Jadi, meskipun ada hashtag #styout atau #stystay yang sudah digaungkan sejak lama, keputusan untuk memecat atau melanjutkan kerja sama dengan STY, ya PSSI itu sendiri. Segala resikonya, ya ditanggung PSSI sendiri, dong...
Celotehan pertama yang membuat tidak pas di telinga, adalah ketika ada seorang anggota Exco sudah membocorkan perihal keputusan ini di awal. Ini jelas tidak etis secara organisasi. Sudah sepantasnya keputusan ini keluar dari satu pintu melalui pengumuman dari sang Ketua Umum.
Dari sinilah gulungan bola salju berupa cemoohan, caci maki, dan ucapan kebencian menjadi semakin membesar untuk dua sisi.Â
Pihak pro pemecatan menelanjangi semua keputusan salah STY yang pernah dilakukan, sementara pihak kontra sampai mengeluarkan jurus lama 'teori konspirasi' dengan meng-gatuk-kan ihwal pemerintahan Indonesia.
Jelas ini terlalu jauh. Sangat-sangat jauh. Setiap fans sejati klub sepak bola, juga sudah tahu bahwa pelatih akan ada masanya. Dan seperti kata Erick Thohir, sekarang lah waktu yang tepat untuk mengakhiri kebersamaan, dan terimakasih.
Semua Ilmu Shin Tae-yong Sudah Diperas Habis Timnas Indonesia
Bagi yang masih tidak terima dengan keputusan pemecatan STY, mungkin ada benarnya di kemudian hari, hanya jika permainan Timnas Indonesia semakin menurun. Kita tidak bisa menilainya sekarang bukan?
Waktu dua setengah bulan akan diberikan kepada calon pengganti STY, untuk mempersiapkan Timnas Indonesia di laga melawan Australia 20 Maret 2025. Durasi yang lebih dari cukup untuk mengamati seluruh pemain Indonesia, baik yang ada di luar negeri, ataupun yang ada DI DALAM NEGERI.
Huruf besar tebal perlu ditambahkan, karena KPI buruk di Piala AFF 2024 adalah salah satu pertimbangan evaluasi dari PSSI.
Lalu apa sisi positif-obyektif dari pemecatan ini?Â
Tentu kita bisa berpikir, bahwa Timnas Indonesia sudah memeras habis semua kemampuan dari STY. Mulai dari disiplin tinggi, stamina di lapangan, hingga kolektivitas yang bahkan kelewat cair di luar lapangan. Permainan yang ditunjukkan Timnas Indonesia di dua laga melawan Jepang dan Arab Saudi, serta terutama di AFF 2024 bisa dianggap sudah mentok.
PSSI dan Timnas Indonesia ingin naik kelas. Maka dari itu diambilah sebuah keputusan mengambil "kain basah" yang lebih besar dan mulai memeras ilmu-ilmu baru untuk kemajuan Timnas Indonesia.