Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Barnabas Varga, Kerumitan EURO dan Solidaritas Rekan Seprofesi

24 Juni 2024   18:21 Diperbarui: 25 Juni 2024   07:31 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum EURO 2024 Jerman kickoff, sempat ada silang pendapat terkait sebuah statement Kylian Mbappe yang mengatakan persaingan di EURO lebih rumit daripada Piala Dunia.

Ini dibuktikan sendiri olehnya, setelah hidung Mbappe harus dioperasi usai hadapi Austria di laga perdana. Bahkan di laga Hungaria versus Skotlandia, Senin (24/6/2024) WIB ada korban lain "rumitnya" Piala Eropa, bernama Barnabas Varga!

"Euro itu rumit. Bagi saya, lebih rumit daripada Piala Dunia. Meskipun tekanan di Piala Dunia lebih besar. Semua tim saling mengenal, kami selalu bermain melawan satu sama lain. Secara taktik, sepak bolanya sangat mirip." inilah pernyataan lengkap Mbappe via bola.net, yang sampai memantik komentar sinis Lionel Messi.

Sebuah perbandingan yang memang tidak bisa diketahui kebenarannya, kecuali bagi yang menjalankannya. Maka dari itu saya sebagai penggemar bola hanya bisa melihat kualitas dan ketatnya pertandingan sebagai patokan. Berdasarkan EURO 2024 Jerman yang sudah mulai melangsungkan matchday ketiganya ini, saya cukup setuju dengan uraian Kylian Mbappe.

Mayoritas laga EURO 2024 hampir selalu menghadirkan laga ketat hingga menit terakhir. Beberapa pertandingan yang saya ingat adalah Portugal vs Ceko, Belanda vs Prancis, serta dua laga pamungkas Grup A semalam, antara Jerman vs Swiss serta Hungaria vs Skotlandia.

Partai yang terakhir saya sebut, Hungaria melawan Skotlandia, bahkan harus dihentikan selama 10 menit lantaran striker Hungaria Barnabas Varga kolaps di tengah lapangan.

Ini mengingatkan kita pada momen berdarah Kylian Mbappe versus Austria serta momen kolapsnya Christian Eriksen di EURO 2020.

Puji syukur, kondisi Barnabas Varga terlapor sudah siuman, dan pagi ini (WIB) tengah menjalani operasi tulang kepala di sebuah Rumah Sakit di Stuttgart.

Pelatih Hungaria Marco Rossi menyatakan kondisinya berangsur stabil, serta tetap meminta dukungan untuk penyerang berusia 29 tahun tersebut.

Momen Kecelakaan Vatal Barnabas Varga

Pada laga Hungaria melawan Skotlandia, dua negara ini membutuhkan tiga poin untuk tetap berpeluang lolos ke babak 16 besar. Skotlandia sedikit di atas angin karena peroleh satu poin usai hasil imbang melawan Swiss, sementara Hungaria masih nol poin setelah selalu kalah melawan Swiss dan Jerman.

Momen horor terjadi di menit 70' saat Hungaria mendapatkan tendangan bebas di sisi kanan pertahanan Skotlandia. Kapten Dominik Szoboszlai mengangkat bola ke depan gawang, yang langsung disambut tumbukan beberapa pemain kedua tim. Kiper Angus Gunn bereaksi dengan maju meninju bola, bahkan sempat menabrak salah seorang rekannya.

Pada momen itu pula Barnabas Varga berniat menyundul bola, namun ia kalah cepat dengan Gunn, lantas terjatuh dengan posisi tidak wajar di atas rumput. Kepalanya menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum tubuh lainnya.

Seketika pemain dari kedua tim tersadar bahwa Varga tengah tak sadarkan diri, dan wasit segera memanggil tim medis untuk memeriksa kondisi Varga.

Semua pemain membentuk lingkaran sembari membentangkan kain, agar penanganan dini ini tidak diabadikan oleh kamera media maupun suporter. Namun terlihat jelas dari wajah pemain kedua tim, terutama Szoboszlai, menunjukkan raut panik dan ngeri.

Sepuluh menit penanganan, tim medis akhirnya membawa tandu untuk langsung mengirim Barnabas Varga ke rumah sakit setempat. Dari foto yang beredar, pada momen ini terlihat Varga masih belum sadarkan diri.

Pernyataan Timnas Hungaria, bahwa striker utama mereka itu alami gegar otak dan patah tulang kepala. Seperti sudah disebut sang pelatih Marco Rossi, kondisi Varga sudah siuman, dan semoga dapat cepat pulih. 

Get well soon, Benjamin Varga!

Mengulas Hipotesa Kylian Mbappe Tentang EURO Lebih Rumit

Kembali membahas pernyataan Kylian Mbappe yang memantik kontroversi seputar lebih rumitnya turnamen EURO dibanding Piala Dunia. Momen EURO 2024 yang tersaji beberapa pekan usai Final UEFA Champions League, masih terasa persaingan ketat dari para pemain kelahiran Eropa.

Kompetisi domestik juga menyisakan beberapa persaingan hingga akhir musim, terutama Liga Inggris. Inilah yang menjadi pendukung hipotesis Mbappe, bahwa para pemain liga-liga top Eropa masih merasakan feel kompetisi ketat di musim lalu. Bahkan jika pun rekan satu tim, masing-masing membawa rivalitas intern tersebut ke gelanggang antarnegara.

Sedangkan jika di Piala Dunia, akan ada momen tertentu terjadi pertarungan jomplang. Misalkan saja di Piala Dunia 2022 Qatar lalu, saat tim-tim kuat Amerika Latin dan Eropa bisa menggilas perwakilan zona lainnya dengan skor telak. Memang sempat terjadi kejutan, seperti saat Argentina kalah 1-2 dari Arab Saudi, tetapi itu tidak memberi kejutan konstan hingga akhir kompetisi.

Hanya Maroko yang bisa menjadi giant killer dengan taklukkan Spanyol serta Portugal di fase gugur. Menurut pandangan subyektif saya, momen Piala Dunia yang merupakan supremasi sepakbola terbesar dunia, lebih mengedepankan faktor non teknis seperti kesiapan mental pemain ditonton milyaran orang.

Sedangkan di Piala Eropa atau EURO, gesekan yang terjadi lebih keras sebab kualitas antar pemain tidak berbeda jauh dan rata-rata mempunyai basic sepakbola yang sama, persis seperti perkataan Mbappe.

Jadi, mau mengiyakan pernyataan Kylian Mbappe, atau setuju dengan klaim Messi bahwa "Mbappe tidak bisa bertemu Argentina di EURO", kembali ke selera masing-masing, ya! 

Salut Kepada Solidaritas Rekan Seprofesi di Eropa

Kemudian menyikapi momen saat Barnabas Varga tengah ditangani medis, sepakbola Eropa seperti sudah mempunyai standar etis bagi rekan seprofesi mereka yang alami cedera serius. Solidaritas pemain-pemain Eropa patut diacungi jempol dan ditiru. Salut!

Berawal dari momen kolaps-nya Christian Eriksen di EURO 2020, kapten Simon Kjaer memerintahkan rekan-rekannya untuk mengelilingi Eriksen saat dilakukan Basic Life Support oleh tenaga medis. Mereka tidak rela momen rekan seprofesinya "tak berdaya", diabadikan kamera-kamera yang tidak bertanggung jawab.

Kemudian di laga semalam, kesiapan lebih baik lagi dengan tersedianya kain untuk kelengkapan para pemain berdiri mengellingi Barnabas Varga. Pagar betis pemain, sudah menjadi tindakan dasar di momen horor seperti itu.

Masih ingat juga kan laga Indonesia melawan Filipina di SUGBK? Usai bek The Azkals Adrien Ugelvik terkapar karena bertabrakan dengan Ernando Ari, "Bang" Jay Idzes yang notabene berlaga di Eropa segera memerintahkan seluruh pemain untuk membuat lingkaran menutup penanganan medis pemain naturalisasi Filipina tersebut.

Ayo bagi pemain-pemain lain yang tidak berkiprah di Eropa, bahkan di Liga Indonesia, mari bisa mencontoh momen kemanusiaan ini. Di antara rekan seprofesi (pesepakbola) harus mempunyai moralitas dan soliditas yang tinggi agar tercipta sebuah laga yang menarik serta menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.

Semoga. Salam Olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun