Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kira-kira, Vonis Apa yang Akan Diberikan Pada Manchester City?

14 September 2024   13:50 Diperbarui: 14 September 2024   14:52 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, jadwal sidang terkait dakwaan 115 pelanggaran finansial Manchester City akan dimulai pada Senin (16/9/2024) mendatang. Pep Guardiola yang seharusnya fokus menatap laga melawan Brentford di pekan keempat Premier League musim 2024/2025, harus disibukkan menjawab sejumlah pertanyaan terkait isu ini. Kira-kira, apa vonisnya ya?

"Ini segera dimulai dan semoga juga selesai segera. Sebuah panel independen akan memutuskan dan saya menantikan keputusannya," ungkap Pep dikutip BBC via detiksport.com.

"Saya tahu apa yang dinantikan orang-orang, apa yang mereka harapkan, saya tahu, yang saya telah baca bertahun-tahun. Semua orang tidak bersalah sampai terbukti sebaliknya. Jadi kita akan lihat," imbuhnya.

Jelas maksud dari sang manajer, banyak fans klub selain Manchester City menantikan vonis besar yang bisa merubah peta sepakbola Inggris secara drastis. Sementara fans City, kini dag-dig-dug berharap para lawyer yang ditunjuk Sheikh Mansour menjalankan tugasnya dengan lancar.

Hanya saja, melihat jumlah tuduhannya sebanyak 115 kasus, ini bisa menjadi sebuah persidangan yang panjang. Hari Senin depan akan dimulai sidang perdana yang dilakukan oleh panel independen dari Premier League, hingga waktu perkiraan vonis mencapai 10 minggu. 

Menjadi penting, kesempatan banding atas putusan di sidang ini nantinya hanya bisa dilakukan kepada panel banding independen. Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), tidak bisa lagi digunakan sebagai sarana banding.

Kilas Balik 115 Kasus Pelanggaran Finansial Citizens

Kasus ini bermula usai media Jerman, Der Spiegel, pada 2019 mengeluarkan laporan investigasi berdasarkan data seorang peretas asal Portugal, Rui Pinto. UEFA (Badan Sepak bola Eropa) dan Premier League akhirnya melakukan pemeriksaan terkait liputan tersebut.

Dalam pemeriksaan tersebut, The Citizens dinilai gagal memberikan laporan keuangan yang akurat kepada Premier League dan UEFA. Dalam 115 temuan masalah finansial, di antaranya berkaitan dengan rincian pendapatan klub, sponsor, dan biaya operasional klub di Liga Inggris sejak tahun 2009.

Dugaan pelanggaran peraturan tersebut termasuk tidak memberikan informasi keuangan yang akurat selama sembilan musim terpisah, tidak memberikan perincian lengkap gaji mantan manajer Roberto Mancini selama empat musim dari tahun 2009 hingga 2013.

City juga dianggap tidak memberikan perincian lengkap tentang remunerasi pemain, termasuk bagi mantan gelandang Yaya Toure, selama enam musim dari 2010 hingga 2016. 

UEFA lebih dahulu bergerak memperkarakan kasus ini. Pada tahun 2020 Manchester City dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran serius oleh UEFA terkait aturan Financial Fair Play (FFP) pada tahun 2012 dan 2016.

UEFA memberikan hukuman pada City berupa larangan tampil dua tahun di kompetisi Eropa. Namun sanksi tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS) setelah para lawyer utusan Citizens menang banding.

Lolos dari jeratan tersebut, kali ini Premier League dengan waktu mengumpulkan data lebih lama (4 tahun), mendakwakan sebanyak 115 pelanggaran finansial yang dilakukan oleh tim Manchester Biru.

Jumlahnya menjadi bengkak, sebab Manchester City juga didakwa tidak bekerja sama (kooperatif) dalam penyelidikan Premier League dan tidak menyerahkan dokumen yang diminta selama lima musim dari 2018/2019 hingga 2022/2023.

Kabar buruk bagi fans City, Everton dan Nottingham Forest yang punya jumlah dakwaan lebih sedikit, tidak pernah lolos dari hukuman di fase putusan. Dua tim ini mencoba jalur banding, namun juga tak menghapus hukuman pengurangan poinnya.

Perkiraan Vonis Menurut Banyak Pihak

Persis seperti perkataan Pep Guardiola, publik akan terbagi menjadi dua bagian. Pertama, dengan ceruk kecil adalah fans Manchester City yang berharap timnya lepas dari semua dakwaan. Kedua dengan ceruk lebih besar, adalah mereka yang menanti apakah panel hakim "berani" untuk menghukum tim sebesar Manchester City.

Hukuman yang diberikan kepada Everton dan Nottingham Forest di mata fans bola, adalah hal lumrah karena mereka relatif bukan klub besar. Pengurangan delapan dan empat poin bagi keduanya, dirasa sudah cukup menyakiti musim mereka yang sebenarnya juga terseok-seok. Beruntung mereka tidak sampai terdegradasi musim lalu.

Pendapat pertama disampaikan pihak Premier League selaku penuntut kasus ini. Salah satu eksekutif Premier League yang meminta namanya dirahasiakan, meemperkirakan bahwa hukuman yang akan diterima Citizens adalah pengurangan hingga 80 poin.

"Pandangan kolektif yang saya dengar adalah bahwa sanksi yang tepat harus berupa pengurangan poin yang sangat besar -- yang kita bicarakan di sini antara 70 dan 80 poin -- sehingga menjamin City satu musim di Championship," kata sumber tersebut kepada The Athletic via bola.com.  

Jika ini benar terjadi, maka sekalipun Manchester City membabat habis 38 laga musim 2024-2025 dengan kemenangan (114 poin), jumlah itu akan tereduksi menjadi maksimal 34 poin. Masih ada kans City akan selamat dari degradasi, karena musim lalu ambang batas degradasi adalah 26 poin. Tapi apa iya City bisa menang terus setelah mendapatkan vonis ini?

Selain pengurangan poin, ada juga opsi melucuti trofi Manchester City di Premier League yang berhasil mereka dapatkan selama periode kasus (2010-2019), yakni sebanyak tiga trofi. Atau bahkan jika mendapat banyak desakan, bisa seluruhnya 8 trofi selama periode hingga musim kemarin.

Dalam pandangan media SkySports, hal ini (pelucutan trofi) memang menjadi salah satu atensi klub Big Six lainnya, namun mereka juga paham akan kerancuan yang timbul jika vonis tersebut diberikan. Ini terkait dengan penerima trofi sampai posisi akhir tim terdegradasi yang terdampak.

Berkaca dari kasus Everton dan Forest, para pesaing yang akhirnya terdegradasi di periode dakwaan mereka seperti Leeds United, nyatanya tidak pernah benar-benar melakukan upaya hukum untuk mengklaim pembebasan degradasi mereka.

Pengurangan poin menjadi win-win bagi pihak netral, bukan pengusiran dari Premier League secara langsung ataupun pelucutan trofi.

Lalu bagaimana dengan klub Manchester City sendiri? Mereka tentu dengan percaya diri masih mengatakan tidak merasa melakukan pelanggaran satupun atas 115 dakwaan tersebut. Masalahnya ini 115 loh, bukan 1 atau 2...

Peta Persaingan Liga Inggris (Bisa Saja) Akan Berubah

Lalu bagaimana peta persaingan Premier League selanjutnya jika vonis maksimal, misalnya 80 poin, akan diberikan kepada Manchester City? City mungkin bisa saja lepas dari jerat degradasi, namun nasib Pep Guarrdiola dan para pemainnya yang tidak dapat dipastikan.

Mereka adalah bagian dari klub yang tidak berhubungan dengan celah-celah keuangan ini. Prestasi mereka di atas lapangan, tentu akan ternodai oleh pihak dalam klub jika memang ini terbukti. Dan, tentu sebagai manusia, rasa marah pasti ada.

Juventus bisa menjadi rujukan apabila pengurangan poin maksimal ini seandainya terjadi. Apabila Si Nyonya Tua bisa mempertahankan beberapa pemain lokal yang loyal, seperti Alessandro Del Piero, Ciro Ferrara, dan Gianluigi Buffon, maka City bisa berharap dari lulusan asli akademi klub seperti Phil Foden dan Rico Lewis.

Rasa memiliki mereka berdua tentu lebih besar dibandingkan pemain-pemain mahal yang ditransfer oleh klub. Eksodus besar-besaran mungkin tidak akan terjadi, namun para bintang lawas seperti Ederson, Kyle Walker, Kevin De Bruyne, dan Bernanrdo Silva akan satu kaki berada di pintu keluar.

Rebuild masif dari Manchester City, yang tidak pernah dilakukan oleh Pep sebab ia selalu melakukannya secara bertahap, terpaksa harus dilakukan. Itupun kalau Pep masih memutuskan bertahan, lho...

Kalau dilakukan oleh pelatih lain, tentu tingkat kesuksesannya akan jauh lebih mengecil. Ujung-ujungnya, dua tim yang sedang naik daun yakni Arsenal dan Liverpool akan tersenyum dengan keadaan ini. Peta persaingan dengan tim yang empat kali menjadi juara beruntun tengah dilucuti, tentu akan berubah secara drastis.

Mari kita lihat tiga bulan ke depan, sejauh apa vonis yang berani diberikan oleh panel independen ini melawan klub besar Manchester City?

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun