Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Robert Lewandowski dan Iago Aspas, Duo Anggur Tua La Liga

26 Agustus 2024   15:03 Diperbarui: 27 Agustus 2024   12:34 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robert Lewandowski mencium trofi Liga Champions 2019/2020 ketika membela Bayern Munchen.(AFP/MATTHEW CHILDS/POOL) via kompas.com

Siapa bilang La Liga hanya merupakan medan tempur pemain muda terbaik dunia? Kylian Mbappe, Jude Bellingham, Endrick, Julian Alvarez, Nico Williams, maupun Lamine Yamal boleh saling berlomba mendapat atensi. Tetapi Robert Lewandowski dan Iago Aspas dapat dilabeli tua-tua keladi, anggur tua yang makin lezat dan menawan!

Kedua pemain ini, Lewandowski (36 tahun) dan Iago Aspas (37 tahun), menjadi motor bari Barcelona dan Celta Vigo untuk menguasai klasemen sementara La Liga musim 2024/2025 dengan dua kemenangan. 

Hanya kedua tim ini yang mampu meraih enam poin, yakni melalui hasil Barcelona mengalahkan Valencia 2-1 (18/8/2024) dan mengandaskan Athletic Bilbao 2-1 (25/8/2024), sementara Celta Vigo menaklukkan Alaves 21 (17/8/2024) dan menumbangkan Valencia 3-1 (24/8/2024).

Dengan hasil di atas, menjadi kejutan di awal musim bahwa Celta Vigo yang dilatih Claudio Giraldez bisa memimpin klasemen sementara La Liga bersanding dengan tim asuhan Hansi Flick, Barcelona.

Memang kompetisi masih panjang, tetapi dari cara Lewandowski dan Iago Aspas menjalankan perannya sebagai serdadu veteran, performa keduanya sangat eksepsional.

Reuni Spesial Robert Lewandowski-Hansi Flick

Datangnya Hansi Flick untuk menggantikan Xavi Hernandez sebagai entrenador Blaugrana awal musim ini, awalnya menimbulkan banyak keraguan. Sebab, selain harus memangkas skuad karena masalah finansial, Hansi Flick yang asal Jerman, dipertanyakan proses adaptasinya ke depan bersama Barcelona.

Mempunyai tiga pemain yang bisa menjadi "penyambung lidah"nya di dalam tim, Lewandowski, Marc-Andre ter Stegen, dan Ilkay Gundogan, Hansi Flick harus meratapi bahwa Gundogan kudu pergi untuk kepentingan kestabilan finansial klub. 

Meski ter Stegen mempunyai peran sebagai kapten tim musim ini, Lewandowski menunjukkan ia sebenarnya mempunyai peran "beyond jabatan kapten" bagi Flick.

Robert Lewandowski mampu menjadi pengayom lini serang Barcelona yang berisikan para pemain muda, seperti Ferrran Torres, Lamine Yamal, Pau Victor, serta Raphinha yang berada di usia matang.

Kinerjanya di lapangan, mayoritas menggunakan otak atau visi dalam bermain. Pemain asal Polandia ini terlihat sangat matang dalam menerima, melindungi, dan mengambil keputusan terhadap bola.

Laga melawan Athletic Bilbao pada Minggu (25/8/2024) lalu menjadi ajang pamernya. Dua peluang membentur tiang, serta ada tiga peluang emas mewarnai torehan sebuah gol penentu kemenangan Barcelona 2-1 atas tim tamu.

Satu gol ini menambah perbendaharaan dua golnya saat melawan Valencia, sehingga untuk sementara Lewandowski memimpin daftar topskorer La Liga dengan tiga gol. 

Apa ini merupakan kebetulan saja? Tentu tidak. Pemacu utamanya adalah chemistry antara strategi Hansi Flick dan Lewandowski yang sudah terbukti paten. Yam dua sosok ini adalah pelaku utama treble Bayern Munchen musim 2019/2020!

Lewandowski menjalani musim terbaiknya kala itu, dengan mengemas 55 gol selama semusim, yang dirinci dari 34 gol di Bundesliga, 15 gol di Champions League, dan enam gol di DFB Pokal. 

Robert Lewandowski mencium trofi Liga Champions 2019/2020 ketika membela Bayern Munchen.(AFP/MATTHEW CHILDS/POOL) via kompas.com
Robert Lewandowski mencium trofi Liga Champions 2019/2020 ketika membela Bayern Munchen.(AFP/MATTHEW CHILDS/POOL) via kompas.com

"Dia menekan dengan tim dari depan, jadi kami selalu menerima bola dengan sangat tinggi. Itu bagus untuk permainan kami. Lewandowski adalah pemain yang benar-benar profesional, bekerja keras untuk kebugarannya, tubuh yang dimilikinya, ini bukan usianya. Dia tahu cara mencetak gol dan juga saat ia berada di bawah tekanan," puji Hansi Flick seusai laga melawan Bilbao, dikutip dari kompas.com.

Telah terbukti, Hansi Flick telah membuat Lewandowski "lahir baru" seperti saat mereka bersama di Munchen dahulu. Posisi penyerang yang diplot kepada Lewy, berbeda total dari perlakuan Xavi Hernandez selama dua musim menangani Barcelona. Ini terlihat sedari pramusim di Amerika Utara lalu.

Di era Xavi Hernandez, Lewandowski menjadi penyerang nomor 9 murni, yang hanya bertugas menjadi goal-getter. Ia jarang terlibat pada sirkulasi build-up permaianan yang berputar dari sayap-ke-sayap. Lamine Yamal, Raphinha, maupun Joao Felix dan Ferran Torres, juga mempunyai tendensi untuk melakukan tembakan langsung.

Ini membuat Lewy terisolir di kotak penalti, dan kerap tidak mendapatkan pasokan bola matang. Catatan golnya musim 22/23 sebanyak 33 gol, sedangkan musim lalu menurun menjadi 26 gol.

Bermain dengan formasi 4-2-3-1 ala Hansi Flick, posisi Lewandowski diberikan keleluasaan untuk sedikit turun dan menjemput bola. Visa bermainnya sangat tinggi, sehingga pola kombinasi antara dirinya dengan Raphinha, Lamine Yamal, serta Ferran Torres bisa berjalan dengan baik.

Dengan ikut terlibatnya ia dalam build-up, rekannya pun menjadi semakin paham maksud yang ingin ia sampaikan dalam setiap gesturnya di lapangan. Bola-bola mudah akhirnya bisa ia dapatkan sehingga memperbesar peluangnya masuk ke dalam papan skor.

Apakah reuni spesial Hansi Flick dan Robert Lewandowski ini akan berujung gelar? Jika kondisi fisik prima Lewy bisa terjaga, itu sangat mungkin terjadi.

Iago Aspas (kiri) seusai mencetak gol ke gaang Valencia, 24/8/24. Sumber : www.gilabola.com
Iago Aspas (kiri) seusai mencetak gol ke gaang Valencia, 24/8/24. Sumber : www.gilabola.com

Iago Aspas Berbekal Kecintaan Terhadap Klub Celta Vigo

Pemain tua-tua keladi berikut ini sudah menjadi representasi dari klub itu sendiri. Iago Aspas, penyerang kidal kelahiran Moana, merupakan produk asli akademi Celta Vigo.

Kapten tim Los Celestes ini total memainkan musim ke-15 nya bersergam biru muda. 

Ada dua fase berbeda baginya dalam membela Celta Vigo. Pada musim 2009-2013, Aspas menjelma menjadi pemain muda potensial Spanyol di awal karier profesionalnya. Ini membuat Liverpool kepincut dan mendatangkannya awal musim 2013/2014. 

Hasilnya? Ia hanya menjadi penghangat bangku cadangan saat Steven Gerrard memimpin tim yang lini depannya diisi Luis Suarez, Daniel Sturridge, dan Raheem Sterling.

Musim berikutnya ia dipinjamkan ke Sevilla, yang selanjutnya mempermanenkannya pada Juli 2015. Saking cintanya kepada Celta Vigo, pada bulan yang sama (Juli 2015), ia minta Sevilla untuk memasukkannya ke bursa dan pindah ke klub masa kecilnya tersebut seharga 92 Milyar Rupiah.

Hingga sekarang inilah fase keduanya sebagai pemain yang "balik dari rantau", telah dijalani selama sembilan musim terakhir. Naik-turunnya performa klub, pergantian pelatih hingga musim lalu dipegang Rafael Benitez, sampai kini dilatih Claudio Giraldez yang usainya lebih muda setahun dari Aspas, sudah dijalaninya.

Start apik di La Liga musim 2024/2025 ditandai sang kapten dengan torehan masing-masing satu gol saat menghadapi Alaves (jornada 1) dan Valencia (Jornada 2).

Sepeninggal pasangan emasnya musim lalu, Jorgen Strand-Larsen (dipinjam Wolverhampton), Iago Aspas kini bermain free-role di belakang striker Yunani, Anastasios Douvikas.

Perbedaan mencolok dari strategi 4-3-3 Rafael Benitez yang hampir membuat Celta Vigo terdegradasi musim lalu, dengan strategi Giraldez musim ini, adalah kerapatan dalam bermain.

Musim ini Giraldez mengusung formasi 3-4-2-1, di mana Iago Aspas bebas bergerak dari sisi kanan dan tengah, persis peran Lionel Messi di Inter Miami atau Timnas Argentina. Di tepi lapangan. ada wingback kanan yang mengapitnya bersama gelandang tengah (Fran Beltran) dan Douvikas yang berjarak cukup pendek di depannya.

Strategi ini membuat Iago Aspas cukup mempunyai rekan untuk membagi bola, alih-alih ia harus "lelah" melakukan serangan balik seperti musim lalu di bawah asuhan Benitez.

Basic bermainnya sebagai playmaker di awal karier, juga membantunya mengalirkan bola dengan akurat ke berbagai sudut lapangan. Ini bisa dibuktikan dengan assist-nya atas gol Oscar Mingueza saat menyamakan kedudukan melawan Valencia.

Untuk urusan mencetak gol, Iago Aspas memang bukan tipikal pemain yang bisa menggiring melewati banyak orang. tetapi ia mempunyai sprint jarak pendek yang kencang dan bisa melakukan eksekusi akurat ke sudut gawang, tipikal finisher berkaki kidal.

Jadi, mari kita nantikan sejauh apa kisah indah Iago Aspas dan Celya Vigo akan bermuara musim ini! Apakah hanya menjadi kejutan sesaat, atau mereka bisa menjadi The Next Girona yang musim lalu memutarbalikkan prediksi banyak kalangan.

Salam olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun