Mohon tunggu...
Rifkyansyah G
Rifkyansyah G Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menetap di bekas ladang orang

We blame our time though we are to blame

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perilaku Cerdas dan Efeknya terhadap Stabilitas Keuangan

31 Mei 2020   20:36 Diperbarui: 31 Mei 2020   20:34 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Courtesy to alamani, vector, favpng, clipart library

Pertama, berbelanja dengan bijak. Untuk melakukannya hanya perlu sebuah list. Saya selalu menyiapkan catatan sebelum berbelanja.  

Cara ini membuat kegiatan belanja lebih terarah. Sebab begitu masuk ke pasar atau department store saya tahu ke bagian mana saya harus menuju. Tanpa list, kita memang bisa tetap membuat daftar di kepala kita. Hanya resikonya kita cenderung singgah dulu di tempat lain. Yang besar kemungkinan itu tempat itu hanya terkait dengan keinginan kita saja. Bukan kebutuhan.

Samapi di sini ada satu hal penting. Yaitu bahwa apa yang kita masukan ke dalam catatan belanja adalah apa yang benar-benar kita butuhkan. Tujuan dari pencatatan itu bukan hanya agar kita tidak lupa membeli apa yang ada di dalam catatan itu. Tapi juga, agar mata kita bisa melakukan scanning mana yang memang harus dipenuhi dan mana yang harus ditunda bahkan dicancel. Pendek kata harus selektif.

Selain selektif dalam jenis juga selektif dalam jumlah.  Artinya  berbelanja dalam jumlah yang wajar. Itu karena walau kebutuhan kita terhadap konsumsi sifatnya terus-menerus.  Tapi  ia selalu ada dalam bingkai limit. Baik karena memang kemampuan kita mengkonsumsi terbatas, maupun karena sifat barang yang kita butuhkan punya daya tahan yang terbatas.

Mungkin ada yang bertanya mengapa berbelanja termasuk di antara cara menjaga kestabilan keuangan. Bukankah akan lebih baik menahan uang? Jawabannya pertama karena memang kita tidak akan pernah absen dari keubuthan esesnial keseharian. Selanjunya, ide kepemilikan uang relatif bisa dikatakan mirip dengan kebutuhan tubuh akan darah. Darah idealnya tidak boleh kurang. Apalagi habis.  Namun ketersediaan darah dalam tubuh, meniscayakan  darah harus bersirkulasi secara lancar dalam tubuh.  Seperti itu jugalah uang dalam kehidupan kita.  Tidak boleh kurang, tidak boleh kosong dari tangan. Tapi kalau ada, sebaiknya uang itu mengalir.

Uang yang kita belanjakan akan mengalir dari satu tangan ke tangan lain. Ini menciptakan rangkaian permintaan. Mengirimkan pesan bahwa di  masyarakat ada cukup uang yang beredar dan karenanya ekonomi berkembang. Sekaligus juga mengirimkan pesan normalnya penyediaan barang kebutuhan yang berpengaruh pada terjaganya harga.

 Hal kedua yang saya lakukan adalah membayar tagihan bulanan tepat waktu. Dalam kasus saya, tagihan asuransi kesehatan. Ini mengharuskan saya melakukan pembayaran tepat jatuh tanggal tempo. Sekaligusi menghindari terjadinya tunggakan pembayaran.

Uang punya dua fungsi. Pemenuhan kebutuhan masa sekarang dan investasi masa depan. Selain itu uang juga ada dalam jumlah terbatas.  Karena hal-hal inilah dibutuhkan pengalokasian yang tepat. Dengan membayarkan tagihan bulanan tepat waktu, saya sedang memenuhi kebutuhan saya saat ini sekaligus menjaga kemampuan saya berinvestasi untuk masa yang akan datang . Sebaliknya melakukan penundaan pembayaran tagihan berarti memperbesar tagihan yang harus dibayarkan. Pemenuhan kebutuhan saat ini meningkat. Dan  dengan demikian kemampuan untuk berinvestasi mengecil.

Jika tagihan membengkak, sementara pendapatan tetap dan di waktu yang sama ada kebutuhan esensial  tidak boleh tidak mesti dipenuhi, bukankah ini cenderung menggiring orang pada hutang yang perlu.  Tapi sejatinya tidak perlu terjadi. Sebab pada banyak kasus faktor hutanglah  yang seringkali menyebabkan goyangnya kestabilan keuangan seseorang.  

Membayar tagihan bulanan terkadang terasa berat. Tapi dengan begitu, awareness terhadap dengan level kekuatan finansial yang sebenarnya tumbuh. Kesadaran akan level kekuatan finansial itu dapat menjadi bahan pertimbangan. Baik dalam perencanakan maupun  pengambil keputusan yang melibatkan kemampuan finansial kita.  

Yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa di balik pembayaran tagihan itu, ada rantai pembayaran  tagihan lainnya. Unit usaha atau badan yang menanti pembayaran tagihan dari kita, juga dibebani tagihan berupa gaji para karyawan yang tentu punya kebutuhan rumah tangga masing-masing, tagihan berupa pembayaran  kepada pihak pemberi kredit seperti bank yang mengelola dana masyarakat, tagihan kepada pemasok barang. Membayar tagihan tepat waktu tidak saja menjaga kestabilan finansial rumah tangga tapi juga menjaga kekokohan pembiayaan kredit satu negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun