Disahut oleh si Jambang; “pasti, di bantu oleh Amien Rais, Megawati dan Poros Tengah bahkan Langitan, ya nggak, ya nggak .. ”
Mendengar jawaban tersebut, Brengospun menggeleng, kalem. Namun yang lain menimpali ; “Anu.. anu, Karena saat itu baik Amien Rais, Megawati mengalah” ujar Si Pesek gak mau kalah.
Dengan jawaban inipun Brengos malah melotot; “Buuukannn” Tolak Brengos, keras dan tegas.
“Aku tahu, pasti karena Gus Dur sangat berambisi” Teriak Si Juling sok tahu.
Brengospun menghela nafas ; “Wahh kalian semua payah gak becus nganalisa gesture dan perilaku politik seseorang” ujar Brengos berlagak kayak pakar kaliber Nasional yang sering nerocos di layar TV dan sedetik kemudian ; “lha nurutmu gimana Ngos???” Desak semua yg ada di warung. Brengospun berdiri dan angkat bicara lagi :
“Dengar, ya kalian semua dengar. Itu terjadi karena hal sepele banget, yakuwi masalah beda nyata antara orang yg APA ADANYA dalam BERBICARA, BERSIKAP dengan orang yang ADA APANYA dalam tiap ucapan & tindakan”.
Suasana di warungpun tambah memanas dengan ulasan Brengos gak mudah dicerna. Penjelasan Brengos menuai protes ; “Huhhh jawaban apa itu Ngos-Ngos ?” Yang lain ikut menamabahi : “Ngawuuurrr”. “Ya Brengos ngawurr” dan “bla.. bla.. bla”
Namun dengan sangat tenang Brengos melanjutkan :
“makanya dengar dulu sampe tuntas, oke, hmm, begini, .. waktu terjadi dialog seriusnya MIMPI POLITIK yang terjadi antara : Gus Dur, Amien Rais dan Megawati [Sebenarnya mereka bertiga sama-sama ingin menjadi Presiden, hanya saja cara dan gaya mereka berbeda-beda dalam memper tontonkan jatidirinya] .. nah suatu ketika mereka bertiga asyik berembug, tiba-tiba ada seorang wartawan memergokinya sehingga usil menggoda mereka bertiga dan menggodanya dengan pertanyaan “nakal” begini ;
“wah para calon presiden lagi bikin resolusi ni yee” ledek si wartawan mengawali dialog, lalu dilanjutkan : “siapa ya diantara anda bertiga yang berpeluang paling besar jadi RI Satoe ?” pancing wartawan.
Menerima pertanyaan centil wartawan, mereka bertiga sepakat untuk tidak komentar, alias tutup mulut, titik.