Sebenarnya, yang lebih tepat untuk dipraktikkan adalah "kasih terima". Urutan dalam kata "kasih terima" bersesuaian dengan Hukum Karma. Karena berlaku atas alam semesta, Hukum Karma menaungi kehidupan manusia.
Hukum Karma adalah hukum perbuatan yang berhubungan dengan sebab dan akibat. Setelah melakukan sebab kebaikan (kasih atau memberi kebaikan), barulah kita akan menerima akibat atau hasil berupa kebaikan pula di kemudian waktu.
Tentu saja Hukum Karma tidak hanya mengatur sebab dan akibat dari kebaikan. Hukum Karma juga mengatur sebab dan akibat dari kejahatan. Sebagaimana halnya dengan kebaikan, kejahatan yang sudah dilakukan, akan menjadi sebab yang akan menghasilkan akibat kejahatan yang harus diterima di kemudian waktu.
Jadi harus selalu diingat bahwa kata "terima kasih" tepat untuk diucapkan berdasarkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mengucapkan kata "terima kasih" juga sesuai dengan adat istiadat sopan santun.
Namun yang juga harus selalu diingat dan malah harus selalu dipraktikkan adalah "kasih terima". Kita pasti menginginkan mendapat lebih banyak kebaikan dalam kehidupan. Ini adalah akibat yang sebabnya harus dibuat atau dilakukan terlebih dahulu, yakni berbuat banyak kebaikan sepanjang kehidupan.
Dalam kehidupan ini, tak dapat disangkal bahwa kita banyak menerima kebaikan dan budi dari orang-orang lain. Meski tidak semua kebaikan yang kita terima itu memang kita memintanya.
Dari sejak kita dalam kandungan hingga terlahir, dan mencapai usia sekarang, banyak kebaikan yang telah kita terima. Kebaikan itu datang dari orang tua, saudara, teman-teman, bahkan mungkin dari orang yang tidak kita kenal.
Oleh karenanya, kita juga harus melakukan lebih banyak lagi kebaikan sepanjang kehidupan ini. Pikiran, pengetahuan, keterampilan, tenaga, harta benda, dan hal-hal yang kita miliki, harus dimanfaatkan tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga berguna bagi orang-orang terdekat dan orang-orang lainnya.
Bagaimanapun kondisi kita saat ini, walaupun kita sering mengeluh dan tidak puas dengan diri dan pencapaian kita, jika mau jujur mengakui, kita mungkin lebih baik dibanding banyak orang lainnya. Karena itu, terbuka banyak kesempatan untuk melakukan kasih atau memberi atau berbuat kebaikan bagi orang lain.
Ingatlah, jika kita menginginkan mendapat kebaikan lebih banyak ke depannya dalam kehidupan ini, kita harus melakukan sebabnya terlebih dahulu dengan melakukan banyak kebaikan pula. Inilah hukum alam yang kekal dan abadi, yang berlaku bagi siapa saja.
**