Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Portugal Melaju dan Sebuah Pertunjukan Momen Kehidupan dari Cristiano Ronaldo

2 Juli 2024   09:36 Diperbarui: 2 Juli 2024   09:41 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diogo Costa dan Cristiano Ronaldo rayakan kemenangan usai laga (1/7/24). (Photo by JAVIER SORIANO/AFP via kompas.com)

Sepakbola akan menentukan sendiri kisah dramatisnya. Seperti laga Portugal versus Slovenia di babak 16 besar EURO 2024, tersaji sebuah "momen kehidupan" yang dialami Cristiano Ronaldo. Sebuah penalti gagal ia manfaatkan di extra time, namun ia berhasil tebus lewat sepakan awal adu penalti. Menang di babak tos-tosan, Portugal melaju untuk ke perempatfinal!

Bertanding di Deutsche Bank Park, Frankfurt pada Selasa (2/7/2024) dini hari WIB, baik Portugal maupun Slovenia gagal mencetak gol hingga usainya extra time. Dilanjutkan ke fase adu penalti, tiga penendang awal Portugal termasuk CR7 sukses membobol gawang Jan Oblak, sementara tiga penendang Slovenia justru gagal semua taklukkan Diogo Costa.

Lewat kemenangan ini, Portugal akan berhadapan dengan Prancis di perempatfinal (5/7/2024). Laga yang menjadi ajang pembalasan kegagalan tuan rumah Prancis di Final EURO 2016, yang melapangkan jalan Sellecao das Quinas menjadi kampiun kala itu.

Pada laga ini, runtutan "momen kehidupan" yang disajikan Cristiano Ronaldo mendapat atensi dari pelatihnya Roberto Martinez. Ia merasa satu tim sangat percaya kepada sang kapten, kendati gagal eksekusi penalti pertama hingga menangis tersedu saat jeda.

"Cristiano adalah kapten kami dan dia menunjukkan bahwa dalam hidup dan sepakbola ada saat-saat sulit, kita tidak boleh menyerah, kita harus terus maju dan itu adalah pertunjukan tentang apa yang harus dilakukan ketika keadaan tidak berjalan dengan baik," ucapnya setelah laga dikutip dari detiksport.com.

Jalannya Laga Portugal vs Slovenia

Portugal sudah dibuka "boroknya" saat kalah melawan Georgia di matchday 3 fase grup. Pertahanan cukup rentan dengan serangan fastbreak, sementara lini depan yang dipimpin Ronaldo kurang variasi dalam membongkar pertahanan. Maka dari itu, pelath Slovenia Matjaz Kek sudah benar jika bermain pragmatis dengan strategi "parkir-bus".

Roberto Martinez menggunakan formasi 4-2-3-1 yang ditunjang kembalinya Rafael Leao ke dalam skuad usai jalani skorsing akumulasi kartu kuning. Diogo Costa di bawah mistar, layak jadi Man of The Match di partai ini.

Joao Cancelo, Ruben Dias, Pepe dan Nuno Mendes menjadi andalan di belakang, dilindungi Joao Palhinha serta Vitinha sebagai gelandang tengah. Bruno Fernandez, Bernardo Silva serta Rafael Leao berfokus untuk membongkar pertahanan Slovenia bersama sang kapten Cristiano Ronaldo. 

Slovenia yang punya materi pemain di bawah level Portugal, andalkan kiper Jan Oblak memimpin 4-4-2 low-block. Dalam kondisi menyerang, kecepatan Benjamin Sesko menjadi andalan untuk mengincar Pepe yang sudah dimakan usia.

Peluang pertama Portugal baru lahir di menit 13'. Bernardo Silva dari sisi kanan berikan crossing tajam ke depan gawang. Cristiano Ronaldo gagal menjangkau bola, sementara Bruno Fernandes yang lakukan sliding-shoot di tiang jauh masih belum mengenai bola.

Trademark freekick Cristiano Ronaldo menit 33' dari jarak 15 meter mengancam gawang Slovenia. Bola sudah ditendang keras, namun arahnya masih sedikit di sudut kiri atas gawang Jan Oblak. 

Di babak kedua, momen tendangan bebas lagi-lagi belum berhasil dimanfaatkan Ronaldo. Menit 55', sepakan kerasnya masih mengarah tepat ke tubuh Jan Oblak yang segera lakukan refleks meninju bola keluar. Tebalnya pertahanan Slovenia membuat momen-momen seperti inilah yang harus dimanfaatkan Seleccao.

Skor tidak berubah hingga waktu normal berakhir. Laga-pun dilanjutkan ke babak extra-time, dan Portugal mendapatkan penalti pada menit 104'! Penalti ini terjadi usai Vanja Drkusic melakukan pelanggaran terhadap Diogo Jota di dalam kotak terlarang.

Cristiano Ronaldo mengambil nafas panjang sebelum mengeksekusi, namun Jan Oblak sudah menebak dengan baik bola kiriman ke sisi kirinya! Gagal lagi momen "pecah telur" CR7 di EURO 2024.

Saat jeda extra time babak pertama, tersorot kamera Ronaldo menangis tersedu-sedu hingga harus ditenangkan Diogo Dalot. Ia tidak percaya bahwa momen penalti tadi gagal, dan bisa berakibat gagalnya Portugal lolos ke babak selanjutnya.

Benjamin Sesko hampir saja mewujudkan mimpi buruk Ronaldo menit 114'. Ia berhasil mencuri bola blunder dari Pepe dan berlari untuk berhadapan satu lawan satu dengan Diogo Costa. 

Sepakannya sudah akurat ke kanan bawah, namun kaki kiri Costa secara gemilang mampu menggagalkan satu-satunya peluang terbaik Slovenia sepanjang laga. Pepe sampai tak sanggup menahan ketakutannya, hingga berlutut usai momen ini. Jika Ronaldo menjadi pusat atensi, maka Diogo Costa adalah hero di laga ini!

Penentuan yang ditunggu CR7 pun tiba, yakni adu tendangan penalti. Josip Ilicic sebagi penendang pertama Slovenia, gagal tunaikan tugasnya usai Costa dengan gemilang membaca arah tembakan ke sisi kiri.

CR7 menjadi algojo pertama Portugal, dengan tekanan besar usai kegagalan sebelumnya. Bola dikirim keras ke sisi kiri bawah. Jan Oblak sudah tepat membaca arahnya, namun bola terlalu kencang untuk ditaklukkan. Tidak ada seleberasi berlebihan, CR7 telangkupkan kedua tangannya dan meminta maaf ke arah fans.

Kesuksesan penalti yang berlanjut di penendang selanjutnya, yakni Bruno Fernandes dan Bernardo Silva. Sementara dua penendang Slovenia lainnya, Balkovec dan Verbic tak mampu taklukkan Diogo Costa.

Momen CR7 menangis saat jeda extra time dan ditenangkan Diogo Dalot. sumber : www.mirror.co.uk
Momen CR7 menangis saat jeda extra time dan ditenangkan Diogo Dalot. sumber : www.mirror.co.uk

Momen Kehidupan Rekayasa Dewa Sepakbola

Bagaimana jika peluang Benjamin Sesko menit 114' itu menjadi gol? Tentu Pepe dan Cristiano Ronaldo akan menjadi veteran pesakitan di sisa hidupnya. Tetapi dewa sepakbola tidak menuliskan hal tersebut!

Inilah indahnya sepakbola. Sama persis jika di Final Piala Dunia 2022 Qatar, Randal Kolo Muani sukses selesaikan peluang terakhir Prancis, maka Lionel Messi tidak akan pernah mengangkat Piala Dunia.

Memang ada unsur dramatisasi, tetapi momen-momen kunci di sepakbola nyatanya boisa menjadi pelajaran dalam kehidupan. Pada laga semalam, Cristiano Ronaldo adalah contoh terbaiknya.

Selalu gagal mencetak gol di fase grup, CR7 masih tetap dipercaya Roberto Martinez memimpin serangan Seleccao. Berbeda dengan Fernando Santos yang memarkirnya di perempatfinal Piala Dunia 2022 melawan Maroko.

CR7 juga tidak berhasil eksekusi penalti di extra-time, hingga ia sangat kecewa pada dirinya dan menangis. Namun ia tetaplah kapten tim yang menjadi panutan. Sebagai eksekutor pertama adu penalti, Dewa Sepakbola kembali memilihnya untuk melanjutkan jalan ke perempatfinal alih-alih memberi Jan Oblak kesempatan kedua lakukan penyelamatan

Cristiano Ronaldo memang termahsyur, tetapi tim Portugal lebih besar daripadanya. Diogo Costa kali ini ambil panggung untuk menyelamatkan "dosa" Ronaldo dan Pepe. Itulah pula yang terjadi di Final EURO 2016 saat Eder cetak gol semata wayang di laga Final.

Pelajaran yang sangat berharga ini, harus benar-benar menjadi hikmah bagi CR7 dan Portugal di laga perempatfinal melawan Prancis nantinya. Menjadi pucuk atensi memang sebuah resiko CR7 sebagai salah satu Greatest of all Time, tetapi ia harus ingat ada rekan di belakangnya yang bisa membantu!

Salam olahraga 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun