Berbicara peran dan eksistensi pemuda atau kepemudaan ini merupakan sebuah topik yang sangat penting. Bagi kita khususnya para pemuda pemudi untuk dipelajari dan di kaji. Kenapa ? Tentu sahabat – sahabat sekalian tidak tabuh lagi, alasanya karena pemudalah sebagai re-generasi bangsa. Orang bijak mengatakan “ masa depan suatu bangsa di tentukan oleh kualitas pemuda hari ini ”.
Dari sederet pernyataan itu mengandung makna yang dalam mengenai arti penting penting pemuda. oleh karenanya disitu-lah titik letak pentingnya kajian eksistensi pemuda guna untuk menggugah kembali hati nurani para pemuda pemudi untuk lebih mengoptimalkan perananya sebagai kader umat dan kader bangsa.
Topik pemuda dan kepemudaan ini sebenarnya bukan hanya sebuah wacana yang sering digembar gemborkan pada masa kini saja, namun jauh sebelumnya semangat dan peran kepemudaan sejak jaman orde lama pun presiden RI pertama bung karno sudah menggelorakan hal tersebut.
Pentingnya kajian peran dan eksistensi pemuda telah terbukti atas proses panjang sejarah yang pada akhirnya menghantarkan bangsa ini sampai pada pintu gerbang kemerdekaan yang ditandai dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 yang di bacakan langsung oleh bung karno.
Seiring bergurirnya waktu peradaban pun mengalami perubahan yang pesat mengikuti jaman, sisa-sisa perjuangan kian menjadi puing-puing dari pada saksi sejarah. Dan hari ini kita semua khususnya para pemuda pemudi dihadapkan pada suatu jaman dimana tekhnologi menduduki posisi atau puncak tertinggi dalam sebuah peradabaan yakni era modernisasi.
Manusia dengan segala potensinya kian telah menciptakan sebuah trobosan – trobosan baru, inovasi – inovasi baru untuk membantu serta mempermudah aktifitas dan kerja – kerja mereka dalam kehidupanya. Demikian-lah yang melatar belakangi yang kita istilahkan tekhnologi.
Kehadiran tekhnologi di tengah-tengah khalayak tentu memiliki nilai kebermanfaatan tersendiri bagi subjek atau si penggunanya, namun di sisi lain tidak sedikit orang yang merasa dirugikan karenanya. Masin-masing tergantung bagaimana cara kita memanfaatkanya. Pada hakekatnya kehadiran tekhnologi ini adalah untuk memberikan kebermanfaatan guna untuk mempermudah bagi manusia untuk melakukan aktifitas dan kerja-kerja agar lebih efektif dan efisien.
Dalam perspektif internasional pada tatanan dunia pun penggunaan tekhnologi dapat juga dijadikan sebagai tolok ukur bagi kemajuan suatu bangsa atau Negara. oleh karenanya demikianlah yang menjadikan peran tekhnologi memiliki pengaruh global diberbagai aspek kehidupan tidak ada yang terlepas karenanya.
Berbicara tekhnologi sebagaimana di atas tidak terlepas dari pada sebjek atau si pengguna tekhnologi itu sendiri, dan dominasi mayoritas orang – orang yang berpotensi banyak menggunakan dan mampu mengoperasikan tekhnologi adalah orang – orang di bawah usia 45 tahun yang berdasarkan Undang – Undang masih termasuk dalam kategori pemuda. Sehingga pada konteks jaman modern sekarang ini mestinya peran dan eksistensi pemuda dapat lebih terbuka lebar dan luas untuk berkarya dan berinovasi secara totalitas dan universal dalam rangka menyongsong pembangunan akhlak dan karakter bansa kearah yang jauh lebih baik lagi. karena hanya dengan akhlaq dan moral bangsa yang baik terlebih para pemuda pemudinya segala harapan dan cita – cita bangsa dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional tidak lagi menjadi mimpi. Karena siapapun bangsa dan negaranya itu pasti membutuhkan peran dari pada pemudanya, terlebih khusus bangsa Indonesia yang memang sudah sejak jaman perjuangan memiliki keterikatan batin yang kuat, sehingga antara NKRI dan pemuda ibarat dua sisi satu mata uang, karena bangsa ini berdiri di atas keterlibatan dan darah segar para pemuda. Artinya dalam konteks jaman modern sekarang ini dimana eranya adalah era tekhnologi kita khususnya para pemuda pemudi sebagai regenerasi bangsa kembali di ingatkan untuk tidak terjebak dalam perangkap alih – alih modernisasi yang begitu banyak menawarkan pernak perniknya.
Generasi muda tentu adalah sebuah entitas yang potensial, memiliki semangat, cita – cita dan espektasi yang besar dan luas sehingga hal itu di jadikanya sebagai kekuatan sejati baginya dalam berkarya dan berinovasi dan lain – lain. Oleh karenanya jangan kita sia – sia kan momen masa muda tersebut. Sudah menjadi keharusan masa muda kita manfaatkan untuk melatih mental, menata akhlaq juga memperdalam ilmu agama serta upaya belajar lainya yang dalam rangka membentuk figure pemuda pemudi yang utuh, yang memiliki kapasitas serta integritas yang baik. Baik dari sisi kapasitas intelektual maupun religius serta menjadi segenap pemuda yang memiliki jiwa dan rasa nasionalisme yang tinggi. sehingga karenanya kita menjadi sebuah entitas yang tercerahkan. Sehingga dengan semakin banyaknya para pemuda pemudi yang tercerahkan tersebut, maka suatu bangsa tidak kehilangan harapanya bagi nawa cita bangsa itu sendiri.
Pada prosesnya sudah barang tentu ini hal ini bukan hal yang mudah memerlukan kurun waktu yang cukup lama karena memang membutuhkan sebuah formulasi yang tepat, serta membutuhkan upaya – upaya yang terfokus juga serius dari semua pihak dan dari semua unsure. Dan dalam realisasinyapun kita tidak boleh bergerak sendiri – sendiri. Dalam hal ini pemerintah juga harus bekerja optimal dan mampu bersinergi dengan semua pihak terkait secara aktif dan komunikatif, kenapa karenanya hanya dengan upaya serta penanggulangan yang serius maka semua persoalan dapat mudah teratasi
Karena perlunya akan sikap serta upaya tersebut karena realita hari ini kita kerap sering mendapati sebuah kabar di media baik media cetak, televise terlebih di media social terkait isu – isu yang tidak meng-enakan bahkan sebuah sikap yang memalukan muncul dari sebuah kasuitik segenap pemuda pemudi di tanah air dari mulai tawuran antar pelajar, sex party, narkoba, protitusi hingga kasus korupsi yang banyak menjerat para pejabat public dan petinggi partai di indonesia yang mana itu pula kebanyakan pejabat yang masih tergolong kategori orang – orang muda, seperti Nazaruddin, Annas urbaningrum, Angelina sondakh dll. Dari sini cukup tampak terlihat jelas bahwa bangsa kita. Bangsa indonesia mengalami suatu degradasi baik itu moral, akhlaq serta krisis literasi tentu hal ini disinyalir adanya indikator yang menjadikanya faktor terhadap mereka melakukan hal – hal yang demikian salah satunya faktor, lingkungan keluarga, ekonomi termasuk faktor penggunaan tekhnologi yang tidak di imbangi dengan kontrol iman sehingga hal itu tidak lagi berorientasi pada nilai, baik nilai yang dimaksud adalah nilai asas manfaat maupun nilai yang secara khusus yang di ajarkan oleh hukum – hukum agama maupun, hukum negara.
Dari perihal inilah para pemuda kita hendaknya mampu berdinamika menyikapi problem bangsa yang semakin hari semakin carut marut, kemana lagi masa depan bangsa ini disandarkan kalau bukan di pundak para pemudanya, oleh karenanya marilah kita semua khususnya para pemuda yang sebagai kader umat dan bangsa untuk bersatu, saling mengingatkan akan hal- hal negatif terlebih lagi kita semua segenap para pemuda yang beridentitas sebagai muslim maka kalimat ber-faastabiqul khairat sebagaimana yang diperintahkan rasul harusnya menjadi hal yang prinsipil, bukan hanya itu bahkan terlebih lagi rasulaullahpun menyerukan kepada kita semua untuk ber-ammar ma’ruf nahi munkar.
Kita sebagai pemuda muslim yang pernah di lahirkan hidup dan berdomisili di tengah diantara pulau beserta samudra yang membentang luas yang memiliki beragam suku, ras, budaya, serta kepercayaan yang beragam. yang kemudian kita sebut adalah INDONESIA yakni suatu bangsa dengan komposisi dominasi mayoritas muslim sehingga sudah seyogyanya peran kita sebagai generasi muda sebagai kader umat dan bangsa adalah kita mampu mengejawantahkan nilai – nilai pancasila yang mana di dalamnya sudah termaktub nilai – nilai keumatan.
Tentu saya ingatkan kembali bahwa upaya ini butuh konsistensi dari semua pihak terlebih pemerintah untuk membuat sebuah formulasi yang mengarah kesana yang bukan lagi hanya sekedar wacana belaka melainkan harus termanifestasikan lewat sebuah program nyata yang sifatnya terpadu, serentak yang dilaksanakan oleh semua kelembagaan di seluruh indonesia dari kementrian hingga sampai pada level UPTD yang mana program tersebut telah memiliki muatan sebuah strategi sebagai upaya pendidikan moral dan bimbingan akhlaq.
Dengan perihal tersebut di harapkan peran dan eksistensi serta produktifitas pemuda sebagai kader umat dan bangsa dapat kembali muncul mewarnai cakrawala keumatan dan kebangsaan.
semoga kitasenantiasa tercerahkan.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H