Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang China Vs Indonesia, Saatnya Garuda Terbiasa dengan Target Menang di Asia

15 Oktober 2024   11:18 Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:58 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk area wing-back, Asnawi Mangkualam yang sudah punya pengalaman mancanegara di Liga Korea Selatan dan Thailand, jadi sosok yang menarik ditunggu dalam kualitasnya menyerang. Di sisi kiri, Calvin Verdonk jelas tak tergantikan. Berada di tengah, Thom Haye dan Ivar Jenner masih layak dipertahankan seperti ketika starter melawan Bahrain.

Trio di depan, tentu bisa menggunakan kembali Malik Risaldi sebagai satu titik tumpu high-pressing, bersama dengan Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen. Dari ketiga penyerang ini, diharapkan babak pertama sudah menghasilkan skor untuk kemenangan Garuda.

Satu evaluasi yang harus diingat ketika laga melawan Bahrain, adalah jangan terlalu bermain "bersih" dalam menjaga keunggulan, sebelum wasit meniup peluit akhir. 

Untuk itu, sosok agresif seperti Wahyu Prasetyo dan Ricky Kambuaya biasa menjadi alternatif pergantian terakhir untuk mempertahankan keunggulan.

Head to Head dan Prediksi Pertandingan

Berbicara tentang sejarah, tentu China masih jauh unggul dibandingkan Indonesia. Dari 17 kali pertemuan, Tim Naga menang 11 kali, imbang 3 kali, dan Garuda menang 3 kali. Pertemuan terakhir tersaji pada 2013, di mana China mengalahkan Indonesia pada ajang Piala Asia.

Jauhnya jarak pertemuan tersebut dengan sekarang, membuat kedua tim tentu sama-sama buta dengan kekuatan lawannya. Menganalisis permainan di tiga matchday sebelumnya, bisa ditarik menjadi satu garis perkiraan jalannya pertandingan.

China dengan formasi 4-4-2 andalan Ivankovic, mengandalkan sisi flank dalam memberikan umpan silang ke depan gawang. Permainan bola atas persis seperti Australia, bisa menjadi serangan awalan mereka.

Namun, Indonesia unggul dalam hal kualitas individu dan kecepatan. Inilah yang harus dimanfaatkan oleh Coach STY, agar pemain sayap seperti Calvin Verdonk dan Asnawi/Sandy Walsh bisa lebih menaikkan garis pertahanan. Surplus pemain di depan bola, akan memperbesar kans Rafael Struick dkk mencetak gol.

Jika strategi Coach STY berjalan dengan lancar, maka babak pertama Indonesia dapat unggul dibandingkan China. Tinggal bagaimana pengalaman disamakan Bahrain di laga sebelumnya, menjadi pelajaran untuk mempetahankan kedudukan.

Tidak boleh ada prasangka terhadap wasit Omar Al Ali asal Uni Emirat Arab, ia harus diperlakukan secara berbeda dibanding Ahmed Al Kaf kendati sama-sama dari Timur Tengah. Kestabilan emosional harus dijaga, mengingat laga akan dihelat dihadapan puluhan ribu pendukung China.

Satu tekanan besar bagi tim tuan rumah, kekalahan dari Indonesia di laga ini bisa jadi menjadi sebuah sinyal perpisahan bagi Branko Ivankovic.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun