Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pembuktian Terba(l)ik Gareth Southgate

11 Juli 2024   10:21 Diperbarui: 12 Juli 2024   13:52 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gareth Southgate rayakan keberhasilan timnya melaju ke final EURO2024  Kamis (11/7/2024) dini hari WIB. AFP/KENZO TRIBOUILLARD via kompas.id

Di saat banyak yang meragukan, Gareth Southgate membuktikan dirinya memang layak menangani Timnas Inggris. The Three Lions diantarnya secara back-to-back ke Final Piala Eropa. Menang 2-1 atas Belanda, Kamis (11/7/2024) dini hari WIB, Inggris akan bersua Spanyol di laga puncak, Senin (15/7/2024) dini hari nanti.

Inilah sebuah pembuktian terbaik dan "terbalik" dari Gareth Southgate. Pragmatisme hasil tak membohongi, bahwa Inggris lebih baik daripada Jerman, Prancis, Portugal maupun Belanda. 

Tinggal satu kemenangan lagi melegitimasi nama Southgate sebagai pelatih yang pertama mengantar The Three Lions merebut Piala Eropa.

Sebuah pembuktikan terbalik juga, Southgate dengan mindset stick to the plan dan pergantian pemain tepat guna, bisa menjungkalkan prediksi banyak pihak yang menjagokan Belanda bisa tampil di Final EURO 2024.

Bertanding di Signal Iduna Park, De Oranje unggul terlebih dahulu lewat sepakan keras Xavi Simons menit ke-7'. Penalti Harry Kane menit 18' berhasil samakan kedudukan. Dan akhirnya, supersub Ollie Watkins menuntaskan firasatnya dengan menjadi pahlawan kemenangan di menit 90'.

"Aku bersumpah demi nyawa anak-anakku, kataku pada Cole Palmer hari ini. Kami masuk, dia memberi umpan kepada saya, kemudian saya mencetak gol dan itu terjadi," ungkapnya dikutip dari Sportbible via bola.com.

Kalimat tersebut diucapkan Watkins saat masuk sebagai pemain pengganti bareng Cole Palmer di menit 80'. Firasat yang tidak akan terbukti, jika Southgate memilih Ivan Toney sebagai pengganti Harry Kane. Sekali lagi, inilah pembuktian terbaik dan terbalik Gareth Southgate!

Aksi Xavi Simons (Belanda) dan Bukayo Saka (Inggris) pada laga semifinal Belanda vs Inggris (AFP/INA FASSBENDER) via kompas.com
Aksi Xavi Simons (Belanda) dan Bukayo Saka (Inggris) pada laga semifinal Belanda vs Inggris (AFP/INA FASSBENDER) via kompas.com

Stick to the Plan!

Siapa yang menyangka Gareth Southgate meninggalkan Harry Maguire, Jack Grealish dan Marcus Rashford yang terbukti kenyang pengalaman di level internasional?

Siapa juga yang menyangka Luke Shaw bisa memainkan lagi partai sepakbolanya di EURO usai cedera otot akhir Februari 2024?

Siapa yang baru paham kalau Jordan Pickford membawa botol minum yang sudah ditempelkan arah tendangan algojo penalti Timnas Swiss?

Dan siapa yang akhirnya ngeh, bahwa setiap pergantian pemain Southgate selalu membawa hasil? Baik itu Kobbie Mainoo, Cole Palmer, Ivan Toney dan semalam Ollie Watkins.

Semuanya ini sepertinya bukan kebetulan, karena Gareth Southgate menerapkan prinsip mudah, stick to the plan! Tetap pada rencana

Satu rencana awal dengan memainkan Trent Alexander-Arnold sebagai gelandang tengah akhirnya dievaluasi di tengah kompetisi dengan mainkan Kobbie Mainoo. Selain itu, semua pemain reguler hampir pasti diturunkan sebagai starting line-up.

Jordan Pickford, Kyle Walker, John Stones, Marc Guehi, Kierran Trippier, Declan Rice, Jude Bellingham, Phil Foden, Bukayo Saka dan Harry Kane pasti menjadi starter di tiap laganya.  

JIka ada perubahan, itu adalah komposisi skema bermain. Sejak melawan Swiss, Southgate memainkan formasi 3-4-2-1 guna mengakomodir Phil Foden dan Bukayo Saka agar lebih dekat.

Pada laga melawan Belanda, Xavi Simons membuat kejutan besar setelah aksi individunya menit 7' sukses diakhiri dengan tendangan super kencang yang mengarah ke sisi kanan jala Pickford. 

Selain momen magical Ximons ini, tidak ada yang salah dari cara Inggris bertahan. Declan Rice memang kaget dan terpeleset hingga bola bisa dicuri pemain milik PSG tersebut. Namun ini adalah tendangan 1:100 dari pemain yang sering membuang-buang peluang dalam EURO 2024.

Tidak butuh waktu lama bagi The Three Lions samakan kedudukan. Aksi Bukayo Saka meliuk-liuk di kotak penalti menit 14' diakhiri dengan tembakan yang masih bisa diblok Stefan De Vrij. Bola liar segera dihantam olah Harry Kane dan masih melayang di atas mistar.

Sejurus kemudian Kane meringis kesakitan, karena tepat ketika menendang kakinya dihalau oleh bagian bawah sepatu Denzel Dumfries. Usai memonitor lewat VAR, wasit Felix Zwayer putuskan, penalti!

Harry Kane tanpa cela bisa mengarahkan bola ke pojok kanan bawah jala Bart Verbruggen, kendati sang kiper sudah tepat menebak arahnya. Skor menjadi imbang sama kuat, 1-1.

Momen perayaan kemenangan Inggris dalam babak adu penalti melawan Swiss, 6 Juli 2024 (AFP/ADRIAN DENNIS) via kompas.com
Momen perayaan kemenangan Inggris dalam babak adu penalti melawan Swiss, 6 Juli 2024 (AFP/ADRIAN DENNIS) via kompas.com

Pergantian Pemain Jitu

Mengulang lagi momen di fase knockout, peran pemain pengganti sangat krusial bagi kelolosan Inggris ke Final EURO 2024. Di babak 16 besar melawan Slovakia, Ivan Toney mampu menjadi pengganggu di depan gawang Martin Dubravka hingga tercipta gol akrobatik Jude Bellingham dan gol sundulan Harry Kane.

Di babak perempatfinal, masuknya Luke Shaw, Cole Palmer dan Eberechi Eze paska kebobolan oleh Breel Embolo, langsung berbuah gol Bukayo Saka menit 80'. 

Semalam terulang lagi momen comeback, usai dengan berani Southgate mengganti Harry Kane dan Phil Foden dengan Ollie Watkins serta Cole Palmer di menit 80'.

Sepuluh menit berselang, Palmer sukses berikan umpan pada Watkins di kotak penalti Belanda. Dijaga Stefan De Vrij, dalam sekali putar penyerang Aston Villa sukses membobol jala Verbruggen dengan sepakan kerasnya!

Mau dibilang beruntung? Sepertinya kalau sudah tiga kali beruntun seperti ini, harus diakui bahwa ini memang buah pergantian jitu Gareth Southgate yang sudah dipersiapkan secara matang. 

Sekarang tinggal bagaimana melawan Spanyol di laga Final. Sebuah laga yang tentu akan menguras tenaga, karena sayap-sayap La Roja yang diisi Lamine Yamal plus Nico Williams sangatlah berbahaya.

Kelebihan kualitas individual pemain Inggris tetaplah di atas Spanyol. Tinggal bagaimana Southgate mengolah lagi menjadi sebuah ramuan juara. Mau 90' menit bisa, mau hingga extra-time atau adu penalti juga, monggo. Pasalnya mereka sudah berpengalaman kalah di Final EURO 2021 atas Italia via babak tos-tosan.

Semoga fans Inggris masih menyorot Southgate lebih keras daripada berteriak "Football is Coming Home"! Karena selain kalimat itu adalah kutukan, kemampuan terbaik Gareth Southgate ternyata adalah membalik prediksi negatif kepadanya menjadi kemenangan. 

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun