Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Di Hari itu, Pa, Di Imlek Itu...

1 Februari 2022   04:31 Diperbarui: 1 Februari 2022   04:33 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingat di hari itu Pa... aku pulang sekolah dengan perasaan yang berbunga-bunga...

"Yeyyyy!! Waktunya pulang sekolah!" Cepat-cepat kuraih tas sekolahku, kupercepat langkahku, tak sabar ingin sampai di rumah.

Janji papa, sepeda baru akan tiba hari ini. Yaa!!... sesampai di rumah, sepeda keren nan kinclong itu sudah bertengger di rumah.

Luar biasa senangnya hatiku. Sepeda itu papa dapatkan karena menang undian!!! Ya, undian penyedap rasa!! Papa rajin mengumpulkan kemasan penyedap rasa itu, dikumpulkan sampai banyak lalu dikirimkan.

Berharap dapat hadiah, untuk anak-anaknya tentu. Dan di hari itu... impian papa untuk membahagiakan anak-anaknya terwujud. Terima kasih, Pa....

**

Aku ingat di hari itu... Ketika kami, anak-anak Papa berulang tahun. Papa akan menyuguhkan hidangan spesial, es teler dan cakwe medan. Menu wajib ulang tahun keluarga kami...

Makanan dan minuman yang sangat mewah bagi kami di kala itu. Terima kasih, Pa.... Ulang tahun kami selalu istimewa karena Papa...

**

Aku ingat di hari itu... Di hari-hari menjelang Imlek, kami akan sibuk sekeluarga, terutama merapikan dan membersihkan rumah.

Dimulai dari mengganti atap rumah kami yang beratap rumbia  Atap tersebut harus rutin diganti. Jika tidak, air hujan akan leluasa masuk ke dalam rumah. Atap kami mudah lapuk dan rawan bocor.

Dinding rumah kami bukanlah terbuat dari batako atau bata, tapi bilik anyaman bambu. Dinding bilik itu ditempeli kertas semen, lemnya dibuat dari tepung sagu yang dimasak.

Saat kami masih kecil, mengelupas, menyobek, dan membolong kertas semen adalah kerjaan kami. Alhasil, dinding anyaman bambu tidak terlihat manis lagi. Pembungkusnya sobek.

Saat pesiapan imlek, pembungkus kertas semen itu kami kelupas semuanya. Digantikan dengan kertas semen baru, dicat baru pula. Imlek pun menjadi meriah dengan suasana rumah yang baru. Terima kasih Pa, kami selalu merasakan renovasi rumah di setiap tahun menjelang Imlek.

**

Aku ingat di hari itu.... Papa bangun pagi-pagi sekali, dan itu setiap hari. Bekerja dan bekerja, tak pernah kenal lelah. Papa penuh semangat dan disiplin. Papa berbadan gagah, tinggi, dan kekar.

Otot-otot papa menunjukkan sesosok pekerja keras. Dan itu benar adanya. Papa pernah mengalami kesuksesan usaha, memiliki banyak karyawan saat itu. Papa tak mudah menyerah. Papa bukan pemalas, tak ada kata menganggur dalam kamus hidup papa. Terima kasih Pa, telah menjadi inspirasi.

**

Aku ingat di hari itu Pa.... Usaha papa mengalami kesulitan, papa pergi ke rumah saudara untuk meminjam uang, untuk membiayai sekolah kami. Bagi papa, pendidikan nomor satu. Tak perlu malu pinjam uang untuk biaya sekolah.

Bagi papa, menceritakan keberhasilan pendidikan anak-anaknya di mata orang-orang adalah kewajiban. Wajib diceritakan karena "bangga"nya papa kepada kami.

Walaupun kami merasa papa terlalu berlebihan, tapi tidak bagi papa. Keberhasilan anak harus disebarluaskan. Itulah prinsip hidup papa. Terima kasih Pa, karena papa kami bisa mengenyam pendidikan yang baik.

**

Waktu cepat bergulir

Tua mulai menyihir

Lelah pun terukir

Sakit sulit menyingkir

Sakit papa mulai datang, lenyap, datang, lenyap lagi, datang lagi.....

**

Di Imlek tahun 2020, papa sakit, dan papa sempat pulang ke rumah dari perawatan di rumah sakit. Kami merayakan Imlek bersama saat itu, walaupun kondisi papa belum membaik.

Malamnya, papa harus kami larikan lagi ke rumah sakit. Papa pun harus dirawat intensif.

1 Februari 2020... tangisan kehilangan kami pecah, kami kehilangan papa. Mencoba tegar, memaknai inilah proses kehidupan. Apa yang dilahirkan, pasti mengalami kematian.

Tidak ada yang perlu kita lekati dengan kuat, karena apa yang kita cintai pun akan terpisah dari kita.

Tidak ada yang kekal. Semoga saat ini papa berada dalam keadaaan yang bahagia dan sejahtera di alam yang bahagia.

Mengenang 2 tahun kepergian Papa.

**

Selamat Tahun Baru Imlek 2022.

**

Jakarta, 01 Februari 2022

Penulis: Rinah Wijaya untuk Grup Penulis Mettasik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun