Sementara perebutan medali perunggu akan mempertemukan dua wakil Afrika, Mesir versus Maroko di La Beaujoire Stadium, Nantes, sehari sebelumnya.
Ada banyak kepentingan besar pada laga Final Olimpiade 2024 Paris cabang sepakbola pria nantinya.
Prancis hendak mempersembahkan medali emasi di hadapan publiknya, berupaya menghapus semua stigma negatif yang beredar sepanjang pagelaran Olimpiade.Â
Teranyar adalah ribut-ribut di akhir laga pada partai perempatfinal melawan Albiceleste Argentina yang mengakibatkan kartu merah bagi pemain cadangan, Enzo Millot.
Sama seperti Spanyol yang baru meraih satu emas Olimpiade, Les Blues juga berharap menambah medali emas berikutnya usai Olimpiade Los Angeles 1984.
Di kubu La Roja, mereka ingin menggenapi rentetan prestasi besar di tahun 2024 ini. Usai Real Madrid menjadi jawara Champions League 23/24, Timnas Spanyol menggenapi dengan raihan trofi EURO 2024.
Di level umur, Timnas U-19 Putra dan Putri juga sama-sama mengangkat Piala Eropa U-19, akhir Juli 2024 lalu.
Dari kedua tim, satu pemain mereka masing-masing juga sangat berpotensi menjadi sosok yang terbaik sepanjang turnamen, meski tidak ada anugerah khusus untuk kategori individual.
Jean-Philippe Mateta menjadi salah satu pemain di atas 23 tahun yang dipanggil Thierry Henry bersama Alexandre Lacazette dan Loic Bade. Keberadaannya di lini depan sangat menentukan, dan hingga kini sudah mencetak empat gol sekaligus menjadi topskorer sementara Les Blues.
Pemain Crystal Palace ini membuktikan bahwa meski tidak dipanggil di Timnas Senior asudah Didier Deschamps, ia masih tetap bisa berbakti kepada Les Blues di level Olimpiade. Emas sebagai olimpian, konon lebih berharga dari sisi individual dibandingkan trofi Piala Dunia.
Lain pihak, ada nama Fermin Lopez yang sangat decisive bersama Timnas Spanyol. Dia persis bagaikan reinkarnasi Pedri empat tahun lalu. Dibawa ke Euro, Fermin Lopez langsung melanjutkan aksi di Olimpiade.Â