Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beruntung Toni Kroos Tak Diusir di Laga Terakhirnya!

6 Juli 2024   14:37 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:49 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi gelandang Jerman Toni Kroos setelah laga antara Spanyol vs Jerman, Sabtu (6/7/24) dinihari WIB. AFP/TOBIAS SCHWARZ via kompas.id

Satu jam sebelum laga Spanyol versus Jerman, seperti biasa saya googling formasi tim yang sudah diterbitkan oleh masing-masing tim. Nama Emre Can muncul sebagai pendamping Toni Kroos di lini tengah. Saya berkomentar "Robert Andrich dimana?, masa dia kena akumulasi kartu?". 

Ternyata pemain Bayer Leverkusen yang kini berambut mohawk-violet itu diparkir oleh Julian Nagelsmann di awal pertandingan. Menyandingkan Emre Can yang sama-sama stylish-nya dengan Toni Kroos, ga salah nih Nagelsmann?

Laga-pun dimulai, dan hanya butuh waktu tujuh menit bagi Toni Kroos terjebak permainan cepat Spanyol, seperti pikiran saya di awal. Robert Andrich yang biasa menjadi tukang jagalnya, digantikan Emre Can yang masih kikuk di awal partai besar ini.

Toni Kroos kehilangan akalnya! Kaki Lamine Yamal diterjang, berikutnya Pedri dibegal hingga harus meringis tinggalkan lapangan lebih cepat dan diganti Dani Olmo. 

Beruntungnya, tidak ada kartu sama sekali atas dua kejadian brutal ini oleh wasit Anthony Taylor, yang selalu penuh kontroversi.

Pemain-pemain Spanyol terlihat "sangat menghargai" Toni Kroos dengan tidak melakukan konfrontasi. Paham bahwa ini bisa jadi laga terakhirnya.

Luis De La Fuente hanya bisa menunjuk gerstur jari "satu..dua" kepada wasit keempat, sambil tertawa sinis melihat kelakuan Toni Kroos.

Kenapa Toni Kroos? Gugupkah Anda? But its oke. Zinedine Zidane toh lebih buruk lagi saat partai pamungkasnya di Final Piala Dunia 2006 kok. Beruntung Toni Kroos tak diusir di laga terakhirnya ini.

Menit 67' akhirnya Toni Kroos mendapatkan kartu kuning, dan seluruh penonton kecuali fans Jerman pasti bergumam "Finally".

Tuntaskan laga hingga 120' menit, Toni Kroos harus meratapi bahwa ucapan Joselu Mato yang ingin memensiunkannya di Mercedes-Benz Arena, Jumat (5/7/2024) menjadi kenyataan. Gol Mikel Merino menit 119', satu menit sebelum laga dilanjutkan ke adu penalti, membuat Spanyol menang 2-1 atas tuan rumah Die Mannschaft.

Toni Elias Falas Kroos resmi menyudahi laga terakhirnya di dunia sepakbola, pada usia 34 tahun. Total ia sudah mainkan 832 pertandingan, dengan gelar major di level klub meliputi 6 Champions League, 5 Piala Super Eropa, 6 Piala Dunia Antarklub, 4 La Liga dan 3 Bundesliga.

Bersama Die Mannschaft, tentu kita tidak bisa lupakan bagaimana kiprahnya mendominasi Piala Dunia 2014 Brasil, sebagai satu-satunya gelar yang dipersembahkan bagi Timnas Jerman.

Toni Kroos (kiri) melindungi bola saat Real Madrid melawan Atletico Madrid (2/5/2017).(JAVIER SORIANO/AFP) via kompas.com
Toni Kroos (kiri) melindungi bola saat Real Madrid melawan Atletico Madrid (2/5/2017).(JAVIER SORIANO/AFP) via kompas.com

The Silent Galactico dengan Komentar Tajam

Bermain di Bayern Munchen pada periode 2006-2015, pemain yang lahir di Greifswald, 4 Januari 1990 pernah dipinjamkan satu setengah musim ke Bayer Leverkusen pada 2009-2010.

Dalam masa peminjaman ini, ia menyetujui karena lini tengah Die Roten kala itu sudah paten berdiri Bastian Schweinsteiger bersama jangkar Spanyol Javi Martinez. Hingga akhirnya ia kembali pada 2010 dan mulai mendapatkan tempat utama kendati berstatus wonderkid.

Pada Piala Dunia 2014, tengah dirumorkan (dan memang kejadian), bahwa Bayern Munchen akan merekrut anak ajaib Mario Gotze dari Borussia Dortmund senilai 643 miliar rupiah. Yang menjadi atensi adalah, gaji Gotze yang mencapai 12 Jute Euro permusim, sama dengan legenda klub Frank Ribery.

Toni Kroos merasa bahwa Bayern Munchen kurang mengapresiasi bakat lokal seperti dirinya, Thomas Muller, Jerome Boateng, David Alaba dan Holger Badstuber dari sisi gaji, dibanding rekrutan baru macam Gotze, Manuel Neuer dan Thiago Alcantara.

Maka iapun meminta kenaikan gaji, paling tidak setara dengan Mario Gotze yang usianya lebih muda dua tahun daripadanya. Hasilnya, manajemen Die Roten menolak! Seketika Toni Kroos tersedia di bursa transfer, dan Real Madrid segera menebusnya di bawah harga pasar, 435 miliar rupiah.

The rest is history. Toni Kroos selanjutnya menjadi legenda dan bagian tak terpisahkan Los Galacticos jilid kedua bersama Cristiano Ronaldo, Mesut Ozil, Karim Benzema hingga di penghujung kariernya bersama Vinicius Jr, Jude Bellingham dan Rodrygo Goes.

Dikenal sebagai pribadi yang kalem, Kroos sering dijuluki The Silent Galactico dibanding Galactico lain yang sering meledak-ledak. Sergio Ramos, Cristiano Ronaldo, Casemiro bahkan Luka Modric mungkin akan pasang badan di depan jika mereka tidak puas pada kejadian yang dianggap salah.

Tapi bukannya tidak bisa berkomentar, selain masalah perbandingan gajinya dengan Gotze, saya punya satu ingatan atas komentar tajam Toni Kroos kepada Gabri Veiga.

Gabri Veiga adalah pemain muda potensial asal Spanyol yang bermain di Centa Vigo. Ia menerima penawaran Al-Ahli, kala gelombang pengikut Cristiano Ronaldo mulai memenuhi Saudi Pro League. Masalah bagi Kroos, adalah usia Veiga yang kala itu masih 21 tahun!

Dalam postingan kepindahan Gabri Veiga ke Al-Ahli oleh juru-transfer Fabrizio Romano, Toni Kroos menyematkan satu kata komentar, "MEMALUKAN".

Sangat tajam, tetapi terukur, seperti umpan visionernya di atas lapangan. Mario Gotze dan Gabri Veiga tidak bisa berkembang di Bayern Munchen dan Al-Ahli, menunjukkan bahwa penilaian Toni Kroos adalah tepat. Jadi, jangan main-main dengan visi Toni Kroos ya... hehehe

Penampakan sepatu Toni Kroos kala final UCL 2022. Sumber: www.disway.id
Penampakan sepatu Toni Kroos kala final UCL 2022. Sumber: www.disway.id

Sosok Pesepakbola dengan Sepatu Kesayangan

Kemunculan Toni Kroos di rubrik keseharian pemain sepakbola, selain hari pertandingan, ternyata tak jauh-jauh dari si kulit bundar. Ia adalah salah satu pemain yang kerap membagi kecintaannya terhadap sepatu bolanya!

Apparel yang melekat pada kaki "emas"nya ini, selalu dicuci dan dirawat oleh dirinya sendiri, tanpa bantuan orang lain! Kecintaan terhadap satu sepatu produksi perusahaan tanah airnya, Adidas, bak pembeda dengan pesepakbola lain yang selalu gonta-ganti model sepatu setiap tahunnya.

Bahkan, Adidas harus mengeluarkan seri yang sama untuknya, dengan warna dominan putih dan biru, selama 10 tahun terakhir. Adidas Adipure 11Pro kesukaan Toni Kroos, adalah terbitan tahun 2014 silam!

Pada final Liga Champions 2022 melawan Liverpool, Kroos masih mengenakan sepatu Adidas Adipure 11Pro lamanya sampai robek di akhir pertandingan. Sebelum pertandingan, sebenarnya Adidas telah memberikan sepatu Adipure 11Pro baru yang dibuat khusus untuk Kroos dengan warna baru, putih-emas.

Namun, ia tetap menggunakan sepatu lamanya ketika Real Madrid mengalahkan Liverpool 1-0 via gol Vinicius Jr.

Ada satu kelakar dari Gareth Bale, mantan rekan Toni Kroos di Real Madrid, tentang ritual membersihkan sepatu usai latihan dan pertandingan dari rekannya itu.

"Kami pikir dia tidak memercayai petugas kebersihan untuk membersihkannya. Jadi dia selalu membersihkannya sendiri agar sempurna," ungkap Bale dikutip dari kompas.com.

Menanggapi guyonan Bale, beginilah jawaban pemain yang terkenal dengan rambut super klimisnya itu.

"Sepatu saya adalah yang paling penting bagi saya di lapangan, lebih penting dari para pemain lainnya," jawab Toni Kroos.

Saya jadi curiga, apa Lamine Yamal dan Pedri sudah mengotori sepatuya di laga semalam hingga Toni Kroos se"kasar" itu, ya? hehehe

Pada akhirnya, sebagai pecinta bola saya berterimakasih atas hadirnya Toni Kroos di atas lapangan hijau. Visi dan umpannya akan selalu dikenang sebagai salah satu yang terbaik. Jenderal Real Madrid, The Silent Galactico.

Danke, Toni Kroos

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun