Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Jurus Pamungkas Master Fengshui untuk 4 Wanita Muda Ini

7 Maret 2022   07:03 Diperbarui: 7 Maret 2022   07:14 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imlek adalah perayaan besar bagi warga Tionghoa di seluruh dunia. Lekat dengan tradisi perayaan musim semi bagi orang-orang zaman dahulu.

Puncak perayaan Imlek adalah Cap Go Meh. Identik dengan keramaian dan perayaan. Pertunjukan Barongsai, pentas seni Tionghoa yang berbaur dengan kesenian tradisi lokal setempat. Tidak lupa juga macam-macam hidangan kuliner khas, seperti lontong Cap Go Meh.

Suatu hal yang menarik. Imlek serasa kurang lengkap tanpa berkunjung ke ahli Fengshui. Meramal nasib di tahun baru bagaikan penyemangat, sekaligus peringatan bagi diri untuk senantiasa mawas.

Tersebutlah empat orang wanita muda yang telah bersahabat sejak di bangku sekolah SMP. saat itu semuanya sudah berumah tangga dengan pria pilihan mereka masing-masing.

Syahdan di malam Cap Go Meh tahun ini, mereka berkumpul untuk temu-kangen di sebuah tempat yang telah disepakati. Mereka merayakan malam Cap Go Meh bersama dengan makan malam, dan sekaligus berjalan-jalan ke pusat kota. Menikmati keramaian dalam kebersamaan.

Seorang Master Fengshui berada di sana. Rasa penasaran pun menghampiri keempatnya. Tanpa komando dan aba-aba, keempat wanita tersebut datang ke lapak suhu tersebut.

Sang master lalu meminta data diri mereka, berupa nama dan tanggal kelahiran. Tentu saja, bagaimana peruntungan mereka pada tahun ini menjadi subjek pembicaraan yang dinantikan.

Setelah menghitung dengan hati-hati dan penuh ketelitian, sang master Fengshui menatap keempat wanita tersebut dalam-dalam. Lekat, dengan pandangan terfokus pada setiap wajah para wanita muda ini.

Dengan mimik muka serius namun penuh kasih sayang, sang master Fengshui lantas berbicara;

"Kamu mesti berhati-hati di tahun ini, rumah tanggamu  bisa terancam bubar" kepada wanita nomor 1.

"Hubunganmu dengan suami akan baik-baik saja," cetusnya kepada wanita nomor 2.

"Kamu akan mendapat keuntungan luar biasa namun hendaklah waspada dan jangan terlena akan hal tersebut," ujarnya dengan nada sedikit menekan kepada nomor 3.

"Mengalah bukanlah berarti kalah, apa yang kamu kehendaki akan terjadi sesuai keinginanmu" sambil menggelengkan kepalanya saat menatap wajah wanita ke-4.

Tidak sampai di situ saja, sang master Fengshui juga membekali keempat Wanita muda tersebut dengan 3 Jurus Pamungkas;

  1. Mengurangi hal-hal kebiasaan buruk lewat pikiran, ucapan maupun tindakan.
  2. Menambah hal-hal baik, bajik yang patut dikembangkan lewat pikiran, ucapan ataupun tindakan.
  3. Mendekatkan diri pada Tuhan yang Maha Esa dengan berdoa, bermeditasi, agar batin menjadi murni, bersih, dan suci.

"Ini kartu nama saya, jika ada yang ingin ditanyakan, silahkan menghubungi nomor tertera," sang Master Fengshui menutupi sesi konsultasinya.

Malam itu diakhiri dengan senda gurau, sambil menyisir keramaian di pusat kota. Setelah larut, keempat sahabat tersebut lalu berpisah. Pulang ke rumah dengan membawa hasil ramalan masing-masing.

**

Tidak terasa, 2 tahun berlalu. Di tengah kesibukan masing-masing dalam bekerja dan mengurus rumah tangga, mereka berkumpul kembali.

Entah siapa yang memulai, mereka kembali teringat kepada ramalan sang Master Fengshui. Entah siapa juga yang memulai, mereka memutuskan untuk kembali berkunjung ke Master Fengshui tersebut.

Menurut pengakuan keempatnya, ramalan tersebut sangat manjur. Sebagai bentuk apresiasi, ada baiknya mengucapkan terima kasih secara langsung kepada sang master.

Singkat cerita, bertemulah keempatnya dengan sang Master Fengshui. Tibalah saatnya mereka mengucapkan terima kasih sembari mengungkapkan kisah hidup mereka selama dua tahun belakangan ini.

Dengan senyuman manisnya sang Wanita nomor satu mengutarakan kisahnya;

"Terima kasih Master, atas bimbingan dan nasihat master pada saya. Terus-terang dua tahun yang lalu keadaan rumah tangga saya berada di ujung tanduk. Tiada hari tanpa keributan dengan suami."

"Setelah saya renungkan, maka saya putuskan untuk memberikan hal-hal yang terbaik yang bisa saya lakukan kepada suami saya. Saya anggap kehidupan rumah tangga saya tinggal menghitung waktu saja. Saya melayani suami saya seperti seorang pelayan yang melayani majikan, atau pun seorang ibu yang melayani anaknya."

"Saya tak mengeluhkan perlakuan, balasan yang kurang berkenan dari dirinya. Saya bersyukur kepadanya, selama ia masih mau memberikan nafkah kepada saya maupun anak-anak kami."

"Saya berikan cinta kasih dan kasih sayang dengan sebaik-baiknya sebagai kenangan bila kami bercerai nantinya."

"Aneh bin ajaib, suami saya melihat perubahan yang nyata dari diri saya. Dia lalu meminta maaf kepada saya atas perlakuannya selama ini. Kami berdua saling intropeksi diri dan merenungi keegoisan kami selama ini."

"Akhirnya, rumah tangga kami berubah menjadi rukun, harmonis, rejeki pun seolah datang mendekat. Sekali lagi, terima kasih master"

Dengan sedikit malu-malu, wanita Nomor 2 menceritakan kisahnya;

"Terima kasih master, atas arahan master kepada saya. Setelah kembali ke rumah, saya merenungkan, mengingat-ingat perjalanan rumah tangga kami. Saya sungguh bersyukur dan berpuas diri dengan mendapatkan jodoh, seorang suami yang selalu hadir bagaikan seorang sahabat sejati."

"Dari rasa syukur tersebut, saya berpuas diri dan berterima kasih seperti yang master katakana. Memang hal ini menjadi "berkah utama" untuk keluarga kami."

"Saya layani suami dengan sebaik-baiknya bagaikan seorang sahabat yang telah lama tidak bertemu."

Dengan wajah sedikit tegang, wanita ketiga menceritakan kisahnya;

"Master, hampir saja rumah tangga kami hancur karena kesalahan diri saya yang terlena. Saya hampir tidak pernah bersyukur dengan semua manjaan suami sebagai suatu berkah rumah tangga."

"Saya anggap semua yang diberikan oleh suami adalah suatu hal yang wajar dan biasa saja dalam rumah tangga. Sehingga saya lalai dalam menjalankan fungsi saya sebagai istri yang baik. Saya... seperti seorang istri perampas rejeki suami."

"Saya membalas kebaikan suami dengan ketidak acuhan. Saya cuma tahu bersenang-senang, shoping, merias diri sendiri. Beruntung saya ingat pesan master untuk mengingat budi baik orang lain dan tahu cara berterima kasih. Khususnya kepada suami sendiri."

"Juga tiga jurus ajaib master untuk mengurangi keburukan, menambah kebaikan dan refleksi diri sendiri sungguh banyak manfaatnya."

"Sebelum suami marah dan berpaling, saya buru-buru meminta maaf atas sikap dan perbuatan saya selama ini. Beruntung rumah tangga kami bisa selamat. Terima kasih master."

Tiba di wanita keempat, dia terdiam. Wajahnya mendadak berubah sedih, air matanya mengalir bagai air sungai;

"Apa yang master katakan, ternyata menjadi kenyataan dalam kehidupan saya." Pada awalnya, saya menganggap semua prediksi yang diterangkan oleh master hanyalah bualan belaka."

"Saya sudah berpikiran negatif,: ujar wanita ke 4 sambil tertunduk malu.

"Rumah tangga kami, seperti rumah tangga sahabat kita nomor 1, yang sudah berada di ujung tanduk dan tinggal menunggu waktu untuk terjadi perpecahan."

"Saya menilai bahwa sayalah yang benar, suami telah banyak melakukan kesalahan. Saya kurang memiliki belas kasih, cinta kasih pada suami sendiri. Saya kurang bisa bermurah hati dan sering berucap kasar terhadap suami. Apapun yang dia lakukan terhadap saya, di mataku dia terlihat salah semua.

"Suatu ketika saya tersadarkan akan ucapan master, tentang 3 jurus pamungkas yang diberikan kepada kami."

"Awalnya dengan setengah yakin, saya praktekkan ketiga jurus tersebut. Dari sana saya bisa mendapatkan pencerahan. Saya menyadari apa yang telah terjadi di rumah tangga kami, namun semua sudah terlambat." katanya lirih.

"Suami menceraikan saya. Dan memilih wanita lain sebagai pengganti. Namun, saya masih bersyukur. Hubungan saya dan mantan suami dalam keadaan baik. Kami tetap menjadi sahabat untuk mendampingi anak-anak kami yang membutuhkan cinta kasih, kasih sayang, pendampingan, dan panutan dari kami selaku orang tua."

**

Setelah ke empat wanita tersebut mengakhiri kisah mereka, sang master Fengshui pun mengucapkan terima kasih atas pengakuan dari mereka. Ia ikut menyatakan empati atau pun simpati kepada keempat wanita tersebut.

Master Fengshui lalu berkata: "Dari masa lalu yang takkan mungkin kembali, kita belajar melihat kesalahan, dan kekurangan kita, juga kelebihan kita."

"Masa depan memang tidak pasti, namun kita bisa menentukan masa depan dengan pemikiran, ucapan, dan perbuatan baik kita."

"Dengan melakukan kebajikan, kebaikan, dan mengurangi keburukan dan kejahatan di masa kini, sesungguhnya malapetaka sudah menjauh."

"Dengan berpuas diri, tahu bersyukur, dan selalu menjaga kesadaran di masa kini, sesungguhnya kebahagiaan sudah datang."

"Bagai orang yang berjalan dari GELAP menuju TERANG, maupun dari TERANG menuju TERANG.

"Janganlah menjadi orang bodoh yang berjalan dari GELAP menuju GELAP ataupun TERANG menuju GELAP."

Oleh diri sendiri, kebaikan dilakukan. Oleh diri sendiri, kejahatan dilakukan. Diri sendirilah sang penentu.

**

Jakarta, 07 Maret 2022

Penulis: Johny Hanjaya untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi, mettasik, johny hanjaya
dokumen pribadi, mettasik, johny hanjaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun