Harus bedakan Israel sebagai negara dan Yahudi sebagai agama. Orang beragama Yahudi, warga negaranya macam-macam.Â
Ada yang beragama Yahudi, warga negara Jerman, Rusia atau Amerika Serikat. Bahkan ada pemeluk agama Yahudi warga negara Irak, Iran, Tunisia, Siria, Yordania, Â bahkan ada yang warga negara Indonesia.Â
Di kota Tondano Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara, ada sebuah Sinagoge kecil, dengan anggota puluhan orang. Mereka beragama Yahudi warga negara Indonesia.Â
Sama seperti agama Islam. Ada banyak pemeluk agama Islam, warga negara Jerman, Perancis, Â Inggris, Amerika Serikat, Israel, dstnya.Â
Pemeluk agama Yahudi adalah mayoritas dinegara Israel. Tapi itu tidak berarti Israel adalah Yahudi.Â
Di Israel ada bermacam-macam agama. Mayoritas tentu saja agama Yahudi. Jumlahnya sekitar 79%. Â Â
Dari 79% penganut Yahudi itu,  46 % darinya adalah  sakular. Yang dimaksud sekuler disini adalah, penganut Yahudi yang tidak terikat pada tuntutan ritual. Mereka sangat liberal dalam pandangan agama, politik dan gaya hidup.Â
Sekitar 32 % adalah Yahudi tradisional. 15% Yahudi orthodoks dan 7% Yahudi ultra Orthodoks.Â
Artinya penganut agama Yahudi juga bermacam-macam. Sering kali terjadi konflik panas diantara mereka.Â
Di Israel penganut  agama Islam jumlahnya  sekitar 17%. Ini berarti Islam di Israel secara statitik jumlahnya cukup signifikan.  Â
Orang Islam Israel, ada yang jadi pegawai pemerintah, anggota parlemen, pegawai pemadam kebakaran, juga polisi dan tentara.Â
Sedangkan Agama Kristen di Israel jumlahnya sekitar 2% saja.
Islam adalah agama mayoritas di Palestina. Jumlahnya sekitar 79%. Agama Kristen sekitar 20%. Ini berarti pemeluk agama Kristen di Palestina secara statistik jumlahnya cukup signifikan juga.Â
Orang-orang Kristen Arab Palestina telah memeluk agama Kristen ribuan tahun, jauh sebelum agama Islam muncul. Orang Kristen Arab Palestina terus berjuang untuk pembebasan Palestina.Â
Banyak orang tidak tahu, bahwa kota Betlehem tempat kelahiran Yesus, letaknya di Palestina. Setiap tahun ada jutaan orang Kristen dari berbagai penjuru dunia, berziarah ke Betlehem di Palestina.Â
MEMBELA MANUSIA BUKAN AGAMA
Jadi kalau protes  Israel, jangan kait-kaitkan dengan agamanya. Misalnya memaki-maki agama Yahudi sebagai Yahudi sialan, Yahudi babi,  atau Yahudi harus dilenyapkan dari muka bumi.
Tidak mengakui eksistensi agama Yahudi, itulah yang dinamakan "Anti Semitisme".Â
Sama seperti  pelaku bom bunuh diri. Walaupun mereka membunuh dengan alasan keyakinan agama, tapi kita tidak bisa katakan Islam adalah teroris.Â
Saling serang antara Israel dan Palestina saat ini, menimbulkan salah kaprah di Indonesia. Banyak orang demonstrasi pro Palestina dengan alasan Islam di zalimi.
Padahal di Afganistan, bom meledak membunuh anak-anak  yang tidak bersalah adalah pemandangan sehari-hari. Bahkan ada serangan mematikan secara sengaja terhadap sekolah dasar, dimana anak-anak sementara belajar. Tentu saja anak-anak itu pemeluk agama Islam. Â
Belum lagi di Pakistan, Irak, Siria dan Jemen. Sekarang ini Jemen mengalami malapetaka kemanusiaan. Jutaan orang kelaparan, karena perang.
Artinya ada banyak masalah kemanusiaan dinegara-negara berlatar belakang Islam, yang butuh perhatian dari kita juga. Â
Kalau kita membela Palestina karena alasan agama, maka kita adalah orang-orang rasis dan diskriminatif. Mengapa? Karena kita memandang martabat orang Palestina lebih tinggi dari martabat orang-orang Afganistan, Siria, Jemen.Â
Tentu saja orang Palestina mesti dibela martabat kemanusiaannya. Ingat ada banyak orang kristen Palestina yang rumahnya digusur dan dibombardir tentara Israel.Â
Koalisi Nasional Organisasi Kristen di Palestina (National Coalition of Christian Organizations in Palestine/NCCOP) adalah jaringan organisasi Kristen yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan diakhirinya pendudukan tanah Palestina oleh Israel.Â
Bahkan ada kelompok komunis di Palestina. Â Partai komunis Palestina (Palestinian People's Party atau PPP), adalah kelompok yang kuat menentang pendudukan israel. Artinya ada kelompok yang berjjaung bukan karena alasan agama, melainkan berdasarkan gagasan nasionalis.Â
Hendripriyono mengatakan, konflik Israel Palestina bukan urusan kita. Pernyataan Jendral kita ini, juga tidak bijaksana. Indonesia justru harus memainkan peranannya yang besar dalam rangka perdamaian Israel Palestina.Â
Mengidentifikasikan diri dengan Palestina karena alasan agama, jelas keliru. Tapi tidak terlibat dalam upaya perdamaian di Palestina, juga tidak bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H