Itulah yang ada dalam bayangan saya. Karena yang saya harapkan, tidak ada di sana. Tapi, tidak bagi istri saya. Masih ada isinya, karena menyediakan apa yang ia inginkan.
**
Bagaimanapun juga semua akan berakhir, kebahagiaan akan berakhir. Ketika kebahagiaan berakhir, muncul kesedihan. Kesedihan jika tiba saatnya juga akan berakhir.
Semuanya akan terulang, kebahagiaan berakhir, muncul kesedihan. Kesedihan berakhir, muncul kebahagiaan, kebahagiaan berakhir, muncul kesedihan. Terus, terus, dan terus, berputar-putar. Tidak ada habisnya. Lingkaran abadi yang menjemukan, yang tidak memuaskan.
Ketika kebahagiaan didapat, tetap saja tidak dapat kita kendalikan. Kita tidak dapat mengendalikan agar kebahagiaan tetap ada. Demikian juga kesedihan, tidak dapat memerintahkan kesedihan agar segera lenyap.
Tubuh yang kita anggap milik kita, tidak dapat diperintahkan untuk selalu sehat. Perasaan yang dianggap milik kita, tidak dapat diperintahkan untuk selalu senang. Baik tubuh dan perasaan tidak dapat dianggap sebagai ini milikku, ini diriku, ini aku.
**
Ketika seseorang melihat kehidupan yang fana ini tidaklah kekal, tidak memuaskan, bukan milikku, bukan diriku, bukan aku, maka ia enggan akan semua ini, jengah akan semua ini.
Ketika melihat semua ini, maka tidak ada satupun di dunia yang fana ini menarik bagi dirinya. Dunia ini tidak ada apa-apa. Kosong.
Seperti Pasar Baru, ketika tidak menyediakan yang diinginkan, maka Pasar Baru tidak ada apa-apa. Kosong.
**