Mohon tunggu...
A.S. Adam
A.S. Adam Mohon Tunggu... Editor - Jurnalis

Hemat suaramu dan ambil penamu. (AS Adam)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jogja adalah Kota Cinta

1 Oktober 2024   12:44 Diperbarui: 1 Oktober 2024   12:50 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BEBERAPA waktu lalu saya ditanya seorang teman dari jauh yang berkunjung ke Jogja. Apa bedanya Jogja dengan kota lain di Indonesia.

Ia begitu penasaran mengapa sampai hari ini Jogja masih menjadi tempat favorit untuk dikunjungi. Padahal, masih banyak tempat wisata lainnya yang lebih menarik dari Jogja.

Saya tidak berbasa-basi menjawab pertanyaannya. Jogja itu bukan kota biasa. Orang datang ke Jogja karena ingin saling bersapa. Saling mengenal satu sama lainnya.

Tetapi, yang perlu diketahui bahwa Jogja merupakan tempat paling bersejarah yang setiap peristiwanya tercatat dalam berbagai babad.

Ini berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia yang catatan sejarahnya belum terjaga dengan baik sehingga mengesankan kota lain tidak memiliki detail sejarah seperti Jogja.

Suatu ketika saya berjalan-jalan ke Kotagede salah satu kota tua di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kotagede semula menjadi pusat pemerintahan Mataram Islam di bawah kekuasaan Panembahan Senopati putra angkat dari Kesultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir.

Di sana, saya bertemu wisatawan asal Rusia. Mereka rombongan berlima, tiga perempuan dan dua laki-laki.

Saya sempat bertanya ke mereka mengapa datang ke Jogjakarta. Apa yang menarik di Jogja?

Jawaban mereka mengejutkan saya. Mereka datang ke Jogja bukan untuk berwisata melainkan untuk menelusuri sejarah. Bagi mereka Jogja tidak ada tempat wisata yang menarik.

Namun, kata mereka, Jogja memiliki kebudayaan sangat luar biasa. Masyarakatnya ramah. Sangat cocok untuk beristirahat beberapa waktu di Jogja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun