Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fakta Telah Terungkap: Ada yang Lebih Baik daripada "Terima Kasih"

17 Januari 2022   05:58 Diperbarui: 17 Januari 2022   06:38 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fakta Telah Terungkap: Ada Yang Lebih Baik Daripada 'Terima Kasih" (antaranews.com)

Dalam keseharian, kata "terima kasih" adalah ucapan sopan santun yang sering terdengar. Biasanya kata "terima kasih" diucapkan oleh seseorang setelah menerima sesuatu atau kebaikan dari orang lain.

Tahukah Anda bahwa sebenarnya ada fakta yang harus diungkap berkaitan dengan kata "terima kasih"? Ada kata yang lebih baik dibandingkan dengan "terima kasih", yakni "kasih terima". 

Kata "kasih terima" tidak hanya lebih baik tetapi juga lebih memotivasi dibandingkan dengan "terima kasih".

Jika kita mengecek dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), hanya akan ditemukan kata "terima kasih". Kata "kasih terima" tidak akan dapat ditemukan dalam KBBI.

Kenyataannya memang kata "kasih terima" tidak umum. Kata tersebut memang bukan kata baku dalam Bahasa Indonesia.

Jadi mengapa kata "kasih terima" dikatakan lebih baik dan lebih memotivasi daripada "terima kasih"? Ternyata fakta yang terungkap tersebut ditinjau berdasarkan urutan katanya.

Kata "terima kasih" diawali dengan kata "terima" dan diikuti dengan kata "kasih" (memberi). Tanpa disadari, dari sejak kita kecil tertanam dalam pikiran bawah sadar kita, kata "terima kasih" sesuai dengan urutannya.

Oleh karenanya banyak orang yang terbiasa mau menerima dulu, dan baru kemudian memberi. Kebiasaan ini berlaku untuk hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak sedikit pula orang yang hanya mau menerima hal-hal baik dan sebaliknya tidak mau memberi. Atau kalaupun memberi, sangat sedikit kebaikan yang diberikan dibandingkan dengan kebaikan yang telah diterima.

Inilah fenomena umum kebanyakan manusia di atas bumi ini. Banyak orang yang mau menerima kebaikan sebanyak-banyaknya tetapi enggan memberi kebaikan kepada orang lain.

Sebenarnya, yang lebih tepat untuk dipraktikkan adalah "kasih terima". Urutan dalam kata "kasih terima" bersesuaian dengan Hukum Karma. Karena berlaku atas alam semesta, Hukum Karma menaungi kehidupan manusia.

Hukum Karma adalah hukum perbuatan yang berhubungan dengan sebab dan akibat. Setelah melakukan sebab kebaikan (kasih atau memberi kebaikan), barulah kita akan menerima akibat atau hasil berupa kebaikan pula di kemudian waktu.

Tentu saja Hukum Karma tidak hanya mengatur sebab dan akibat dari kebaikan. Hukum Karma juga mengatur sebab dan akibat dari kejahatan. Sebagaimana halnya dengan kebaikan, kejahatan yang sudah dilakukan, akan menjadi sebab yang akan menghasilkan akibat kejahatan yang harus diterima di kemudian waktu.

Jadi harus selalu diingat bahwa kata "terima kasih" tepat untuk diucapkan berdasarkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mengucapkan kata "terima kasih" juga sesuai dengan adat istiadat sopan santun.

Namun yang juga harus selalu diingat dan malah harus selalu dipraktikkan adalah "kasih terima". Kita pasti menginginkan mendapat lebih banyak kebaikan dalam kehidupan. Ini adalah akibat yang sebabnya harus dibuat atau dilakukan terlebih dahulu, yakni berbuat banyak kebaikan sepanjang kehidupan.

Dalam kehidupan ini, tak dapat disangkal bahwa kita banyak menerima kebaikan dan budi dari orang-orang lain. Meski tidak semua kebaikan yang kita terima itu memang kita memintanya.

Dari sejak kita dalam kandungan hingga terlahir, dan mencapai usia sekarang, banyak kebaikan yang telah kita terima. Kebaikan itu datang dari orang tua, saudara, teman-teman, bahkan mungkin dari orang yang tidak kita kenal.

Oleh karenanya, kita juga harus melakukan lebih banyak lagi kebaikan sepanjang kehidupan ini. Pikiran, pengetahuan, keterampilan, tenaga, harta benda, dan hal-hal yang kita miliki, harus dimanfaatkan tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga berguna bagi orang-orang terdekat dan orang-orang lainnya.

Bagaimanapun kondisi kita saat ini, walaupun kita sering mengeluh dan tidak puas dengan diri dan pencapaian kita, jika mau jujur mengakui, kita mungkin lebih baik dibanding banyak orang lainnya. Karena itu, terbuka banyak kesempatan untuk melakukan kasih atau memberi atau berbuat kebaikan bagi orang lain.

Ingatlah, jika kita menginginkan mendapat kebaikan lebih banyak ke depannya dalam kehidupan ini, kita harus melakukan sebabnya terlebih dahulu dengan melakukan banyak kebaikan pula. Inilah hukum alam yang kekal dan abadi, yang berlaku bagi siapa saja.

**

Jakarta, 17 Januari 2022

Penulis: Toni Yoyo untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun