Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Robert Lewandowski dan Iago Aspas, Duo Anggur Tua La Liga

26 Agustus 2024   15:03 Diperbarui: 26 Agustus 2024   22:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laga melawan Athletic Bilbao pada Minggu (25/8/2024) lalu menjadi ajang pamernya. Dua peluang membentur tiang, serta ada tiga peluang emas mewarnai torehan sebuah gol penentu kemenangan Barcelona 2-1 atas tim tamu.

Satu gol ini menambah perbendaharaan dua golnya saat melawan Valencia, sehingga untuk sementara Lewandowski memimpin daftar topskorer La Liga dengan tiga gol. 

Apa ini merupakan kebetulan saja? Tentu tidak. Pemacu utamanya adalah chemistry antara strategi Hansi Flick dan Lewandowski yang sudah terbukti paten. Yam dua sosok ini adalah pelaku utama treble Bayern Munchen musim 2019/2020!

Lewandowski menjalani musim terbaiknya kala itu, dengan mengemas 55 gol selama semusim, yang dirinci dari 34 gol di Bundesliga, 15 gol di Champions League, dan enam gol di DFB Pokal. 

Robert Lewandowski mencium trofi Liga Champions 2019/2020 ketika membela Bayern Munchen.(AFP/MATTHEW CHILDS/POOL) via kompas.com
Robert Lewandowski mencium trofi Liga Champions 2019/2020 ketika membela Bayern Munchen.(AFP/MATTHEW CHILDS/POOL) via kompas.com

"Dia menekan dengan tim dari depan, jadi kami selalu menerima bola dengan sangat tinggi. Itu bagus untuk permainan kami. Lewandowski adalah pemain yang benar-benar profesional, bekerja keras untuk kebugarannya, tubuh yang dimilikinya, ini bukan usianya. Dia tahu cara mencetak gol dan juga saat ia berada di bawah tekanan," puji Hansi Flick seusai laga melawan Bilbao, dikutip dari kompas.com.

Telah terbukti, Hansi Flick telah membuat Lewandowski "lahir baru" seperti saat mereka bersama di Munchen dahulu. Posisi penyerang yang diplot kepada Lewy, berbeda total dari perlakuan Xavi Hernandez selama dua musim menangani Barcelona. Ini terlihat sedari pramusim di Amerika Utara lalu.

Di era Xavi Hernandez, Lewandowski menjadi penyerang nomor 9 murni, yang hanya bertugas menjadi goal-getter. Ia jarang terlibat pada sirkulasi build-up permaianan yang berputar dari sayap-ke-sayap. Lamine Yamal, Raphinha, maupun Joao Felix dan Ferran Torres, juga mempunyai tendensi untuk melakukan tembakan langsung.

Ini membuat Lewy terisolir di kotak penalti, dan kerap tidak mendapatkan pasokan bola matang. Catatan golnya musim 22/23 sebanyak 33 gol, sedangkan musim lalu menurun menjadi 26 gol.

Bermain dengan formasi 4-2-3-1 ala Hansi Flick, posisi Lewandowski diberikan keleluasaan untuk sedikit turun dan menjemput bola. Visa bermainnya sangat tinggi, sehingga pola kombinasi antara dirinya dengan Raphinha, Lamine Yamal, serta Ferran Torres bisa berjalan dengan baik.

Dengan ikut terlibatnya ia dalam build-up, rekannya pun menjadi semakin paham maksud yang ingin ia sampaikan dalam setiap gesturnya di lapangan. Bola-bola mudah akhirnya bisa ia dapatkan sehingga memperbesar peluangnya masuk ke dalam papan skor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun