Selalu saja berputar, bahwa Pelatih Kepala baru Manchester United harus menumbalkan satu kambing hitam di awal kepelatihannya. Ole Gunnar Solskjaer menepikan Paul Pogba dan Jesse Lindgard karena dituding merusak tim dengan gaya milenialnya.
Sedikit lebih halus, Ralf Rangnick hanya menyebut bahwa separuh lebih skuad Manchester United harus di buang untuk membentuk tim yang bersatu.
Lalu Erik ten Hag, dengan sok berani membuang Cristiano Ronaldo yang menjadi topskorer klub musim sebelumnya, sebelum dilengkapi dengan masalah pribadi dengan Jadon Sancho.
Dan kini, Ruben Amorim sepertinya larut dalam perihal mencari kambing hitam masalah klub dengan menepikan Marcus Rashford. Sang pemain pun siap bermain di air keruh, dengan menyebut bakal meninggalkan Carrington dalam waktu dekat.
Sebagai sosok pelatih baru yang juga berusia muda, menepikan Marcus Rashford menjadi keputusan beresiko besar. Kendati banyak haters, Rashford merupakan pemain asli binaan akademi yang tentu mempunyai pengikut baik di dalam ataupun di luar skuad.Â
Waktu satu bulan tampaknya terlalu cepat bagi Amorim untuk mengikuti "arahan media dan fans", dengan menunjuk batang hidung Rashford sebagai kambing hitam terpuruknya Manchester United.
Apalagi dua kekalahan beruntun, terutama kekalahan memalukan 0-3 dari Bournemouth, sedikit banyak menjelaskan bahwa bukan Marcus Rashford lah biang keladinya. Toh bahkan ia tidak ada di pinggir lapangan.
Kini dengan merosot ke posisi 13 dengan 22 poin, obyektivitas Ruben Amorim dibutuhkan untuk melewati periode Natal-Tahun Baru yang cukup menantang. Wolves dan Newcastle United sudah menunggu selepas Natal, dan Bruno Fernandes dkk harus siap bertamu ke Anfield untuk membuka tahun 2025.
Bisakah bertahan lama, Ruben Amorim?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H