Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mantan Terindah Akan Lewat Jika Kamu Melakukan Dua Hal Ini

20 Februari 2022   04:13 Diperbarui: 20 Februari 2022   04:41 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ada kata Bahagia, apa yang ada dalam benak Anda?

Selamat! Jika kata Bahagia sudah diucapkan dan Anda tersenyum, maka itulah yang akan terjadi.

Tentu semua orang ingin Bahagia. Tapi, harus ingat bahwa Bahagia dan senang itu tidak sama. Karena Bahagia itu dari dalam dan senang itu berasal dari luar.

Jika mungkin ada yang masih bingung, atau ada yang ngotot jika kedua kata ini sama, maka saya akan memberikan contoh.

Bayangkan Anda baru saja memiliki telpon genggam terbaru. Kemudian, Anda buka pembungkusnya, memandang bentuknya yang masih terbungkus plastik. Lalu Anda mulai otak-atik, dan seterusnya...

Itulah rasa senang.

Kembali kepada hape lama. Bayangkan mungkin dua atau tiga tahun lalu, saat ia masih segar dalam kotak. Perasaan senang yang sama juga mungkinn terjadi. Tapi, kemanakah rasa senangmu terhadapnya kini setelah ada gawai baru?

Itulah rasa senang. Mudah goyah. Lantas, apa itu kebahagiaan?

Kebahagiaan tidak dipengaruhi oleh hape, mobil, rumah, atau pun pacar kamu. Ia berasal dari dalam.

Ia tidak terpengaruh oleh kondisi atau situasi, meskipun pacarmu sudah menjadi mantan. Ia tumbuh dari dalam diri bagaikan bunga mawar tanpa duri. Indah, wangi, dan tidak menyakiti.

Kesenangan biasanya berhubungan dengan mendapatkan. Sementara kebahagiaan bisa datang dari kondisi apa saja.  

Memberi gawai baru kepada orang lain misalkan. Atau merelakan sang mantan dengan kekasih barunya. Bahkan hal-hal kecil, seperti ikut berbahagia (turut bermudita citta) atas keberhasilan siapa saja. Termasuk mereka yang mungkin pernah menyakitimu.

Itulah kebahagiaan.

Pertanyaan berikutnya, bagaimana menumbuhkan kebahagiaan? Tapi, sebelum menjawab ini, perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa faktor penghambat kebahagiaan yang harus diketahui.

Dalam Buddhisme, itu disebut dengan Kilesa (Kekotoran Batin). Modelnya bisa halus, bisa kasar. Bisa terdeteksi, seperti saat Anda benci melihat wajah seseorang. Bisa juga senyap, sering lenyap, seperti ketakutan Anda terhadap Kecoak.

Baca Juga: Kisah Mama dan Sapu Penyelamat Kecoak

Jadi, Kilesa itu adalah hal-hal yang membuat perasaan Anda tidak senang. Bisa berupa kebencian, kecemburuan, rasa bersalah, kegelisahan, ketakutan, dan lain sebagainya.

Segera buang dari pikiran Anda. Bersihkan isi "Kulkas Pikiran" sesegera mungkin. (Meminjam istilah dari Romo Budy Dipankara). Jangan sampai berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun.

Karena jika tidak, maka yang rugi siapa? Kata ombak di laut, hanyalah dirimu

Baca juga: Kulkas Pikiran, Tempat yang Nyaman Menimbun Sampah

Bagaimana caranya Bahagia?

Ada dua poin di bawah ini akan meningkatkan kebahagiaan:

Poin 1. Mengembangkan pikiran Cinta Kasih

Dalam ajaran Sang Buddha mengembangkan Pikiran Cinta Kasih akan membawa kehidupan ke arah kedamaian dan kebahagiaan. Sebaliknya, kurangnya cinta kasih bisa membuat kita menderita.

Cara yang terbaik adalah dengan mengucapkan "Semoga Seluruh Mahluk Berbahagia." Ulangi terus-menerus, sampai mimpi pun tetap "Semoga Seluruh Mahluk Berbahagia."

Terus ucapkan kapan saja, dimana saja, dan ditujukan kepada siapa saja. Bahkan saat dirimu sedang marah sekalipun, atau sedang sepi sendiri, atau sedang patah hati. Ucapkan terus.

Ucapan ini bukan mantra, tapi ia juga sebenarnya mantra. Lha, maksudnya apa?

Bukan mantra karena tidak perlu sampai puasa tujuh hari tujuh malam untuk mendapatkan manfaatnya. Tapi, ia juga mantra karena bisa membawa hoki bagi dirimu.

Sebabnya, tanpa Anda sadari, energi itu berbalik sobat. Ambil contoh sederhana. Jika Anda mengucapkan terima kasih kepada seseorang, apakah yang Anda dapatkan? Hampir pasti ucapan yang sama juga.

Jadi, jika Anda mengucapkan "Semoga Seluruh Mahluk Berbahagia." Apa yang Anda dapatkan? Tanpa mendengarkan jawaban saja, rasa Bahagia itu sudah terpantul kepada diri Anda sendiri.

Lebih lanjut lagi, apa yang dimaksud dengan "Semua Mahluk"? Tentu saja, manusia, hewan, tumbuhan. Ditambah lagi dengan para hantu, jin, dedemit, malaikat, hingga kepada para dewa-dewi. Pokoknya semua mahluk.

Saya tidak mengajak Anda semua untuk mimpi di siang bolong. Kehadiran mahluk astral, mahluk halus, hingga mahluk surgawi adalah keyakinan pribadi.

Tetapi, andaikan memang mereka ada, alangkah indahnya jika kita dapat memberikan harapan yang baik-baik kepada mereka. Sebuah doa yang sangat manjur, "Semoga Seluruh Mahluk Berbahagia."

Saya sendiri pernah melakukannya selama 21 hari berturut-turut. Kondisi batin saya terasa Bahagia dan lebih Bahagia lagi. Silahkan Anda coba, siapa tahu Anda juga merasakan kebahagiaan yang sama denganku.

Poin 2. Mengembangkan Kesadaran Setiap Saat

Pikiran adalah pengembara. Ia tidak pernah berada di sini saat ini. Ia selalu melompat ke masa lalu. Durasi waktunya tidak tentu. Mungkin 5 menit yang lalu, sejam yang dulu, atau tahunan yang silam. Ia senang mencari kenangan.

Adakalanya juga ia meluncur ke masa depan. Menggunakan pesawat canggih "Star Trek." Menelusuri waktu sejam lebih cepat dari sekarang. Bahkan mungkin puluhan tahun ke masa depan. Ia senang berpetualang.

Masalahnya masa lalu hanyalah masa yang sudah dilalui. Apapun yang dibawa oleh pikiran, itu hanyalah ilusi. Jejak kejayaan kita, atau cacat langkah kita. Semuanya sudah lewat dan tidak relevan lagi,

Pikiran juga tidak mengenal masa depan. Bagaikan menyelusuri lorong gelap tak bercahaya. Dipenuhi jebakan kekhwatiran, ranjau keraguan, dan perangkap ketakutan. Akankah hidup ini masih indah pada waktunya?

Sebagai pemilik pikiran, kita tidak pernah melihat kenyataan yang ada, bahwa kita hidup di saat ini. Keberhasilan masa lalu masih menyisakan jejak, tapi untuk menjaganya tetap kelihatan, maka berfokus-lah kepada saat sekarang.

Bisa saja Anda baru kehilangan dompet lima menit yang lalu. Uang sejuta raib begitu saja. Begitu pula dengan KTP, Kartu Kredit, dan Kartu Debet.

Tapi, saat ini Anda sudah kehilangan uang. Menyesali diri karena tidak berhati-hati sudah tidak relevan lagi. Segeralah menelpon ke Call Centre Bank, agar kartu-kartu Anda tidak disalahgunakan.

Orang yang Bahagia itu adalah Ketika dia sadar bahwa hidup adalah saat ini, masalah yang lalu adalah pelajaran, kalau ada kegagalan saya perbaiki saat ini, kalau ada kemajuan saya tingkatkan saat ini.

Sebaliknya masa depan bukanlah kekhawatiran, kalau ada keraguan saya harus mulai perbaiki saat ini, kalau di sana ada harapan saya juga harus kerjakan saat ini.

Jadi saat ini adalah masa yang paling tepat untuk memperbaiki masa lalu dan menentukan kemahsyuran masa depan.

Orang yang Bahagia bilamana ia bisa menjadi orang saat ini. Senantiasa hidup penuh kesadaran, tanpa menambah atau menguragi.

Sadarilah, saya sedang duduk, saya sedang berjalan, saya sedang menulis, saya sedang membaca tulisan ini di Kompasiana. Jangan lupa beri kredit kepada saya, Yuliana. Jangan lupa follow, like, dan komen akun Grup Penulis Mettasik.

Dan seterusnya, dan seterusnya...

Tapi ini belumlah cukup. Mau tahu yang lebih dahsyat lagi? 

Gabungkan Poin 1 dan Poin 2 diatas

Senantiasa selalu sadar bahwa Anda sedang mengucapkan "Semoga Seluruh Mahluk Berbahagia."

Jika dulu saya pernah melakukan kesalahan, "Semoga Seluruh Mahluk Berbahagia." Sembari bertekad untuk memperbaikinya.

Jika nanti saya berharap menjadi baik, "Semoga Seluruh Mahluk Berbahagia." Sembari bertekad untuk mulai melakukannya.

Dengan demikian kombinasi kesadaran dan cinta kasih, akan membuat Anda menghargai kehidupan. Dan sebaliknya, kehidupan akan menghargai Anda juga.

Tidak ada kata terlambat. Jika Anda belum sadar, bangunlah sekarang. Jika Anda belum merasa cukup, lakukan lebih giat lagi.

Tapi, ini belum menjawab secara tepat, bagaimana menumbuhkan kebahagiaan? Nah, tidak usah kemana-mana. Kondisikan hatimu untuk sadar dan berbuat baik.

Karena sesungguhnya, kebahagiaan sudah berada di dalam diri sendiri. Ia akan tumbuh seiring dengan cintamu kepadanya. Ia akan menjadi kekasih hati yang sempurna. Jauh lebih baik dari mantan-mantanmu.

Semoga hal ini bisa memberikan manfaat, memberikan kebahagiaan, dan membuat kita dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Hingga akhirnya hikmah hidup di saat ini benar-benar menjadi kenyataan dan membawa kebahagiaan bagi kita semua.

Akhir kata, saya menyertakan sebuah kutipan dari Dhammapada (24);

"Orang yang penuh semangat, selalu sadar, murni dalam perbuatan, memiliki pengendalian diri, hidup sesuai dengan Dhamma, dan selalu waspada, maka kebahagiaannya akan bertambah."

Semoga Anda semua berbahagia, semoga Anda semua selalu sehat, Semoga Semua mahkluk berbahagia.

**

Jakarta, 20 Februari 2022

Penulis: Yuliana untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi
dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun