Raut wajah Maya berubah drastis. Perasaan campur aduk surut dalam sekejap. Tergantikan dengan perasaan lega, hanya senyum yang terpatri.
"Ya ampun, I knew it!", ujar Maya. Dia telah berhasil menyambungkan titik yang selama ini terpencar.
"Akhir-akhir ini aku hanya mencoba fokus menjadi pribadi yang lebih baik, fokus dengan kegiatan sehariku, tidak membandingkan diri dengan yang lain, aku bertemu dengan guru yang baik, aku belajar bagaimana berlaku selaras dengan kehidupan.
"Aku juga pergi konseling menyelesaikan trauma sejak aku kecil. Aku merayakan hal biasa terjadi dalam hidupku. Di atas atau di bawah, untung atau rugi, senang atau sedih, aku menerima semuanya" ada rasa haru saat Maya menyelesaikan kalimatnya, bagaimana dia bisa melihat dirinya sendiri berproses.
Syukur tersenyum, "Aku sebenarnya selalu hadir dalam diri manusia, namun tidak semua orang bisa merasakannya. Aku ikut berbahagia kamu sudah dapat menemukanku sekarang."
"Jadi, benar kan akhir-akhir ini kamu mengundangku, Maya?" Syukur bertanya kembali.
"Tentu"Â jawab Maya, tersenyum seraya menutup percakapan mereka yang singkat tapi berkesan.
**
Jakarta, 12 Desember 2021
Penulis: Jess Vandana untuk Grup Penulis Mettasik