Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persembahan Gol ke-904 Cristiano Ronaldo bagi sang Ayah dan Flegma pada Gelar Individual

2 Oktober 2024   00:01 Diperbarui: 2 Oktober 2024   01:51 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Cristiano Ronaldo dalam laga Al Nassr vs Al Rayyan, Selasa (1/10/2024). Sumber : Instagram @alnassr via bola.net 

Selasa (1/10/2024) dini hari WIB, adalah momen Cristiano Ronaldo mencetak gol ke-904 dalam kariernya. Gol tersebut merupakan penentu kemenangan 2-1 Al Nassr atas Al Rayyan (Qatar) di matchday 2 Liga Champions Asia. Bukan seleberasi "siu" yang dilakukan kali ini, namun sebuah doa ia panjatkan sambil mengangkat kedua telunjuknya ke atas.

"Gol hari ini memiliki cita rasa yang berbeda dan saya berharap ayah saya masih hidup karena hari ini adalah hari ulang tahunnya," ungkap Ronaldo kepada media tentang seleberasinya, dikutip dari bola.com.

Ayah Cristiano Ronaldo, Jose Dinis Aveiro telah meninggal dunia pada tahun 2005 di usia 51 tahun. Jika hari ini beliau masih hidup, ini akan menjadi ulang tahun ke-71 baginya.

Namun sayang, ketika sang anak Cristiano Ronaldo Dos Santos Aveiro sedang menapaki puncak dunia, ia sudah dipanggil Sang Ilahi sebab penyakit liver. Diberitakan, Jose Dinis tidak bisa lepas dari alkoholisme dan itu mempercepat kepergiannya dari dunia ini. 

Sepanjang kariernya hingga dedikasi gol ke-904 semalam, tercatat hanya sekali Cristiano Ronaldo membicarakan sang ayah di depan publik. Momen tersebut adalah saat Piers Morgan melakukan wawancara pertama kepada CR7, September 2019.

Piers Morgan menunjukkan sebuah video lawas yang diambil tepat sebelum EURO 2024 Portugal digelar. Jose Dinis diwawancarai oleh seorang di video tersebut tentang perasaannya melihat Cristiano Ronaldo mengenakan seragam Timnas Portugal.

Dalam video itu, Jose Dinis mengaku sangat bangga atas pencapaian anaknya, yang sebenarnya belum seberapa dibanding yang seharusnya bisa dilihatnya. Ia ingin sekali pergi ke stadion menonton sang anak, namun tidak mau kehadirannya justru mengganggu CR7 bermain.

Cristiano Ronaldo lantas tak bisa menahan air matannya lagi melihat video yang baru pertama kali dilihatnya itu.

"Saya tak pernah melihat videonya. Tak pernah. Sulit dipercaya," ucap Ronaldo dikutip dari detiskport.com.

"Saya kira wawancaranya begitu menyenangkan, tapi saya tak menyangka akan menangis. Tapi saya tak pernah melihatnya. Saya tak tahu di mana anda mendapatkannya. Saya harus punya untuk menunjukkannya kepada keluarga saya,"

"Tapi saya benar-benar tak kenal ayah saya 100 persen. Dia seorang pemabuk. Saya tak pernah bicara dengannya, seperti mengobrol seperti biasa, itu sulit," kenang Ronaldo. 

Pernyataan inilah yang akhirnya mengonfirmasi kabar burung di media massa, bahwa setelah Cristiano Ronaldo meninggalkan Madeira menuju Lisbon dan Manchester, hanya ibunya Maria Dolores Aveiro, dan saudara-saudarinya yang menemani perjuangannya. 

Sang ayah sayangnya harus wafat 6 September 2005 dan tidak bisa melihat anaknya jadi salah satu pesepakbola terhebat yang pernah ada.

Momen seleberasi Cristiano Ronaldo semalam, juga merupakan sebuah perdamaian hati yang begitu mendalam. Membahas sang ayah untuk kedua kalinya di depan publik usai lima tahun lalu, hanya kalimat positif yang ia berikan. Salut.

Momen Cristiano Ronaldo mengusap air matanya pada interview bersama Piers Morgan, September 2019. Sumber : www.bolasport.com
Momen Cristiano Ronaldo mengusap air matanya pada interview bersama Piers Morgan, September 2019. Sumber : www.bolasport.com

Hubungan Benci tapi Cinta Cristiano Ronaldo-Jose Dinis

Berdasarkan informasi yang bertebaran di media, plus perbincangan Cristiano Ronaldo dengan Piers Morgan, dapat ditarik sebuah asumsi bahwa hubungan ayah-anak ini menunjukkan benci tapi cinta.

Jose Dinis merupakan pensiunan tentara Portugis, yang setelah kedinasannya tidak bisa lepas dari minuman beralkohol. Diberitakan bahwa ia akhirnya menjadi tukang kebun dan istrinya Maria Dolores Aveiro (ibu Ronaldo) juga ikut membantu keuangan keluarga dengan menjadi tukang bersih-bersih rumah.

Sewaktu Cristiano Ronaldo menginjak SD, diketahui ia lebih senang mengikuti ayahnya yang juga menyambi sebagai seorang kit-man di klub sepakbola lokal Andorinha di Funchal, Madeira. Sedikit intermezzo, wilayah ini kini telah dibangun oleh sang megabintang menjadi sebuah bandara, Cristiano Ronaldo International Airport.

Mengetahui anaknya lebih tertarik dalam dunia sepak bola, Jose Dinis segera memasukkannya ke klub tersebut, dan sisa perjalananan karier seorang Cristiano Ronaldo akhirnya menjadi mahsyur sampai sekarang ini. Jadi, Jose Dinis memang berjasa besar terhadap "langkah bayi" CR7 memilih sepak bola sebagai jalan hidupnya.

Hanya saja, komunikasi yang terjalin di antara keduanya menjadi memburuk saat Ronaldo beranjak remaja. Masalah alkoholisme ayahnya menjadi dinding penyekat relasi mereka, ditambah lagi kakak laki-laki Ronaldo, Hugo Aveiro juga masuk ke jurang narkotika.

Jadilah Cristiano Ronaldo yang kita kenal sekarang, memang membenci minuman keras dengan latar belakang keluarga yang dialaminya itu.

Menjelang ajal menjemput sang ayah, Cristiano Ronaldo memberikan perhatian besar dengan menerbangkannya ke London untuk mendapatkan perawatan terbaik bagi lever-nya. Namun sayang, kondisi Jose Dinis tidak bisa tertolong lagi.

Dikutip dari detiksport.com, saat Ronaldo membela Real Madrid ada sebuah video beredar di media sosial menunjukkan bahwa Ronaldo sedang mencium sesuatu barang ayahnya sebelum bertanding. Media sosial sang pemain juga kerap mengucapkan hari ulang tahun kepada Jose Dinis Aveiro, sekalipun sang ayah sudah tiada.

Hingga akhirnya tibalah momen gol melawan Al Rayyan yang cukup menyentuh semalam.

Hubungan ayah-anak seperti ini kerap terjadi di masyarakat pada umumnya. Ketika anak beranjak dewasa, terbuka semua pandangan obyektif kepada sang ayah, karena ia memiliki kebebasan untuk berpikir dan menentukan pilihan secara mandiri. Tinggal bagaimana tetap berusaha memberikan cinta sekalipun pernah terucap kata benci.

Foto keluarga ketika Cristiano Ronaldo (tengah) memegang trofi bersama sang ayah, Jose Dinis (kanan). Sumber : www.celebfamily.com
Foto keluarga ketika Cristiano Ronaldo (tengah) memegang trofi bersama sang ayah, Jose Dinis (kanan). Sumber : www.celebfamily.com

OTW 1.000 Gol, Bulan Madu Bersama Stefano Pioli Masih Berlanjut

Kembali mengenai kelanjutan musim 2024/2025 bagi Cristiano Ronaldo, masa bulan madunya bersama pelatih Stefano Pioli masih terus berlanjut. Sang manajer selalu meraih kemenangan dari empat partai yang dijalaninya, meskipun ada satu laga tanpa kehadiran CR7 yakni di Piala Raja Saudi melawan Al Hazem (23/9/2024).

Target pribadi 1.000 gol sudah dicanangkan oleh Ronaldo, dan secara realistis membutuhkan minimal dua musim untuk merengkuhnya. 

Bersama Stefano Pioli, Al Nassr kini lebih atraktif dalam bermain, sehingga peluang pun banyak bermunculan bagi Ronaldo. Seperti saat melawan Al Rayyan semalam, Ronaldo mendapatkan tiga peluang emas, sebelum umpan Abdulrahman Ghareeb dieksekusinya lewat tembakan melengkung kaki kiri menit 76'.

Flegma atau Ketidakacuhan pada Gelar Individual (Lagi)

Menambahkan keterangan paska laga semalam, Cristiano Ronaldo juga mengisyaratkan tidak terobsesi lagi pada gelar individual. Flegma atau ketidakacuhannya ini mungkin sudah terbangun sejak lama, saat ia mengklaim Ballon d'Or dan Penghargaan Pemain Terbaik FIFA tidak transparan dalam penilaiannya.

"Itu tadi pertandingan yang berat dan sulit, seperti pertandingan-pertandingan di Liga Champions Asia. Namun, yang terpenting adalah kami menciptakan banyak peluang dan bertahan dengan baik untuk mencegah lawan membuat peluang dengan mudah," katanya paska laga dikutip dari detiksport.com.

"Tidak penting lagi apakah aku yang terbaik atau tidak, hal itu tidak penting lagi untukku. Aku memang terbiasa mencetak rekor, dan aku tidak lagi mencari rekor. Hal yang paling penting untukku sekarang adalah menikmati diriku sendiri dan membantu Al Nassr, dan rekan-rekan setimku untuk menang."

Sepertinya, ini adalah kode keras dari salah satu Greatest of All Time bahwa ia tidak akan menghadiri Ballon d'Or 2024, meski ia mempunyai peluang menjadi peraih Gerd Mueller Trophy.

Salam olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun