Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Adrien Rabiot, Solusi Cepat namun Tricky yang Perlu Dipertimbangkan Real Madrid

7 September 2024   23:15 Diperbarui: 7 September 2024   23:42 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adrien Rabiot kala memperkuat Timnas Prancis di EURO 2024 Jerman. Sumber : (AFP/OZAN KOSE) via kompas.com

Di tengah jeda internasional selama dua minggu ini, juara bertahan La Liga dan Champions League, Real Madrid, diterpa berita tidak mengenakkan. Usai David Alaba, Eduardo Camavinga, Jude Bellingham, dan Jesus Vallejo sudah menepi karena cedera, kini ketambahan empat pemain lain yang terkapar. Desas-desus mulai berhembus, Adrien Rabiot bisa jadi "dibungkus".

David Alaba menjadi pemain yang paling lama absen karena ACL, dimulai sejak 18 Desember 2023 lalu. Kehilangan seorang bek spesialis "serep" sekaligus kapten tim Nacho, di akhir musim lalu, entrenador Carlo Ancelotti tetap tak bergeming membeli pengganti.

Menurutnya, ada sosok Jesus Vallejo yang kembali dari masa peminjaman di Granada, plus dua pemain serba bisa, Camavinga serta Aurelin Tchouameni yang akan jadi andalan musim ini.

Eduardo Camavinga ternyata menjadi korban cedera berikutnya. Pada sesi latihan tim tanggal 13 Agustus 2024 menjelang Final UEFA Super Cup, lututnya tertabrak oleh Tchouameni dan dirinya harus menepi minimal hingga akhir September.

Jude Bellingham dan Jesus Vallejo menjadi pasien selanjutnya, dengan sama-sama menderita cedera otot saat sesi latihan tanggal 23 Agustus. Praktis, kala itu hanya tersedia Eder Militao dan Antonio Rudiger sebagai bek tengah tersisa, juga di lini tengah menyisakan Luka Modric, Federico Valverde, Tchouameni, dan Dani Ceballos.

Nama terakhir (Dani Ceballos) harus apes saat mulai mendapatkan menit bermain sejak awal melawan Real Betis (2/9/2024). Pergelangan kakinya terkilir di tengah laga, sehingga harus tinggalkan lapangan lebih cepat. Vonis dokter tim, minimal butuh dua bulan masa pemulihan.

Lalu datanglah undangan kepada para jugador Los Blancos untuk membela negaranya masing-masing. Setelah sesi latihan tim nasional, dilaporkan ada tiga pemain yang menderita cedera dan harus kembali ke Madrid. Aurelin Tchouameni, Ferland Mendy, serta Eder Militao!

Runtutan peristiwa ini tentu membuat banyak pihak menanyakan kembali, apakah Don Carlo mau "menjilat ludah sendiri" usai mengatakan Real Madrid hanya bekerja di bursa transfer untuk Kylian Mbappe seorang. Rasa-rasanya kondisi sekarang ini menuntutnya untuk mempertimbangkan sebuah opsi menarik, yakni mendatangkan Adrien Rabiot secara gratis!

Lini Tengah Real Madrid lebih Rawan

Dari penjelasan di atas, jelas masalah bagi Real Madrid ada di lini belakang dan lini tengah minimal selama sebulan ke depan. Laga tandang melawan Real Sociedad (15/9/2024), bisa jadi akan dilewati tanpa delapan nama tersebut. Tekanan juga bertambah, sebab mereka kini tertinggal empat poin dari Barcelona di puncak klasemen La Liga.

Jika kondisi normal, tentu kedua lini itu butuh ditambal. Namun karena bursa transfer sudah tutup, opsi yang tersedia hanyalah para pemain yang kini berstatus tanpa klub. Sergio Ramos ada di antaranya lho, namun peluang lebih besar ada pada Adrien Rabiot yang dilepas Juventus akhir musim lalu.

Selain itu, lini belakang Real Madrid masih bisa mengharap pada Dani Carvajal, yang musim lalu juga pernah memerankan posisi center-back saat Eder Militao dan Nacho absen. Berduat dengan Antonio Rudiger, pos aslinya sebagai bek kanan dapat diisi oleh Lucas Vazquez yang sudah teruji.

Sementara di lini tengah, praktis hanya menyisakan Federico Valverde dan Luka Modric saja. Nico Paz yang digadang akan jadi gelandang masa depan, juga sudah dilego ke Como. Dengan usia Luka Modric yang sudah 38 tahun, plus ia masih membela Kroasia di laga internasional, tentu sangat beresiko jika memainkannya secara full-time.

Inilah yang membuat Real Madrid, jika harus memilih, mempertimbangkan untuk mendatangkan seorang pemain tengah dengan kualitas seperti Adrien Rabiot.

Adrien Rabiot akan Mudah Bersinergi

Sisi positif dari Adrien Rabiot, gelandang tengah kidal dengan daya jelajah tinggi, sangat banyak sekali bila dijabarkan. Pengalamannya membela PSG dan Juventus jelas menempatkannya di deretan gelandang top dunia.

Usia 29 tahun dengan status langganan Timnas Prancis, juga menjelaskan kapabilitas dan pengalamannya di level tertinggi. Ditambah lagi, sinerginya dengan para punggawa Real Madrid asal Prancis (Mendy, Camavinga, Tchouameni, dan Mbappe) akan cepat dilakukan.

Mendatangkan Rabiot secara gratis juga bisa mendatangkan keuntungan dari sisi ekonomis. Jika jadi dilakukan, musim ini akan diingat sebagai salah satu bursa transfer terbaik Los Blancos sepanjang masa, dengan mendaratkan Kylian Mbappe plus Rabiot secara cuma-cuma. Kapan lagi kita melihat Real Madrid seperti ini?

Dalam formasi 4-2-3-1 ataupun 4-3-3 khas Carlo Ancelotti, Adrien Rabiot bisa memerankan posisi gelandang tengah dan gelandang bertahan. Kemampuan terbaiknya adalah gelandang box-to-box, namun ketenangannya dalam bermain dan mengatur serangan, bisa juga membuatnya sebagai opsi deep-lying playmaker.

Kini, tinggal bagaimana Don Carlo mempertimbangkan masalah di luar lapangan sebagai konsekuensi tricky-nya.

Adrien Rabiot kala muda bersama ibunya, Veronique.(MARCA) via kompas.com
Adrien Rabiot kala muda bersama ibunya, Veronique.(MARCA) via kompas.com

Hal Non-teknis Bisa Jadi Penghalang

Sudah menjadi rahasia umum, Adrien Rabiot adalah pemain yang susah diatur dan banyak maunya untuk urusan kontrak. Perpisahannya dengan PSG mengawali semua cerita ini.

Pemain yang pernah menimba ilmu di youth team Manchester City ini mempunyai seorang agen wanita yang cukup eksentrik, tak lain adalah ibunya sendiri, Veronique Rabiot.

Eksentrik yang dimaksud disini bukan dalam arti melanggar kaidah kontrak, tetapi cukup "saklek" ketika membicarakan kontrak baru. Ini bisa dibuktikan dengan keluarnya Rabiot dari PSG dan Juventus, sama-sama dilakukan secara tidak berbayar alias kontrak habis.

Ini tentu sebuah kejadian unik dalam sepakbola, terlebih dengan kaliber kualitas tinggi sepertinya. Rabiot sebenarnya setia di klub yang ia bela, tetapi meminta "kenaikan gaji" yang tak mampu dipenuhi oleh dua klub lamanya tersebut.  

Kembali ke musim dingin 2018, Adrien Rabiot melalui ibu sekaligus agennya, menolak mentah-mentah penawaran perpanjangan kontrak PSG yang diisukan adalah perkara kenaikan gaji. Hasilnya, ia ditangguhkan dari tim selama setengah musim terakhir.

"Rabiot adalah pemain yang sudah bersama kami sejak di akademi hingga tim senior. Dia selalu mendapat dukungan penuh dari PSG. Akibat keputusan ini, pemain harus menerima konsekuensinya. Dia akan terus di bangku cadangan hingga batas waktu yang belum ditentukan pada musim ini,"ujar Direktur Olahraga PSG saat itu, Antero Henrique, dikutip dari kompas.com.

Setengah tahun tidak bermain, tak membuat dirinya dijauhi klub-klub besar Eropa. Manchester United awalnya menjadi yang paling mungkin mendapatkannya. Namun pada akhir bursa transfer 2019, Juventus menjadi labuhan berikutnya.

Bersama Juventus, kisahnya di akhir masa kontrak juga tak berubah. Lewat sang agen (ibunya), Adrien Rabiot meminta kenaikan gaji dari 7.5 Juta Euro menjadi 10 Juta EURO agar mau memperpanjang masa bhakti di La Vecchia Signora.

Kondisi finansial klub dan terutama perubahan nahkoda ke Thiago Motta mengakibatkan negosiasi menjadi deadlock. Akhirnya, Rabiot harus masuk dalam gerbong bersih-bersih eks pelatih Bologna, bersama nama-nama senior seperti Wojciech Szczesny, Alex Sandro, dan Federico Chiesa.

Tentu sewajarnya klub-klub besar Eropa akan memantaunya, terutama usai tampil lumayan apik di EURO 2024 Jerman lalu. Namun, stigma dirinya adalah "pemain yang banyak mau" menjadi cap negatif bagi klub-klub tersebut.

Teranyar, tiga klub besar Liga Turki , Galatasaray, Fenerbahce, serta Besiktas, dirumorkan berniat memakai jasanya dengan gaji yang besar. Namun lagi-lagi, keputusan eksentrik dirinya dan sang ibu membuat semua tawaran ini mentah. 

Dikabarkan oleh detiksport.com, Adrien Rabiot dan ibunya meminta gaji 40 juta Euro untuk tiga musim. Jumlah itu sudah termasuk komisi bagi sang ibu.

Bagi Real Madrid, sebenarnya angka ini masih tergolong affordable karena durasi lima tahun cukup untuk "memeras keringat" Rabiot guna membantu menguasai panggung sepakbola Spanyol dan Eropa. Ditambah lagi pada tahun 2025, mereka akan mengikuti edisi perdana kompetisi Piala Dunia Antarklub FIFA.

Jadi, bagaimana Don Carlo? Mau angkut, atau ikut arus dengan menolak opsi semewah Adrien Rabiot?

Salam olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun