Kesenangan biasanya berhubungan dengan mendapatkan. Sementara kebahagiaan bisa datang dari kondisi apa saja. Â
Memberi gawai baru kepada orang lain misalkan. Atau merelakan sang mantan dengan kekasih barunya. Bahkan hal-hal kecil, seperti ikut berbahagia (turut bermudita citta) atas keberhasilan siapa saja. Termasuk mereka yang mungkin pernah menyakitimu.
Itulah kebahagiaan.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana menumbuhkan kebahagiaan? Tapi, sebelum menjawab ini, perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa faktor penghambat kebahagiaan yang harus diketahui.
Dalam Buddhisme, itu disebut dengan Kilesa (Kekotoran Batin). Modelnya bisa halus, bisa kasar. Bisa terdeteksi, seperti saat Anda benci melihat wajah seseorang. Bisa juga senyap, sering lenyap, seperti ketakutan Anda terhadap Kecoak.
Baca Juga: Kisah Mama dan Sapu Penyelamat Kecoak
Jadi, Kilesa itu adalah hal-hal yang membuat perasaan Anda tidak senang. Bisa berupa kebencian, kecemburuan, rasa bersalah, kegelisahan, ketakutan, dan lain sebagainya.
Segera buang dari pikiran Anda. Bersihkan isi "Kulkas Pikiran" sesegera mungkin. (Meminjam istilah dari Romo Budy Dipankara). Jangan sampai berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun.
Karena jika tidak, maka yang rugi siapa? Kata ombak di laut, hanyalah dirimu
Baca juga: Kulkas Pikiran, Tempat yang Nyaman Menimbun Sampah
Bagaimana caranya Bahagia?