikiran selalu sibuk mengurusi beribu-ribu informasi dari kontak yang terjadi. Lewat mata, melihat yang indah, ingin lagi, melihat yang menjijikan ingin muntah.

Lewat telinga mendengar suara yang merdu, ingin lagi, mendengar suara berisik mau marah. Lewat hidung, mencium bau yang harum, ingin lagi. Mencium bau busuk, kesal.

Lewat lidah, mencicipi makanan enak, ingin tambah. Makanan tidak enak, kecewa. Menyentuh sesuatu yang lembut, halus, ingin lagi, menyentuh yang menusuk, marah.

Lewat pikiran, Ingat pada yang dicintai, rindu. Ingat yang dibenci jadi marah.

Demikian pikiran terlalu sibuk dengan aktifitas kontak panca indera dan pikiran.

Sejatinya kebanyakan kesibukan tersebut tidak membawa manfaat, hanya membuat kecewa, gelisah, khawatir, marah, rindu, iri, dengki dan lainnya.

Tapi karena pikiran terlalu sibuk tidak sempat memilih mana yang bermanfaat, mana yang tidak.

**

Berlatih meditasi pikiran dilatih hanya mengetahui, melihat apa adanya. Tidak kepo. Tidak menilai, hanya mengawasi, pikiran menjadi pengawas, hanya mengetahui apa adanya. Bukan komentator, bukan kritikus. Pikiran cukup diam mengamati, mengetahui apa adanya.

Selama meditasi apapun yang diamati, misalkan nafas masuk, eng-ngeh nafas masuk, saat nafas keluar eng-ngeh nafas keluar. Tidak perlu mengatur nafas, biarkan nafas terjadi secara alami.

Tidak perlu menilai apakah benar atau salah, apakah nafasnya kepanjangan, apakah nafasnya kependekan dan lupakan segala macam penilaian, hanya eng-ngeh masuk dan keluarnya nafas. Cukup mengetahui apa adanya.

Ketika ada suara berisik, cukup eng-ngeh kalau ada suara berisik, tidak perlu marah kepada pembuat suara, tidak perlu marah karena terganggu, cukup mengetahui ada suara berisik apa adanya.

Tetapi jika muncul kemarahan, cukup eng-ngeh, ada kemarahan, pikiran waspada adanya kemarahan.

Ketika ada sensasi sakit, kesemutan, berkeringat dan segala macamnya, tugas dari para meditator hanya eng-ngeh apa yang terjadi, tidak perlu menilai. Cukup mengetahui apa adanya, tidak perlu menilai.

Jika pikiran mengembara, meninggalkan objek meditasi, cukup eng-ngeh kalau pikiran meninggalkan objek, tidak perlu marah, tidak perlu kecewa. Ketika eng-ngeh pikiran mengembara, lalu kembalikan pikiran ke objek kembali dengan lembut.

Semua yang berlatih meditasi pasti mengalami hal yang sama, pikiran mengembara. Adalah normal selama bermeditasi pikiran mengembara, meditasi adalah sebuah latihan pikiran agar berada pada saat ini.

**

Lalu apa manfaatnya hanya eng-ngeh, hanya mengetahui apa adanya?.  Manfaatnya luar biasa sekali.

Karena pikiran dalam satu saat hanya dapat memegang satu objek. Ketika kemarahan muncul, sang pengawas hadir, kewaspadaan muncul, kemarahan sirna.

Apapun yang muncul, dalam pikiran, ketika ada kehadiran objek lain, maka objek sebelumnya akan sirna. Jika yang hadir adalah kewaspadaan, maka objek apapun yang muncul akan otomatis sirna, yang ada adalah kewaspadaan.

Dengan pikiran selalu waspada akan objek, maka pikiran berada pada saat ini, pikiran menjadi tenang.

Pikiran yang mengembara ke masa lalu hanyalah menimbulkan penyesalan. Jika masa lalu indah, maka menyesal mengapa sudah berlalu. Jika masa lalu adalah menyedihkan, menyesal mengapa hal itu terjadi.

Pikiran yang melayang ke masa depan, hanyalah menimbulkan kekhawatiran. Jika masa depan adalah indah, maka khawatir tidak akan terjadi. Jika masa depan adalah menyedihkan, menakutkan, khawatir kalau akan terjadi.

Dengan pikiran dilatih berada pada saat ini, maka pikiran menjadi tenang, karena penyesalan, kekhawatiran, kegelisahan menjauh.

**

Selama berlatih meditasi, pikiran dilatih untuk selalu mengetahui apa adanya, mengamati saja, tidak menilai, pikiran berada pada saat ini, maka pikiran secara perlahan akan terampil melihat apa adanya. Mengetahui tanpa menilai, melihat tanpa kepo, kewaspadaan terlatih.

Dengan pikiran yang terlatih mengamati apa adanya, maka dalam kehidupan nyata pikiran akan berlaku sama, mengetahui apa adanya, tidak kepo terhadap apa yang dihadapi. Ketika ada masalah, pikiran tenang melihat masalah apa adanya.

Yang biasanya langsung marah, karena pikiran sudah dilatih melihat apa adanya, maka jika ada masalah kemarahan tidak mudah tersulut. Dapat melihat masalah dengan jernih, sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih baik, karena dengan pertimbangan yang bijaksana. Silahkan simak kisah nyata akan manfaat meditasi

Baca juga: Olah Batin untuk Menghadapi Insiden "Keharusan"

Ketika membeli barang, memilih dengan penilaian apa adanya, bukan karena punya uang, bukan karena  keinginan, bukan karena iklan, tapi karena memang kebutuhan, sehingga penggunaan uang menjadi lebih baik.

Ketika pikiran dilatih untuk menjadi pengawas, maka banyak masalah kehidupan dapat diawasi dengan lebih baik, banyak masalah akan dapat diselesaikan dengan baik.

Dengan berlatih meditasi maka kehidupan dapat dihadapi dengan lebih tenang, seperti ada jeda waktu untuk melihat apa adanya, sehingga keputusan dapat diambil dengan lebih bijak.

Melihat Apa Adanya, sebuah catatan: Secara sederhana adalah melihat/mengetahui tanpa menilai, hanya mengetahui, hanya mengawasi apa yang terjadi.

Lebih jauh, dalam meditasi Vipassana adalah melihat apa adanya adalah melihat aktifitas batin dan jasmani dengan sifat alaminya. Seperti sakit, segar, sehat, perasaan menyenangkan, menyebalkan, perasaan netral, marah, benci, iri, serakah, sombong, bahagia, kenangan dan lainnya. Semua ini memiliki sifat alami yang sama yaitu:

Semua tidak kekal (anicca). Yang tidak kekal tidak memuaskan/penderitaan (dukkha). Semua yang tidak kekal, tidak memuaskan, tidak dikendalikan tidak dapat dikatakan milikku, diriku, aku (anatta).

Dengan melihat anicca, dukkha dan anatta secara langsung (ehipassiko) ke dalam diri/batin masing-masing (opanayiko), akan tumbuh pemahaman, tumbuh kebijaksanaan, bahwa semua ini tidak perlu dilekati, sehingga muncul keenganan.

Enggan terhadap semua ini, sehingga apapun yang muncul tidak mendorong adanya, ingin lagi, ingin lagi, keserakahan (lobha), tidak mendorong adanya kemarahan, kebencian (dosa), tidak mendorong adanya kesombongan, delusi (moha).

Ketika keengganan terus berkembang, maka akan menghindarinya semua ini, ketika menghindari pikiran menjadi benar-benar bebas (vimutti).

Ketika pikiran terbebas, yang merupakan kedamaian yang luar biasa.

**

Jakarta, 09 Maret 2022

Penulis: Jayanto Chua untuk Grup Penulis Mettasik

mettasik, jayanto chua, dokumen pribadi
mettasik, jayanto chua, dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun