Dalam Dhammapada Syair 2 disebutkan : "Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak akan meninggalkan bendanya".Â
Sementara dalam Dhammapada Syair 36 tertulis : "Pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus, pikiran bergerak sesuka hatinya. Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya, seseorang yang menjaga pikirannya akan berbahagia".
Orang yang dapat berpikir positif akan tetap merasa bahagia seberat apapun kenyataan yang dihadapi, sebaliknya orang yang berpikir negatif akan tetap merasa hidupnya menderita walau semudah apapun kenyataan yang ada.
Hidup yang tidak kekal ini membuat kondisi yang menyenangkan dan kondisi yang tidak menyenangkan datang silih berganti.
Ajaran Sang Buddha adalah ajaran yang senantiasa menekankan seseorang untuk selalu berpikir positif dalam berbagai kondisi yang dihadapinya. Termasuk dalam kondisi yang tidak menyenangkan sekalipun, seseorang tetap diajarkan untuk dapat berpikir positif serta melihat kondisi tersebut dari sisi positifnya. Â Â Â
Berpikir positif adalah melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Berpikir positif merupakan proses pikiran yang dapat melihat segala sesuatu apa adanya, yaitu : timbul, bertahan dan tenggelam. Â
Pikiran positif yang dilandasi dengan pengertian kebenaran universal yang akan membentengi diri kita dari berbagai hal yang dapat membuat pikiran kita tidak dapat melihat segala sesuatu sebagaimana apa adanya.
Pentingnya melatih pikiran ini menjadi penekanan dalam ajaran Buddha. Meditasi merupakan pokok latihan penting dalam melatih pikiran. Melalui meditasi kita melatih pikiran agar dapat senantiasa terkonsentrasi sehingga dapat memiliki pikiran yang positif, tenang dan damai. Apalagi di tengah kehidupan dunia modern yang penuh dengan stres dan gangguan kejiwaan yang cukup tinggi.
Lebih dari 2500 tahun yang lalu ketika dunia modern dan teknologi belum mampu menguraikan dan menjelaskan cara kerja pikiran dan manfaat melatih meditasi, Sang Buddha telah mampu menguraikannya dengan detil dalam Abhidhamma Pitaka dan filsafat Buddha.
Dan kini, dunia sains utamanya ilmu kedokteran dan ilmu kejiwaan telah mampu membuktikan secara ilmiah cara kerja pikiran dan manfaat melatih meditasi sebagaimana yang telah diuraikan oleh Sang Buddha. Ini membuktikan bahwa ajaran Buddha masuk akal dan punya dasar ilmiah. Ajaran Buddha menekankan pada penjelasan yang dapat diterima akal sehat.
Ajaran Buddha dapat memberikan solusi dan sangatlah relevan dengan dunia modern di abad ke-20 ini. Ajaran Buddha mampu dibuktikan oleh dunia sains dan dapat dibuktikan oleh mereka yang mempelajari, mempraktikkan dan merealisasikan Dhamma dalam kehidupannya.