Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Petir Thor Sekalipun Tak Mampu Bantu Denmark Hentikan Langkah Jerman

30 Juni 2024   13:15 Diperbarui: 30 Juni 2024   14:03 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kilatan petir yang menyambar Signal Iduna Park, pada laga Jerman vs Denmark. sumber : www.bbc.com

Die Mannschaft, Jerman, tampil perkasa di hadapan salah satu negara Nordik, Denmark, pada babak 16 besar EURO 2024. Tim Dinamit tak kuasa menahan gempuran Kai Havertz dkk, sehingga kalah 0-2. 

Di tengah laga, sambaran petir yang harus hentikan laga beberapa menit, bagaikan bantuan Dewa Thor, yang sayangnya masih belum bisa menyertai Denmark taklukkan tuan rumah!

Bermain di Signal Iduna Park, Dortmund, pada Minggu (30/6/2024) dini hari WIB, kedua tim bermain imbang tanpa gol di babak pertama. Kai Havertz membuka keunggulan Jerman lewat penaltinya menit 53', sebelum Jamal Musiala menggenapkan keunggulan pada menit 68', sekaligus memantapkan dirinya menjadi salah satu topskorer sementara.

Dengan hasil ini, Denmark harus angkat koper dari gelaran Piala Eropa. Sementara Jerman akan menunggu pemenang antara Spanyol versus Georgia, untuk dihadapi di babak perempatfinal.

Jalannya Laga Jerman vs Denmark

Pelatih Jerman, Julian Nagelsmann melakukan beberapa penyesuaian atas absennya Jonathan Tah yang terkena akumulasi kartu kuning. Tidak merubah pakem 4-2-3-1, empat bek di depan Manuel Neuer diisi oleh Joshua Kimmich, Antonio Rudiger, Nico Schlotterbeck dan David Raum.


Robert Andrich masih jadi andalan mengcover otak serangan Toni Kroos, sementara Jamal Musiala dan Ilkay Gundogan kali ini ditemani oleh Leroy Sane untuk mendukung ujung tombak Kai Havertz. Florian Wirtz yang agak redup ketika Jerman bermain imbang 1-1 dengan Swiss di matchday 3, disimpan sebagai senjata cadangan.

Sementara itu Denmark asuhan Kasper Hjulmand dengan formasi 3-4-2-1, andalkan Kasper Schmeichel, Joachim Andersen, Christian Eriksen dan Rasmus Hojlund sebagai backbone permainan. Harus diakui, Denmark kalah segalanya dalam hal materi pemain dibanding Tim Panzer.

Die Mannschaft tampil menggeberak sejak awal laga, bahkan sempat cetak gol melalui Nico Schlotterbeck menit ke-3'. Sepak pojok Toni Kroos sukses diteruskan sundulan bek Borussia Dortmund untuk perdayai Schmeichel. Namun wasit menganulir, karena ada pelanggaran yang dilakukan Joshua Kimmich terhadap pemain Denmark lainnya.

Joshua Kimmich hampir saja membayar kesalahannya, setelah tembakan kerasnya menit 7', mengarah ke kiri atas gawang Denmark. Namun Schmeichel bisa terbang sembari merentangkan tangannya untuk menepis bola.

Tiga menit berselang giliran Kai Havertz yang usahanya digagalkan eks kapten Leicester City tersebut. Lolos dari penjagaan Christensen, Havertz menusuk sisi kiri dan lepaskan tendangan voli yang bisa dibendung Schmeichel.

Pada menit ke-35' wasit Michael Oliver asal Inggris harus menghentikan laga, karena di langit Signal Iduna Park terlihat banyak sekali sambaran petir. Laga baru dilanjutkan usai petir mereda 15' menit kemudian.

Apa ini pertanda Dewa Thor datang membantu Denmark? hehehe

Peluang emas Denmark di babak pertama baru lahir di menit 45+1'. Delaney lakukan pergerakan tanpa bola yang bagus dalam serangan balik, sehingga Eriksen bisa berikan umpan terobosan sempurna padanya. Eks pemain Dortmund itu lantas mengirim bola kepada Hojlund di kotak penalti, sayang sontekan striker MU masih bisa digagalkan Neuer.

Di babak kedua, Denmark lebih berinisiatif menyerang dan sempat dapatkan gol menit 48', namun dianulir VAR. Joachim Andersen bisa selesaikan kemelut di depan gawang Neuer, namun wasit VAR mengindikasikan bahwa ujung sepatu Delaney dalam posisi offside kala menyambut umpan sebelumnya.

Penalti bagi Jerman menit 53'! Joachim Andersen didakwa Michael Oliver handsball, saat mencoba menghalau sebuah crossing di daerah pertahanan.

Kai Havertz kembali menjadi algojo, sama seperti di laga perdana melawan Skotlandia. Tendangannya ke arah kanan sudah bisa ditebak Schmeichel, namun laju bola begitu deras hingga membobol jala Denmark. Gol kedua bagi "King Kai" di EURO 2024!

Rasmus Hojlund mencoba mengetes kesigapan Neuer menit 66', namun sepakannya di dalam kotak penalti masih bisa dihentikan kapten Bayern Munchen itu.

Malah, Die Mannschaft sukses perbesar keunggulan melalui Jamal Musiala menit 68'! Nico Schlotterbeck yang punya umpan lambung akurat, sukses meletakkan bola di belakang pemain Denmark untuk membebaskan Jamal Musiala. Sekali kontrol, "penyihir" milik Bayern Munchen sukses arahkan bola ke tiang jauh gawang Schmeichel.

Tidak ada perlawanan berarti dari Tim Dinamit, bahkan hampir bobol ketiga kalinya saat Florian Wirtz taklukkan Schmeichel dari jarak dekat. Beruntung wasit menganulir, karena posisi pemain Bayer Leverkusen sudah offside saat menerima bola.

Peluang terakhir didapatkan Kai Havertz di akhir laga. Aksi individunya mengalahkan laju pemain belakang Denmark, namun saat lakukan finishing, tendangan lob-nya bisa diantisipasi oleh Schmeichel.

Jerman menang 2-0, dan mereka diprediksikan akan menjalani bigmatch melawan Spanyol di perempatfinal. Syaratnya, Tim Matador harus kalahkan Georgia di babak 16 besar (1/7/2024) dini hari WIB.

Kilatan petir yang menyambar Signal Iduna Park, pada laga Jerman vs Denmark. sumber : www.bbc.com
Kilatan petir yang menyambar Signal Iduna Park, pada laga Jerman vs Denmark. sumber : www.bbc.com

Petir Thor, Jerman yang Mau Belajar dan Musiala Topskor

Banyak sekali pernak-pernik kejadian menarik pada laga yang dipimpin oleh wasit kontroversial asal Inggris Michael Oliver ini. Kilatan petir layaknya kedatangan Myolnir Thor, bertubi-tubi menyambar saat laga baru berjalan 35' menit, menjadi salah satu highlight nya.

Ini merupakan kejadian alam kedua yang terjadi di Signal Iduna Park. Sebelumnya, pada laga Selasa (18/6/2024) antara Turki vs Georgia, atap stadion kebanggaan Borussia Dortmund alami kebocoran deras di salah satu sudutnya.

Tentu ini bukan hanya human error, sebab cuaca di Jerman memang sedang ekstrem tak menentu di peralihan musim ini.

Berikutnya dari sisi strategi, Julian Nagelsmann belajar banyak saat Jerman ditahan Swiss pada laga matchday 3 lalu. Memaksakan dua matahari, Musiala-Wirtz selalu bermain bersama ternyata bisa membuat permainan mudah dibaca. Untuk itu hadirnya Leroy Sane yang lebih bermain di sayap, bisa membantu Kai Havertz dapatkan ruang kosong di lini depan.

Nico Schlotterbeck serta David Raum juga memperkaya variasi serangan dari sisi kiri, dibandingkan Jonathan Tah serta Mittelstadt yang cenderung balance. Variasi ini bisa digunakan melawan berbagai macam tim, terutama jika mereka jadi hadapi kecepatan Lamine Yamal di partai perempatfinal.

Sorotan terakhir adalah gol ketiga dari Jamal Musiala di EURO 2024 ini, membuat namanya melambung sebagai topskorer sementara (3 gol) bersama striker Georgia Georges Mikautadze. Punya ruang bebas di sisi kiri-tengah, fantasista muda ini sangat nyaman bermain dengan siapapun di lini serang.

Jika Kai Havertz bisa diajak bermain set-play, striker cadangan Niclas Fullkrug juga bisa dimanfaatkan sebagai pemberi wall-pass (umpan melalui sundulan atau bola atas).

Harapan tentu adalah tersajinya laga Jerman versus Spanyol di babak perempatfinal. Namun jika ternyata Georgia yang lolos untuk bersua Die Mannschaft, tidak ada ruginya juga. Semua dijamin seru!

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun