Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang Inggris vs Swiss dan Belanda vs Turki, Menanti Efek Keputusan "Tak Adil" UEFA

6 Juli 2024   10:43 Diperbarui: 6 Juli 2024   10:46 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelandang Swiss Ruben Vargas (kanan) merayakan gol ke gawang Italia di babak 16 besar, 29/6/24. AFP/RONNY HARTMANN via kompas.id

Bisakah buktikan bahwa pandangan ini salah, Gareth Southgate?

Merih Demiral, membuat selebrasi kontroversial saat mengemas gol dalam babak 16 besar, 2 Juli 2024.(RONNY HARTMANN/AFP) via kompas.com
Merih Demiral, membuat selebrasi kontroversial saat mengemas gol dalam babak 16 besar, 2 Juli 2024.(RONNY HARTMANN/AFP) via kompas.com

Belanda Harus Siap Hadapi Turki yang "Panas"

Merih Demiral's effect menjadi pisau bermata dua bagi De Oranje, Belanda. Mereka sebenarnya tidak ikut-ikut terhadap protes gestur yang dianggap rasisme oleh publik Jerman, tapi bisa saja dapat getahnya.

Presiden Erdogan dipastikan hadir di lapangan, yang berarti akan memompa semangat Timnas Turki asuhan Vincenzo Montella, plus mendatangkan ribuah warga Turki yang berada di dekat Stadion Olimpiade Berlin, venue laga ini. Kita tahu bersama, banyak sekali warga Jerman yang berdarah Turki seperti para pemain Timnas-nya Mesut Ozil serta Ilkay Gundogan.

Menghadapi lawan yang siap bermain "kesetanan", tugas Ronald Koeman adalah meredam emosi para pemainnya, dan membalik menjadi sebuah momentum menguntungkan. Jangan ikutan panas!

Disinilah peran Virgil van Dijk, Nathan Ake, Cody Gakpo serta Memphis Depay harus lebih tenang dan tajam dalam bermain. 

Tanpa adanya Demiral, Turki kemungkinan akan memainkan bek Galatasaray Kaan Ayhan yang jarang dipasang dengan Samet Akaydin.

Dua pemain asal Milan yang berbeda klub, Tijjani Rijnders dan Hakan Calhanoglu, akan memainkan orkestra permainan di lini tengah. Dukungan dari Jerdy Schouten dan Xavi Simons kepada Rijnders di atas kertas lebih solid dibandingkan Turki yang sering merombak lini tengah mereka.

Arda Guler, sang wonderkid, bisa mendapatkan starter-nya lagi di laga ini sebagai fantasista di belakang Baris Yilmaz dan Kenan Yildiz. Arahan untuk fight dan nothin to lose dari Vincenzo Montella, sangat memungkinkan Turki lebih menguasai babak pertama.

Nah, di babak kedualah momen Belanda yang lebih berpengalaman harus mengambil alih permainan. Donyell Malen dan Steven Bergwijn adalah elemen utama kejutan sisi sayap, melengkapi dominasi Denzel Dumfries di sisi kanan.

Jika bisa meredam "panas"nya skuad Turki, tidak ada alasan Belanda gagal di laga ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun