Sementara di kubu Swiss, eksekusi pertama Manuel Akanji gagal taklukkan Jordan Pickford. Sehingga kesuksesan penendang lain seperti Fabian Schar, Xherdan Shaqiri dan Zeki Amdouni jadi terasa hampa.
Soliditas Swiss Hanya Dikalahkan oleh Keberuntungan
Laga ini berlangsung seimbang, dengan soliditas yang ditunjukkan oleh Swiss berhasil dibalas oleh kualitas individu Bukayo Saka.
Perpanjangan waktu digunakan Murat Yakin untuk mengamankan skor imbang, karena ia tahu Inggris punya pemain berkualitas lainnya di bangku cadangan.
Mempunyai seorang Yann Sommer di bawah mistar, adalah salah satu keyakinan utama Swiss bisa memenangkan babak adu penalti. Namun namanya tos-tosan, kegagalan Manuel Akanji tentu sebuah momen yang tidak diperhitugkan sebelumnya.
The Three Lions lanjut ke babak semifinal, menunggu pemenang antara Belanda versus Turki. Kendati melangkah jauh, Gareth Southgate tetap masih belum lepas dari sorotan miskin taktik, karena kemenangan ini terjadi juga berbau keberuntungan.
Sementara bagi Swiss, meski besar harapan saya untuk menjadi salah satu tim kejutan di akhir turnamen, harus pasrah menghadapi kenyataan.Â
Meski begitu, permainan Swiss yang sangat solid layak untuk diapresiasi. Mereka bisa sulitkan Jerman di fase Grup hingga dengan mudah taklukkan Italia di babak 16 besar.
Hanya sayang, keyakinan seorang Murat Yakin hanya kalah dari sebuah momen adu penalti.
Salam olahragaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H