"Aku tahu kamu terkejut dan tidak tahu mau berbicara apa-apa. Aku pernah berkata kepada kamu bahwa aku akan mengajak kamu ke Axtraliz. Aku pergi lebih dulu ke dunia ini. "Â
Dia berkata dengan senyum. "Aku tidak berkata banyak di dalam sini. Kita dalam dunia mimpi penghubung. Aku ingin kamu tetap menyimpan kunci itu. Kunci itu adalah jalan keluar dan kunci untuk mengendalikan dunia Axtraliz. Jangan sampai kunci jatuh ke tangan orang lain."Â
"Kunci perak itu?"
Semua langsung gelap dan aku langsung terbangun dan membuka mataku. Aku melihat langit-langit berbeda yang ada di rumahku. Aku melihat di jendela, di luar jendela itu masih gelap dan terdapat bulan purnama. Aku sadar bahwa aku bukan di kamar aku maupun di tempat yang aku kenal.Â
-----0-----
Con-con tertidur disebelahku dan Greeny tertidur melayang di atas kepalaku.  Aku keluar dari ranjangku dan aku mulai berpikir sekali lagi, bahwa aku tidak berada di  kamar aku melainkan di dalam kamar yang tidak aku kenal. Aku membuka jendelaku dan melihat pemandangan di luar. Aku melihat bulan purnama dan bulan sabit. Kedua bulan tersebut memiliki mata dan mulut dan terlihat sedang tertidur.Â
"Selamat malam."
Aku mendengar suara seorang gadis berkata kepadaku. Aku melihat ke atas. Aku melihat seorang gadis sedang melayang di depan jendela kamarku.
"Siapa kamu?"
Wujud gadis ini seperti gadis yang duduk di bangku kelas 6 SD. Dia memiliki kulit yang sangat pucat. Warna pucatnya sama seperti warna bulan. Gadis ini sangat cantik yang memiliki bentuk muka yang sangat langsing seperti bentuk hati dan dia memiliki mata yang  sangat sayu dan besar. Mata gadis ini memiliki warna mata yang berwarna merah seperti batu Ruby yang terang menyala. Â
Bibirnya berwarna merah seperti warna merah mawar. Dia memiliki senyum yang sangat manis seperti gadis yang lugu. Rambutnya dikepang dua dan bergelombang berwarna hitam pekat dan mengkilap seperti warna mutiara hitam.Â