Mohon tunggu...
grover rondonuwu
grover rondonuwu Mohon Tunggu... Buruh - Aku suka menelusuri hal-hal yang tersembunyi

pria

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Geert Wilders dan Anies Baswedan

17 Maret 2017   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2017   18:54 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai kanan tengah Volkspartij Voor Vrijheid en Democratie (VVD) pimpinan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan parlemen pada 15.3 2017, mengalahkan Partij Voor de Vrijheid (PVV) yang dipimpin Geert Wilders, seorang politisi anti imigran dan anti Islam.

Parlemen Eropa menyebut kemenangan Mark Rutte sebagai kelegaan Eropa. Artinya ada tambahan jaminan bahwa kebersamaan Eropa akan berlanjut. Paskah Brexit dan kemenangan Donald Trump.sebagai presiden USA.

Mengapa parlemen Eropa merasa legah setelah kemenangan VVD pimpinan PM. Mark Rutte. Karena jika Geert Wilders menang, maka Belanda akan menjadi negara tertutup terhadap orang asing, dan terutama  Belanda akan keluar dari Uni Eropa juga akan keluar dari mata uang bersama Euro.

Di Indonesia khususnya di Jakarta sementara bertarung dua kekuatan yang mirip di Belanda. Yaitu koalisi partai yang pro kebinekaan dibawah pimpinan Ahok Djarot, berhadapan dengan koalisi anti keragaman yang dipimpin Anies Sandi.

Dimana kesamaan dan perbedaan  antara Anies Baswedan dengan Geert Wilders?

Geert Wilders adalah seorang Politikus yang mengusung ideologi patriotisme nasionalis kanan radikal. Dia yakin Belanda akan lebih baik jika kepentingan negeri sendiri lebih diutamakan dari pada kebersamaan Eropa. Menurutnya Belanda akan lebih baik jika kepentingan penduduk asli lebih diutamakan dari pada kaum pendatang. Pendeknya Geert Wilders seorang proteksionis dan anti keragaman.

Anies Baswedan juga mengusung nasionalisme patriotisme melalui partai pendukungnya GERINDRA. Seperti Geert Wilders yang anti Islam, Anies juga  anti agama bukan islam melalui pendukungnya organisasi garis keras FPI.  Anies mengusung ideologi nasionalis plus agama Islam garis keras.  

Nasionalisme plus Islam garis keras adalah kombinasi ideologis yang mirip dengan ideologi partainya Geert Wilders. Ideologi yang diusung Anies dan Geert Wilders masuk kategori sayap kanan radikal.

Perlu diperhatikan disini, ideologi kanan radikal itu bukan pilihan sadar seorang Anies Baswedan.  Anies tidak dibentuk oleh ideologi garis keras, baik kanan nasionalis apalagi kanan agama.

Karena itu saya tidak percaya kedekatan Anies dengan organisasi garis keras FPI, akan berpengaruh besar pada  kebijakan politiknya jika dia terpilih jadi gubernur DKI Jakarta.

Jika Anies terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta, dia  tidak akan mengutamakan Islam dalam kebijakan politiknya. Dia   juga tidak akan mengobarkan semangat anti Cina seperti yang selalu diprovokasi oleh pemimpin FPI Habieb Riezig. Dia akan menjadi politikus yang normal, barangkali nanti dia akan berbenturan dengan kelompok garis keras FPI  yang mendukungnya mati-matian.

Anies Baswedan sengaja "menggunakan" ideologi garis keras itu, hanya  untuk mempertajam sentimen dalam masyarakat. Sentimen masyarakat itu melahirkan polarisasi. Dan masyarakat yang terpolarisasi itu , gampang dimobilisasi dan gampang digiring seperti kambing masuk kedalam kandang.  Ideologi garis keras yang sebetulnya ditentang Anies  itu, sekarang digunakannya sebagai alat untuk mencapai tujuan politik jangka pendek.

Anies Baswedan berani melacurkan diri untuk mencapai tujuan politik kekuasaan. Sedangkan Geert Wilders dalam tubuh dan darahnya adalah pelacur sejak awal. Semua orang tahu itu.

Geert Wilders jujur pada ideologi yang diyakininya. Sementara Anies Baswedan rela menggunakan kendaraan yang tidak disukainya untuk mencapai ambisinya. Anies tidak jujur pada dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun