Kondisi ini memang bisa memajukan klub yang bersangkutan. Tetapi jika dilihat dari kacamata Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia, Sang Presiden Andritany Ardhiyasa malah mengaku bingung jika PT LIB menambah 2 slot lagi di musim depan. Dikutip dari kompas.com, kiper Persija Jakarta melihat bahwa pemain lokal akan berkurang menit mainnya.
"Ya, itu membuat saya bingung, karena PSSI butuh 150 pemain, tetapi tempat pemain mendapatkan menit bermain malah dibatasi, Ya kalau masalah persaingan, kami setelah memutuskan sebagai profesional sudah siap bersaing dengan siapa pun. Kami bukan memperjuangkan orang-orang yang ada di sini. Kami juga memperjuangkan yang barusan dibilang tak disorot teman-teman media"
Satu yang bisa diperkirakan usai pernyataan PT LIB dan Andritany, sepertinya APPI tidak atau kurang didengar suaranya. Peran regulator disini lebih condong pragmatis mendukung usaha PSSI lakukan akselerasi cepat terhadap perkembangan Liga 1 plus pemain lokal, lewat penambahan slot pemain asing. Â
Apa Semua Klub Mampu Datangkan Pemain Berkualitas?
Pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh klub-klub Liga 1 usai regulasi ini disahkan PT LIB adalah, apa semuanya mampu mendatangkan 8 pemain berkualitas secara berimbang?
Kita tahu ada beberapa klub Indonesia yang sedang atau baru selesai dalam permasalahan pembayaran kontrak terhadap pemain asing mereka. Dengan menambah banyak slot pemain asing, sepertinya hanya beberapa klub saja bakal mempunyai kemampuan finansial rekrut 8 pemain yang seharusnya punya level di atas pemain lokal.
Hal ini bisa jadi pisau bermata dua. Di satu sisi, katakanlah ada lima klub besar yang mampu wujudkan harapan tersebut, akan terjadi persaingan hebat di papan atas Liga 1 musim depan.
Sisi negatifnya, gap dengan klub yang tak mampu datangkan 8 pemain asing berkualitas akan semakin jauh! Ini akan meminimalisir terjadinya kejutan, meski masih saja memungkinkan.
Harus ditemukan titik temu dari regulasi ini dengan level kompetisi. Mungkin bisa diberlakukan salary cap. Mungkin juga bisa ditambah aturan minimal dua pemain Indonesia U-23. Intinya harus ada "rider tambahan" untuk menjaga gap antara klub kaya dan klub dengan finansial terbatas tetap terjaga.
Karena kalau hanya mengatur 8 pemain asing saja, kemungkinan klub-klub membeli pemain asing bagai "kucing dalam karung" akan semakin besar. Jangan sampai, "Asal pemain asing, bisa dicoba jika bergaji minim".Â
Ini malah bisa menurunkan daya saing pemain lokal Indonesia.
Harapan Untuk Pemain Lokal dan Liga 1 Musim Depan
Tentu kita harus melihat regulasi baru ini secara optimistis. Siapa tahu di musim depan, banyak pemain lokal alami peningkatan performa untuk bersaing dengan Ernando Ari, Rizky Ridho maupun Yakob Sayuri guna bisa menembus Timnas Indonesia.