Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Matchday Kedua Turnamen Toulon, Indonesia U-20 Dilibas Panama U-23 Empat Gol Tanpa Balas

7 Juni 2024   01:00 Diperbarui: 7 Juni 2024   01:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak pojok Mauresmo Hinoke hampir langsung membobol jala Emerson Dimas menit 77'. Meski bola terlihat sedikit masuk, sepakan melengkung ini masih bisa diselamatkan kiper Panama dengan sigap.

Welber Jardim dan Tim Geypens selanjutnya diberi waktu bermain oleh Coach Indra untuk memperkuat lini pertahanan dari serangan Panama yang mulai mengendur.

Gol keempat Panama lahir melalui Jair Pinzon di menit 88'! Tembakan melegkungnya dari sisi kiri pertahanan Indonesia sempat membentur tanah sebelum menghujam ke kanan gawang Ikram Algaffiri. Banyak pemain Indonesia di kotak penalti, namun minim yang berinisiatif menutup tembakan ini.

Lagapun berakhir, dan Indonesia masih mempunyai dua laga tersisa untuk dimainkan meski kemungkinan lolos ke semifinal sangatlah tipis. Sabtu (8/6/2024) esok, Garuda Nusantara akan melawan Jepang U-19, dan di matchday akhir akan meladeni Italia U-21, Rabu (12/6/2024)

Evaluasi Strategi Coach Indra Sjafri

Sedikit evaluasi dalam laga kedua perjalanan Indonesia U-20 di Turnamen Toulon, harus dilakukan mengingat gampangnya gawang Ikram Algaffiri dibobol serta kesulitan lini depan mencetak gol.

Coach Indra Sjafri seperti masih mengabdi pada formasi yang dipakainya dahulu kala menangani Tim Garuda Muda tahun 2013 era Evan Dimas dkk, dan disempurnakan oleh Coach Daurwindo tahun 2017 yang bernama Blueprint Filanesia.

Salah satu indikator pendekatan Filanesia adalah bermain dengan 4-3-3 tiki-taka, berpijak pada strategi Timnas Spanyol saat kuasai dunia kisaran tahun tahun 2010. Umpan pendek antar pemain menjadi kewajiban, untuk membongkar pertahanan lawan. Penguasaan bola menjadi target kedua selain skor.

Namun di zaman ini, strategi tersebut bisa dikatakan "kurang update" karena sudah didapati kontra-strateginya. Sepakbola era selepas 2020 lebih andalkan disiplin dalam setiap transisi. Jadi wajar bila Panama menunggu di belakang, serta akan lakukan "hentakan" lewat transisi menyerangnya. 

Tim yang menggunakan strategi tiki-taka, seringkali terkaget pada momen transisi lawan dan ciptakan chaos di lini bertahan jika dibumbui tekanan fisik. 

Laga melawan Panama ini masih lebih mending dibandingkan ketika hadapi Ukraina di laga pertama. Ukraina lakukan gegenpressing (penyerang menekan bek lawan) khas sepakbola Eropa, membuat Indonesia U-20 sering kehilangan bola bahkan di daerah sendiri.

Jadi pertanyaan bagi saya, apakah antara Coach Indra Sjafri dan Coach Shin Tae-yong (Timnas Senior) tidak memiliki kesepakatan strategi yang sama? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun