Mohon tunggu...
Grizelda AudreyFaschalia
Grizelda AudreyFaschalia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Mercubuana Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upacara Adat Kematian yang Dilakukan oleh Masyarakat Dayak Tunjung dan Benuaq

30 Oktober 2021   20:41 Diperbarui: 2 November 2021   16:29 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq merupakan salah satu subsuku Dayak Luwangan dan termasuk dalam kelompok Barito di Kalimantan Tengah. Kedua suku ini merupakan suku yang paling mendominasi pada wilayah Kabupaten Kutai Barat. Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung memilki banyak keunikan dalam upacara adatnya. 

Salah satu upacara adatnya adalah upacara untuk orang yang sudah meninggal dimana di dalam upacara tersebut dapat memperlihatkan hubungan mereka dengan roh keluarga yang sudah lebih dahulu meninggal (leluhur). 

Dalam upacara kematian yang dilakukan, para keluarga meyakini bahwa roh yang sudah meninggal harus dijemput oleh leluhur agar bisa sampai ke surga dan tidak salah jalan. Upacara kematian dilakukan sesuai dengan apa yang sudah diturunkan oleh para leluhur agar roh orang yang telah meninggal mendapatkan keselamatan dan kebahagian. 

Suku Dayak tidak hanya Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung saja tetapi masih banyak subsuku lainnya. Kutai Barat, Kalimantan Timur merupakan daerah yang paling banyak ditempati oleh masyarakat Dayak terlebih Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung walaupun begitu tetap saja tidak hanya kedua subsuku tersebut yang terdapat di Kutai Barat, adapun suku Jawa, Madura, Bugis, dan lainnya.

Membicarakan tentang Dayak, artinya kita juga perlu mengetahui apa saja upacara adat yang dilakukan oleh suku Dayak. Salah satunya yaitu upacara 'Kwangkai'. 

Upacara kwangkai merupakan upacara untuk orang yang sudah meninggal. Upacara kwangkai yang dilakukan oleh keluarga yang ditinggalkan guna mengantar roh anggota keluarga mereka yang sudah meninggal ketempat peristirahatan yang baik di alam lain. 

Walaupun saat ini banyak orang yang telah memeluk agama mereka masing-masing, namun ada beberapa masyarakat Dayak yang tetap melaksanakan ritual adat. Ketika ada keluarga/kerabat meninggal biasanya masyarakat dayak yang masih memegang teguh kepada para leluhurnya akan melakukan berbagai macam upacara adat.

Terdapat tiga ingkatan yang akan dilakukan dalam upacara adat kematian ini, yaitu paremp api, kenyau, dan kwangkai. Dari ketiga tahapan tersebut, upacara kwangkai lah yang memiliki posisi tertinggi diantara ketiganya. Namun kita akan membahas ketiganya.

Paremp api merupakan upacara pelepasan secara resmi arwah orang meninggal menuju lumut. Jika yang meninggal merupakan seorang laki-laki maka paremp api akan dilakukan tepat pada hari ketujuh setelah mayat dimasukkan kedalam lungun (peti). 

Sedangkan yang meninggal adalah perempuan maka paremp api dilakukan pada hari keenam. Menurut kepercayaan masyarakat Dayak Tunjung dan Benuaq liyau dan kelelungan laki-laki akan lebih lambat satu hari sampai di lumut dibandingkan perempuan. Karena tulang rusuk laki-laki kurang lengkat pada bagian kiri.

Tahapan kedua, yaitu Kenyau biasanya dilaksanakan selama sembilan hari sembilan malam. Tetapi upacara kenyau ini bukanlah suatu upacara yang diwajibkan artinya boleh tidak dilakukan dengan alasan tertentu (faktor ekonomi). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun