Mungkin, karena saya juga telah tinggal cukup lama di tanah rantau, jadi seringkali membanding-bandingkan lingkaran pertemanan di tempat kuliah dengan di kampung halaman.
Lama-kelamaan, mulai berpikir bahwa lingkaran pertemanan bukan bertujuan hanya sekedar canda tawa saja, namun lebih mulia dari itu. Bukan juga sebagai ajang untuk menjatuhkan satu pribadi dan pribadi lainnya, ajang pertemanan kiranya bisa membuat kualitas diri setiap orangnya menjadi meningkat didalam setiap pertemuan.Â
Mungkin, arti kata meningkat bukan berarti menunjukan produktifitas yang lebih baik, tapi lebih ke peningkatan akan penghargaan terhadap diri sendiri.
Kalau saya kutip dari Bang Andika Sutoro, tipe teman tu ada dua. Yaitu:
1. teman yang mendorong kita ke depan
2. teman yang mendorong kita ke belakang
Memang, pada prakteknya, kita tidak bisa terlalu memandang hitam-putih akan persoalan ini. Kadangkala juga diperlukan kompromi-kompromi yang (mungkin) justru akan mempererat pertemanan tersebut.Â
Karena ya, pada dasarnya tidak ada teori yang final dalam konteks pertemanan ini. Toh, akhirnya kita juga akan berhimpun dengan orang-orang yang ada di luar "lingkaran" kita. Entah suka ataupun tidak suka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H