Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://gregsatria31.blogspot.com/

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pergerakan Transfer Como 1907 yang Bagaikan Restoran Cepat Saji

23 Juli 2024   08:31 Diperbarui: 24 Juli 2024   22:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Como membawa spanduk bertuliskan Grazie Hartono usai klub promosi ke Seria A.(INSTAGRAM/COMO1907) via kompas.com 

Sempat menangani tim utama musim lalu usai manajemen Como 1907 memecat Moreno Longo di tengah jalan, Cesc Fabregas masih terkendala lisensi kepelatihan UEFA Pro yang harus segera diurusnya.

Maka, manajemen menunjuk Osian Roberts sebagai careteker dan sementara menurunkan pangkat Fabregas hingga akhir musim menjadi asisten pelatih.

Usai mendapatkan lisensinya Juli 2024 ini, Fabregas akhirnya resmi menjadi manajer tim utama Como 1907 kembali. Sedangkan Osian Roberts dialihtugaskan menjadi Kepala Pengembangan Tim. Sebuah langkah khas timur dari Grup Djarum, karena tidak asal membuang bakat-bakat yang berjasa bagi klub.

Tentu harapan besar kini bergantung pada Fabregas yang baru berusia 37 tahun. Ia kini resmi menjadi pelatih termuda di Serie A musim 2024/2025 dengan tantangan utama meloloskan Como 1907 dari jerat degradasi.

Ya, tentu tidak boleh para fans I Lariani berharap lebih daripada hasil tersebut. Gesekan di tier 1 yang berisikan 9 tim sangat luar biasa musim lalu. Mereka adalah Inter Milan (scudetto), AC Milan, Atalanta, Napoli, Juventus, Lazio, AS Roma, Bologna dan Fiorentina.

Lalu ada tier dua yang berisikan klub klasik dengan gaya permainan spesifik, seperti Torino, Udinese, Genoa, Cagliari dan Monza. Klub terakhir inilah, AC Monza, yang bisa dijadikan patokan bagi Como 1907.

AC Monza milik keluarga alm. Silvio Berlusconi, mempunyai visi persis seperti keluarga Hartono untuk menjadikan klub kecil menjadi calon kontender juara di Serie A. Tidak mudah, karena AC Monza baru bisa menginjak posisi 11 dan 12 di dua musim Serie A nya usai promosi tahun 2022.

Sosok Cesc Fabregas, salah satu generasi terbaik tiki-taka Spanyol, diharapkan menularkan kemampuan bermain bola pendek dengan penguasaan bola tinggi. Merujuk pada keberhasilan Xabi Alonso bersama Bayer Leverkusen di musim lalu, tentu tak ada salahnya Fabregas diharapkan fans Como 1907 mempunyai tuah yang sama.

Pasalnya, posisi main Fabregas sebagai jenderal lapangan juga sama persis seperti Xabi Alonso. Bahkan jika menarik generasi ke belakangnya lagi, para jugador lini tengah Spanyol mayoritas berhasil menjadi pelatih sukses. Sebut saja Pep Guardiola, Mikel Arteta dan Xavi Hernandez. 

Perkiraan Formasi dan Peluang di Serie A

Masih mempertahankan beberapa punggawa musim lalu yang berjasa atas peringkat runner-up Serie B, Cesc Fabregas tak akan "lari" dari formasi 4-3-3 khas Spanyol.

Ada dua pemain yang kini diikat permanen usai tampil apik dalam masa peminjaman musim lalu, yakni gelandang Matthias Braunoder yang dibeli dari Austria Vienna serta pemain sayap Gabriel Strefezza yang dibeli dari Lecce.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun