"Pegunungan es ini?"Â
"Pegunungan ini adalah jalan menuju ke gunung Zenox." Greenny menjawab sekali lagi.Â
Con-con berubah menjadi jubah untuk menghangatkan diriku.Â
"Kamu tahu jalan menuju ke gunung Zenox?"Â
"Rasanya aku mengetahui menuju ke gunung."
"Bagaimana kamu tahu?"
"Aku sendiri tidak tahu. Â Aku rasanya pernah ke sana menuju jalan ini." Â Greenny menjawab sekali lagi. Kata-kata ini menjadi sebuah tanda tanya bagi aku sendiri. Aku merasa sesuatu misteri belum terpecahkan. Aku teringat akan cermin di ruang mawar itu.Â
Greenny mengucapkan sebuah mantra dan mengeluarkan api ditangannya dan api kecil tersebut melayang diatas kami dan membentuk pelindung transparant. Setelah kami ditutupi oleh pelindung ini, kami merasakan kehangatan. Kami langsung melanjutkan perjalan perlahan-lahan. Pelindungin ini juga melindungi kami dari angin kencang badai salju. Kami berjalan perlahan-lahan tanpa merasakan kedinginan.Â
Aku juga melihat beberapa bunga mekar di pegunungan es. Bunga tersebut memiliki mahkota bunga yang transparant seperti Kristal es yang mengkilap. Aku juga melihat beberapa binatang berkeliaran sekitar pegunungan es. Makhluk itu terlihat seperti tupai yang berwarna perak dan memiliki sepasang mata yang berwarna biru tua seperti batu safir biru. Mereka memakan buah-buah Kristal yang bergantungan di semak-semak Kristal.Â
"Buah itu tidak boleh dimakan. Beracun bagi kita. Cuma mereka yang bisa makan. Mereka itu Xizus yang disebut tikus es. Mereka hidup bergelombol untuk mencari makan. Mereka tidak menyukai makhluk lain." Greenny mulai berkata lagi.Â
"Apa mereka jinak?"