Menjelang ajal menjemput sang ayah, Cristiano Ronaldo memberikan perhatian besar dengan menerbangkannya ke London untuk mendapatkan perawatan terbaik bagi lever-nya. Namun sayang, kondisi Jose Dinis tidak bisa tertolong lagi.
Dikutip dari detiksport.com, saat Ronaldo membela Real Madrid ada sebuah video beredar di media sosial menunjukkan bahwa Ronaldo sedang mencium sesuatu barang ayahnya sebelum bertanding. Media sosial sang pemain juga kerap mengucapkan hari ulang tahun kepada Jose Dinis Aveiro, sekalipun sang ayah sudah tiada.
Hingga akhirnya tibalah momen gol melawan Al Rayyan yang cukup menyentuh semalam.
Hubungan ayah-anak seperti ini kerap terjadi di masyarakat pada umumnya. Ketika anak beranjak dewasa, terbuka semua pandangan obyektif kepada sang ayah, karena ia memiliki kebebasan untuk berpikir dan menentukan pilihan secara mandiri. Tinggal bagaimana tetap berusaha memberikan cinta sekalipun pernah terucap kata benci.
OTW 1.000 Gol, Bulan Madu Bersama Stefano Pioli Masih Berlanjut
Kembali mengenai kelanjutan musim 2024/2025 bagi Cristiano Ronaldo, masa bulan madunya bersama pelatih Stefano Pioli masih terus berlanjut. Sang manajer selalu meraih kemenangan dari empat partai yang dijalaninya, meskipun ada satu laga tanpa kehadiran CR7 yakni di Piala Raja Saudi melawan Al Hazem (23/9/2024).
Target pribadi 1.000 gol sudah dicanangkan oleh Ronaldo, dan secara realistis membutuhkan minimal dua musim untuk merengkuhnya.Â
Bersama Stefano Pioli, Al Nassr kini lebih atraktif dalam bermain, sehingga peluang pun banyak bermunculan bagi Ronaldo. Seperti saat melawan Al Rayyan semalam, Ronaldo mendapatkan tiga peluang emas, sebelum umpan Abdulrahman Ghareeb dieksekusinya lewat tembakan melengkung kaki kiri menit 76'.
Flegma atau Ketidakacuhan pada Gelar Individual (Lagi)
Menambahkan keterangan paska laga semalam, Cristiano Ronaldo juga mengisyaratkan tidak terobsesi lagi pada gelar individual. Flegma atau ketidakacuhannya ini mungkin sudah terbangun sejak lama, saat ia mengklaim Ballon d'Or dan Penghargaan Pemain Terbaik FIFA tidak transparan dalam penilaiannya.
"Itu tadi pertandingan yang berat dan sulit, seperti pertandingan-pertandingan di Liga Champions Asia. Namun, yang terpenting adalah kami menciptakan banyak peluang dan bertahan dengan baik untuk mencegah lawan membuat peluang dengan mudah," katanya paska laga dikutip dari detiksport.com.
"Tidak penting lagi apakah aku yang terbaik atau tidak, hal itu tidak penting lagi untukku. Aku memang terbiasa mencetak rekor, dan aku tidak lagi mencari rekor. Hal yang paling penting untukku sekarang adalah menikmati diriku sendiri dan membantu Al Nassr, dan rekan-rekan setimku untuk menang."