Ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, konsumsi, dan distribusi terhadap barang atau jasa. Ekonomi sendiri berarti suatu kegiatan yang dapat menunjang kehidupan seseorang, dapat diartikan juga sebagai aturan rumah tangga atau manajemen yang mengatur segala kelangsungan hidup didalam suatu kehidupan.
Pariwisata adalah suatu upaya kegiatan mengunjungi suatu situs wisata yang bertujuan untuk penyegaran pikiran, pembelajaran sejarah, serta mensyukuri nikmat tuhan yang telah di berikan kepada kita di dunia ini.
Ekonomi Pariwisata sendiri adalah kegiatan pengembangan situs pariwisata suatu daerah/kota yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah tersebut, maksudnya, jika di dalam suatu daerah terdapat sebuah tempat yang dapat dijadikan situs pariwisata maka sebagai masyarakat yang paham akan potensi suatu objek kita seharusnya berusaha mengembangkan dan turut merawat situs pariwisata tersebut.
Namun, bukan hanya dari sebuah kawasan yang indah dan berpotensi saja yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai tempat pariwisata, ada banyak contoh tempat-tempat yang pada awlanya adalah sebuah kerusakan/ bekas sebuah bencana, namun karena masyarakat sekitar dapat melihat ada potensi yang dapat dikembangkan dari kawasan tersebut maka terciptalah kawasan pariwisata dari tempat yang semulanya hancur berantakan atau tak terawat.
Salah satu contoh kawasan tersebut adalah Wisata Lumpur Lapindo di Porong,Sidoarjo,Jawa Timur. Siapa yang tidak tau dengan fenomena satu ini? Bukan hal asing lagi bagi masyarakat Jawa Timur khususnya masyarakat daerah sekitaran Sidoarjo. Sudah 11 tahun terhitung sejak 29 Mei 2006 fenomena alam ini pertama kali terjadi.Â
Lumpur panas yang menyembur dan berhasil menenggelamkan 16 desa di 3 kecamatan akibat kebocoran saat proses pengeboran minyak oleh PT Lapindo di dekat situ. Akibatnya banyak sekali properti yang rusak, rumah-rumah terendam oleh panasnya lumpur lapindo, dan masyarakat sekitar terpaksa harus meninggalkan harta bendanya di dalam rumah tersebut mencari tempat perlindungan yang aman dan layak.
Lumpur lapindo telah menenggelamkan 16 desa di 3 kecamatan, pada awalnya, lumpur yang menyembur itu hanya menenggelamkan 4 desa dengan ketinggin sekitar 6 meter, yang mengharuskan dilakukannya proses evakuasi wara sekitar serta rusaknya areal pertanian yang cukup parah. Luapan lumpur lapindo ini juga menggenangi sarana pendidikan serta Markas Koramil Porong yang pastinya membuat semua aktivitas warga sekitar terganggu.Â
Hingga pada bulan agustus 2006, lumpur ini telah berhasil menggenangi sejumlah desa dan kelurahan di kecamatan porong, jabon, da tanggulangin. Total warga yang dievakuasi sebanyak kurang lebih 8.200 jiwa dan 25.000 jiwa mengungsi, karena setidaknya 10.426 unit rumah sudah terendam lumpur lapindo dan 77 unit rumah peribadatan pun ikut terendam ganasnya lumpur panas ini.Â
Sekitar 30 pabrik yang tergenang oleh lumpur lapindo terpaksa harus menhentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerjanya. Tercatat ada 1.873 buruh pabrik yang terkena dampak dari semburan lumpur lapindo ini.
Namun, lambat laun setelah becanana itu terjadi 11 tahun yang lalu, bencana yang memakan area hingga 1500 ha ini menjadi kawasan wisata tidak resmi dan kawasan yang sekarang telah rata akan lumpur yang sudah mengering dan menyisakan banyak kenangan buruk bagi masyarakat yang pernah menjadi korban bencana alam tersebut. Kini, kawasan tersebut sudah menjadi sektor pariwisata yang sangat populer yang dimiliki daerah sidoarjo, destinasi tempat pariwisata tersebut adalah "Wisata Lumpur Lapindo"
Pemberitaan tentang semburan lumpur panas menarik perhatian tak hanya masyarakat sekitar tapi juga menraik perhatian masyarakat daerah lain bahkan di berbagai belahan dunia penasaran akan fenomena alam lumpur lapindo ini. Rasa penasaran dengan bentuk semburan seperti apakah yang membuat banyak orang ingin datang mengunjungi dan melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana keadaan yang sebenarnya.
Bagi wisatawan lokal atau penduduk asli sidoarjo pasy=tinya tidak akan bingung lagi untuk mendatangi lokasi wisata lumpur lapindo, akan tetapi bagaimana dengan wisatawan luar kota sidoarjo bahkan luar negeri? Tentunya ada berbagai macam solusi jika ingin bepergian melihat wisata lumpur lapindo, tentunya sarana transportasi adalah poin terpenting sebagai akses menuju ke tempat wisata tersebut. Apabila ingin berkunjung ke Wisata Lumpur Lapindo pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar dan banyak karena hingga saat ini tempat ini masih dioperasikan dan di kelola langsung oleh penduduk setempat bahkan penduduk sekitar menjadikan ini sebagai sumber mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan hiduo sehari-hari. Jika anda ingin berkunjung dan menikmati keindahan pemandangan di Wisata Lumpur Lapindo anda hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 15.000, untuk parkir kendaraan tidak di pungut biaya sepeserpun alias gratis. Sedagkan jika anda ingin mengeksplor kawasan Wisata Lumpur Lapindo lebih dalam sampai bisa menuju tempat dekat pusat semburan lumpur yang ada di tengah area, anda hanya perlu mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp. 25.000 untuk jasa ojek motor.
Jadi objek Wisata Lumpur Lapindo ini menurut saya sangat cocok untuk dikunjungi karena memiliki nilai sejarah dan nilai seni yang sangat tinggi, biaya yang cukup terjangkau pun bisa menjadi alasan agar para pengunjung dapat berbondong-bondong datang ke Wisata Lumpur Lapindo ini. Wisata umpur Lapindo juga menyediakan spot-spot foto unik yang bisa dimanfaatkan para pengunjung untuk mengabadikan momen lewat sebuah foto. Salah satu spot yang paling unik adalah spot dimana banyak berdiri patung-patung yang menyerupai manusia namun dengan bentuk yang tidak utuh, ada yang kakinya hancur,tangannya hancur, setengah tenggelam masuk ke lumpur dan seperti sedang berlari membawa berbagai perabotan rumah tangga, seolah-olah menggambarkan situasi yang terjadi saat mereka menjadi korban semburan lumpur lapindo 11 tahun silam dan berusaha menyelamatkan diri serta barang berharga lainnya.
Begitulah potret terbentuknya objek wisata yang dapat dijadikan sebagai sumber pencaharian bagi mmasyarakat sekitar serta dapat membantu pereknomian daerah itu senduiri kedepannya, tak perlu tempat yang sudah bagus dan sudah tertata untuk di manfaatkan dan di lestarikan potensinya, jika sudah memiliki tempat wisata di daerah kalian maisng-masing, maka sudah sepatutnya kita sebagai warga negara yang baik ikut melestarikan tempat wisata tersebut atau paling tidak ikut manjaga kebersihan dan kerapihan serta kenyamanan kawasan pariwisata tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H