Dua musim berada di bawah bayang-bayang Manchester City, Arsenal kini perlahan membenahi skuadnya agar makin seksi. Sosok perdana yang datang di musim panas 2024/2025 pun telah diumumkan, yakni bek Italia Riccardo Calafiori. Pemain yang tampil heroik di EURO 2024 Jerman ini diboyong dari Bologna seharga 45 juta Pounds plus bonus 5 juta Pounds.
Hadirnya Calafiori berarti membuat lini belakang The Gunners semakin sempurna. Kata "seksi" saya pilih karena kecenderungan sang manajer Mikel Arteta yang ingin bermain build-up bola pendek dari lini belakang, telah menemukan missing-piece dalam sosok pemain kidal 22 tahun ini.
Ben White, William Saliba dan Gabriel Magalhaes musim lalu sudah menjadi tiga pilar inti di lini belakang. Satu pemain di posisi fullback kiri secara bergantian ditempati Jakub Kiwior, Oleksander Zinchenko dan Takehiro Tomiyasu.Â
Tidak puas dengan ketiganya, maka aksi Mikel Arteta memboyong Calafiori di musim ini jelas merupakan langkah brilian. Ia membajak sang pemain yang sebelumnya santer bergabung dengan Juventus untuk mengikuti pelatihnya di Bologna, Thiago Motta.
Langkah cepat diambil seusai Italia tersingkir dari Piala Eropa, dan Calafiori pun sangat senang untuk bermain di Premier League, liga impiannya.Â
Dengan visi bertahan seperti kebanyakan bek Italia, dipadukan dengan kemampuan mengumpan sekaligus naik membantu serangan, sisi kiri The Gunners dijamin akan makin solid dengan kehadirannya. Calafiori juga bisa menjadi pelapis yang sepadan bagi Gabriel Magalhaes, jika bek Brasil tersebut harus absen sebagai palang pintu.
Seperti apa komposisi Arsenal yang makin seksi di musim ini? Mari kita bahas.
Calafiori Jadi Pelengkap Kuartet Lini Belakang
Seperti dibahas di atas, Riccardo Calafiori kemungkinan besar akan menempati posisi fullback kiri Arsenal dalam formasi 4-3-3. Dengan Ben White di sisi kanan yang cenderung bergerak lurus ke depan, Calafiori bisa menjadi opsi variasi strategi inverted-full back yang kini sedang ngetrend.
Bisa dibandingkan dengan Marc Cucurella di Chelsea dan Timnas Spanyol, dalam bertahan, inverted-fullback ini bergerak ke pos aslinya di sisi kiri. Namun dalam menyerang, si pemain bisa berada di lini tengah menemani gelandang bertahan untuk menciptakan dua pivot di depan tiga bek.
Tujuan dari permutasi ini, adalah ketika lawan melakukan counter attack, lapisan bertahan di lini tengah menjadi cukup tebal. Akibatnya serangan tersebut tidak akan langsung menyasar ke lini belakang, karena sudah dihadang dua "gelandang bertahan".
Ben White, William Saliba beserta Gabriel Magalhaes juga cukup nyaman melakukan build-up permainan lewat umpan pendek. Ini bisa memudahkan Calafiori untuk mengatur dahulu ritme serangan di belakang, sebelum memberikan bola kepada lini tengah yang biasanya dipimpin oleh Martin Odegaard.
Kelebihan Calafiori dibandingkan Zinchenko yang sebenarnya punya tipe sama, jelas adalah kemampuan bertahannya. Dibekali ilmu khas pertahanan gerendel Italia, plus tinggi badan 188 cm, para penyerang Premier League akan berpikir dua kali untuk menembus areanya dengan bola atas.
Jadi, bisa dipastikan dengan kehadirannya, lini belakang Arsenal akan makin lengkap. Menjadi pekerjaan rumah bagi Arteta selanjutnya, adalah mengembalikan performa Takehiro Tomiyasu ke posisi bek tengah sebagai pelapis William Saliba serta menjadikan Zinchenko sebagai pelapis sepadan Calafiori.
Dengan Jurrien Timber juga sudah pulih, maka delapan pemain ini bisa berpotensi menjadi barisan pertahanan terbaik Premier League 2024/2025.Â
Adaptasi Tidak Menjadi Masalah
Tantangan bagi Calafiori ketika memutuskan bergabung dengan Arsenal, lebih banyak adalah masalah non-teknis. Seperti kita tahu, sangat jarang pesepakbola Italia bisa sukses di Premier League.
Gianfranco Zola, Roberto Di Mateo, Paolo Di Canio dan Jorginho adalah nama-nama yang cukup sukses di tanah Inggris. Tak ada dari mereka yang merupakan pemain belakang!
Namun Calafiori sepertinya tak perlu terlalu gusar, sebab di Arsenal sudah ada sosok Jorginho yang akan membantunya beradaptasi. Gelandang senior ini sudah memutuskan untuk tetap di London hingga musim depan, menolak berbagai tawaran "mudik" ke Serie A.
Selain itu, Calafiori juga sudah pernah melancong ke FC Basel sebelum balik kandang ke Bologna. Musim 2022/2023 tersebut adalah salah satu langkah suksesnya, setelah memutuskan pergi dari AS Roma usai tak terpakai oleh Jose Mourinho di skuad utama.
Kemampuan berbahasa Inggris juga sudah dimiliki, jadi tantangan adaptasi sepertinya bukan masalah bagi Riccardo Calafiori.
Bursa Transfer Arsenal Belum Usai
Pada faktanya, David Raya sebenarnya adalah sosok pertama yang dibeli pada musim panas ini sebelum Calafiori. Tetapi kiper yang musim lalu sudah dipinjam Arsenal dari Brentford, hanya tinggal ditebus signing-fee nya usai tampil gemilang di Premier League 23/24.Â
Gelar pribadi EPL Golden Gloves Award 23/24 milik David Raya menjadi buktinya, sekaligus menjadi penanda bahwa Mikel Arteta sudah mulai menemukan ritme dalam menemukan pemain-pemain penting atau decisive.
Musim lalu, ada pula rekrutan brilian Arsenal lainnya dalam sosok Kai Havertz dan Declan Rice. Dua nama ini sangat membantu The Gunners melaju hingga perempatfinal Champions League 23/24 sebelum dikandaskan Bayern Munchen.
Dengan masih menyisakan sebulan penuh untuk bursa transfer yang bakal ditutup 2 September 2024, maka sepertinya Mikel Arteta masih belum selesai untuk berburu pemain incaran.
Posisi yang paling urgent untuk diisi adalah penyerang tengah. Memang ada Kai Havertz dan Gabriel Jesus yang bisa berada di posisi penyerang utama, namun raihan gol keduanya musim lalu kurang menunjukkan kemampuan seorang goal-getter.
Kai Havertz yang baru panas di putaran kedua, sukses bukukan 14 gol dan 7 assist dalam 51 caps berseragam Arsenal. Sementara Gabriel Jesus yang sering terkendala cedera, hanya mencetak 11 gol dan 7 assist sepanjang musim 23/24.
Ada beberapa nama yang santer dihubungkan dengan Arsenal, antara lain Victor Osimhen, Dusan Vlahovic, Benjamin Sesko serta Dominic Solanke. Merekrut satu dari empat nama tersebut, tentu akan membuat Arsenal makin seksi di musim depan.
Welcome to the Jungle, Riccardo Calafiori. Benvenuto!
Salam olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H