Mohon tunggu...
grover rondonuwu
grover rondonuwu Mohon Tunggu... Buruh - Aku suka menelusuri hal-hal yang tersembunyi

pria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal yang Bukan Natal

23 Desember 2019   13:19 Diperbarui: 23 Desember 2019   21:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Natal sebenarnya

Sebenarnya orang-orang kristen belum merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember. Empat minggu sebelum Natal, orang kristen sementara kusuk dengan minggu-minggu Advent. Dalam minggu Advent orang kristen mempersiapkan diri menanti kedatanganNya. Mempersiapkan diri itu sama dengan mengoreksi diri, mawas diri, bertobat.  Makanya gereja-gereja di Eropa di minggu-minggu Advent belum menyanyikan lagu Natal dan belum memasang pohon terang.

Yang merayakan Natal sebulan sebelum tanggal 25 Desember adalah toko-toko, reataurant dan tempat-tempat hiburan.  Mereka mengeksploitasi Natal untuk menjual produk-produknya. Itulah kapitalisme. Logika kapitalisme adalah mendorong konsumerisme tanpa batas.

Kapitalisme merayakan Natal dengan gegap-gempita, sementara Yesus lahir ditempat yang sangat sederhana dan disaksikan oleh orang-orang paling sederhana. Natal yang sebenarnya adalah suasana damai sejahtera yang sederhana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun