Sudah 50 laga dijalani Coach Shin Tae-yong (STY) bersama Timnas Indonesia senior sejauh ini. Pria Korea Selatan ini telah menorehkan beberapa catatan baik, hingga bisa mengimbangi beberapa negara besar Asia.Â
Namun malam nanti, Timnas Garuda harus mulai terbiasa dengan target baru untuk menjadi lebih baik lagi, yakni menang!
Indonesia akan bertemu China pada lanjutan matchday ke-4 Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Laga tandang ini akan dihelat Qingdao Stadium, Selasa (15/10/2024) pukul 19.00 WIB.
Target kemenangan mutlak harus diberikan kepada Timnas Garuda, sebab Jay Idzes dkk masih tertahan di urutan kelima klasemen Grup C dengan 3 poin.Â
Jepang masih memimpin dengan perolehan 9 poin, sementara Australia, Arab Saudi, dan Bahrain berturut-turut ada di bawahnya dengan 4 poin. Tim Naga, China, masih tanpa poin di urutan paling buncit.
Tentu masih ingat bagaimana Indonesia dibuat murka oleh wasit Ahmed Al Kaf pada laga sebelumnya melawan Bahrain (10/10/2024). Sempat unggul 2-1 hingga menit 90+9', gol dari Mohamed Marhoon di akhir laga menuntaskan skor imbang 2-2. Padahal, wasit sebelumnya hanya memberikan tambahan waktu sebanyak 6' menit.
Namun skuad asuhan Coach STY harus segera move-on dengan "perampokan" dua poin ini. Melakukan laga tandang ketiga dari empat laga awal, tentu mental skuad Garuda sudah sangat terasah dan siap meraup poin penuh asal China.
Tiga poin mutlak diperlukan untuk target lolos, minimal sebagai peringkat 3 atau 4 Grup C. Dari perhitungan target 15 poin, tiga poin yang sudah didapatkan sejauh ini harus ditambah dengan 12 poin.Â
Dua kemenangan (6 poin) atas China, satu kemenangan atas Bahrain (3 poin), dan satu kemenangan dari Jepang, Arab Saudi, atau Australia menjadi incarannya.
Terbiasa dibebani target menang, harus menjadi sesuatu yang mulai diberikan kepada Rizky Ridho dkk. Untuk tampil di kancah Piala Dunia, tidak bisa hanya menjadi tim yang "cukup mengimbangi" raksasa-raksasa Asia. Kemenangan, kini menjadi satu tolok ukur keberhasilan.
Garuda Kalah Secara Peringkat FIFA, namun Menang di Atas Kertas
Melawan Timnas China, Indonesia sebenarnya mempunyai keunggulan di banyak sisi, kendatipun kalah secara peringkat FIFA. China sekarang menempati rank #91, sementara Timnas Garuda ada di rank# 129.
Laga tandang melawan Bahrain (rank# 76), jelas menunjukkan kualitas setara para pemain Indonesia yang dihuni banyak pemain Internasional. Masuknya Mees Hilgers dan Eliano Reijnders ke dalam skuad juga menambah kualitas lini pertahanan.
Kemudian jika melihat performa China yang dilatih Branko Ivankovic, dari 7 laga yang sudah dibesut pelatih asal Kroasia tersebut, hanya menghasilkan satu kemenangan, dua seri, dan empat kekalahan.
Data di atas termasuk tiga kekalahan beruntun di matchday sebelumnya, yakni 0-7 melawan Jepang, 1-2 melawan Arab Saudi, dan 1-3 melawan Australia. Lini pertahanan dan buruknya antisipasi set-piece, adalah kombinasi titik lemah dari Tim Naga.
Maka dari itu, tentu tidak muluk jika memberi target kemenangan di laga malam nanti bagi Tim Garuda. Secara materi pemain, komposisi Timnas Indonesia kualitasnya berada di atas China.Â
Pemain yang paling berbahaya dari tuan rumah, adalah Fernandinho (31 tahun) yang merupakan pemain naturalisasi asal Brasil.
Menghadapi serangan Fernandinho, pertahanan Indonesia yang dihuni kiper Maarten Paes, Mees Hilgers, Jay Idzes, dan Calvin Verdonk tentu mempunyai kemampuan untuk meredam aksinya.Â
Tinggal bagaimana untuk mewujudkan kemenangan di atas kertas menjadi kemenangan di papan skor, adalah kemampuan lini serang Indonesia dalam mencetak gol.Â
Perkiraan Susunan Pemain Timnas Indonesia
Kabar cedera berhembus menimpa Jordi Amat dan Sandy Walsh, meski nama terakhir ini masih sangat mungkin diturunkan. Tidak akan merubah format 3-4-2-1, Coach STY akan mempercayakan gawang Indonesia kepada kiper FC Dallas, Maarten Paes.
Rizky Ridho bisa diunggulkan untuk masuk menggantikan Jordi Amat, menemani Mees Hilgers dan Jay Idzes di sebtral pertahanan.
Untuk area wing-back, Asnawi Mangkualam yang sudah punya pengalaman mancanegara di Liga Korea Selatan dan Thailand, jadi sosok yang menarik ditunggu dalam kualitasnya menyerang. Di sisi kiri, Calvin Verdonk jelas tak tergantikan. Berada di tengah, Thom Haye dan Ivar Jenner masih layak dipertahankan seperti ketika starter melawan Bahrain.
Trio di depan, tentu bisa menggunakan kembali Malik Risaldi sebagai satu titik tumpu high-pressing, bersama dengan Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen. Dari ketiga penyerang ini, diharapkan babak pertama sudah menghasilkan skor untuk kemenangan Garuda.
Satu evaluasi yang harus diingat ketika laga melawan Bahrain, adalah jangan terlalu bermain "bersih" dalam menjaga keunggulan, sebelum wasit meniup peluit akhir.Â
Untuk itu, sosok agresif seperti Wahyu Prasetyo dan Ricky Kambuaya biasa menjadi alternatif pergantian terakhir untuk mempertahankan keunggulan.
Head to Head dan Prediksi Pertandingan
Berbicara tentang sejarah, tentu China masih jauh unggul dibandingkan Indonesia. Dari 17 kali pertemuan, Tim Naga menang 11 kali, imbang 3 kali, dan Garuda menang 3 kali. Pertemuan terakhir tersaji pada 2013, di mana China mengalahkan Indonesia pada ajang Piala Asia.
Jauhnya jarak pertemuan tersebut dengan sekarang, membuat kedua tim tentu sama-sama buta dengan kekuatan lawannya. Menganalisis permainan di tiga matchday sebelumnya, bisa ditarik menjadi satu garis perkiraan jalannya pertandingan.
China dengan formasi 4-4-2 andalan Ivankovic, mengandalkan sisi flank dalam memberikan umpan silang ke depan gawang. Permainan bola atas persis seperti Australia, bisa menjadi serangan awalan mereka.
Namun, Indonesia unggul dalam hal kualitas individu dan kecepatan. Inilah yang harus dimanfaatkan oleh Coach STY, agar pemain sayap seperti Calvin Verdonk dan Asnawi/Sandy Walsh bisa lebih menaikkan garis pertahanan. Surplus pemain di depan bola, akan memperbesar kans Rafael Struick dkk mencetak gol.
Jika strategi Coach STY berjalan dengan lancar, maka babak pertama Indonesia dapat unggul dibandingkan China. Tinggal bagaimana pengalaman disamakan Bahrain di laga sebelumnya, menjadi pelajaran untuk mempetahankan kedudukan.
Tidak boleh ada prasangka terhadap wasit Omar Al Ali asal Uni Emirat Arab, ia harus diperlakukan secara berbeda dibanding Ahmed Al Kaf kendati sama-sama dari Timur Tengah. Kestabilan emosional harus dijaga, mengingat laga akan dihelat dihadapan puluhan ribu pendukung China.
Satu tekanan besar bagi tim tuan rumah, kekalahan dari Indonesia di laga ini bisa jadi menjadi sebuah sinyal perpisahan bagi Branko Ivankovic.
Ayo Timnas Indonesia, bawa pulang tiga poin dari Qingdao! Garuda pasti bisa taklukkan Sang Naga!
Salam olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H